Chapter 49: Dilemma.

1.8K 189 19
                                    

Beberapa hari terakhir aku berhenti berbicara dengan jimin. Pertengkaran malam itu membuat nya mendiam kan ku sampai hari ini dan parahnya lagi seakan menyetujui, aku juga ikut mendiamkan nya.

Siang ini setelah pelajaran terakhir namjoon saem. Aku berusaha mencari jimin, tetapi pria itu tak datang, kemarin juga dia tak pulang kerumah, aku tak bisa menelepon nya karena ponsel ku masih bersama dengan daehyun. Aku seperti di situasi yang sangat sulit, disatu sisi aku ingin menyelamatkan sahabat ku dan satunya lagi ingin mempertahankan hubungan ku dengan jimin. Kebetulannya lagi aku yakin ada sesuatu yang disembunyikan antara jimin dan lisa dari ku.

Sepulang dari kampus aku tak ingin kemana mana, aku berusaha menghubungi ponsel ku tapi tak ada jawaban entah apa yang sedang daehyun lakukan, dia juga ikutan menghilang. Aku sudah mencari ke fakultas nya, apartemen nya bahkan bertanya pada teman teman kampusnya. Aku tak berhasil menemukannya.

Sampai akhirnya aku pulang berjalan kaki dari halte hingga di dalam lift. Setelah menunggu beberapa menit, aku terkejut mendapati seorang pria sedang berdiri di depan pintu apartemen ku dengan wajah yang terdapat luka yang sudah mengering.

"bambam... " panggil ku sehingga pria yang bersandar di dinding memalingkan wajahnya. " kau darimana saja, tak ada kabar, ponsel mu juga tidak aktif. Aku hanya tau dari group fakultas kalau kau mengalami kecelakaan, lihat... Wajah mu..." aku mengerakan wajah nya ke kiri dan kekanan melihat seberapa parah nya kondisinya sekarang ini.

"belum sembuh total... Bagaimana apa sudah membaik?"

Bambam tertawa melihat ku dengan senyum yang ia kembangkan "aku tidak apa apa... " katanya sambil menepuk nepuk pelan dadanya. "bagaimana dengan kau? "

"yaahh seperti ini lah, tidak ada yang berubah aku masih mencari lisa..., apa kau pernah melihat nya lagi? "

Bambam terdiam cukup lama, aku tau dia adalah orang yang paling menderita semenjak lisa menghilang, bagaimana tidak orang yang dicintai meninggalkannya tanpa mengatakan sepatah kata apapun.

"kau tau bagaimana rasanya menjadi orang terakhir yang melihat lisa, yang ingin melindunginya, yang ingin membantunya tetapi gagal.. "

Aku mengerutkan dahi ku, apa yang dia maksud dengan ucapannya? Gagal dalam hal apa?.

"gagal? Jika kau menyinggung soal itu. Aku juga merasa sangat gagal dan menyesal telah menyebabkan lisa menghilang, coba saja pertengkaran kami waktu itu tidak pernah terjadi mungkin lisa masih ada di sini. Ya sudah kalau begitu masuk du--- ahh tunggu tunggu.... " tahan ku, aku lupa kalau bambam belum tahu jika aku nyatanya sudah menikah dengan jimin. Kalau tiba tiba jimin pulang hari ini dan mereka bertemu mungkin dia akan shock dan berfikir kalau aku ini wanita nakal.

Dengan cepat aku segera masuk ke dalam dan mengecek keberadaan jimin, tapi keadaan rumah masih sama sejak aku tinggalkan tadi pagi. Jimin masih belum pulang.

"huhh... Sebenarnya dia kemana? "

Setelah memastikan jika jimin tak ada, aku kembali menemui bambam dan menyuruhnya masuk.

"mau minum apa?"

"memang nya ada apa? Aku tak mau minum air mineral"

Okee ternyata sikapnya tak berubah setelah sekian lama menghilang. Aku kira setelah dia mendapat musibah dari tuhan dia bisa menjadi orang yang lebih baik, tapi sepertinya harapan ku terlalu tinggi.

Akhirnya Aku memberikan satu kaleng colla pada bambam, karena tidak ada lagi minuman berasa di dalam kulkas.

"jadi... Untuk apa kau baru datang menampakan diri di depan ku?"

Bambam terdiam sejenak, entah apa yang ingin ia bicarakan aku merasa kalau ini pasti ada hubungannya dengan lisa. Tak mungkin juga bambam menemui ku hanya untuk sekedar menyapa. Yang aku tau Dia bukan orang seperti itu.

HeartfeltWhere stories live. Discover now