Chapter 51: Time for our life

279 48 7
                                    

Akhir...

Apakah ini akhirnya..

Semua yang tak ku ingin telah terjadi di depan mata ku. Ini benar benar tak adil tuhan mengapa aku harus merasakan semua nya secara bersamaan.

Aku mengusap air mata ku entah yang sudah kesekian kalinya setelah daehyun mengatakan jika lisa sudah mati. Hati ku semakin sakit setelah melihat bambam yang terkapar dilantai dengan darah yang masih mengalir dari pelipisnya tatapan nya kosong entah apa yang ia pikirkan mungkin sama dengan ku berharap kalau ini semua hanya mimpi buruk dan menunggu terbangun esok paginya.

Tapi... Sialnya ini nyata.

Jung daehyun pria yang menyebabkan ini semua, menyeret ku dengan kasar aku hanya bisa mengikutinya karena tenaga ku yang sudah habis begitu juga tubuh ku yang tiba tiba lemas tidak sejalan dengan pikiran ku yang harus pergi melihat lisa.

Aku merutuki diriku sendiri yang tiba tiba saja tak bisa berbuat apa apa. Pandangan ku semakin lama semakin samar. Bodoh... Mengapa aku seperti ini disaat yang tidak tepat. Tidak ada yang bisa menolong ku kecuali diriku sendiri.

"Tenang saja aku tak akan membunuh mu..."

Menjadi kalimat terakhir yang aku dengar sebelum pandangan ku kembali menjadi gelap.

---------------

Pagi ini Matahari sudah menampakan dirinya seusai malam yang penuh dengan siksaan berlalu.

Jimin mengerjapkan matanya menyesuaikan pandangan dengan sinar matahari yang masuk melalui celah jendela ruang tamu.

Iya dia tertidur di ruang tamu setelah beberapa kali tidak bisa menelpon seulgi. Sampai saat ini pun ponselnya tidak dapat di hubungi.

"Kemana dia..." fikirnya yang tak dapat di pecahkan. Bahkan ia menelpon orang tua seulgi maupun kakak laki laki nya tapi jawabannya sama. Tidak ada yang tau dimana gadisnya itu berada.

Malam tadi pikiran jimin kalut sekali. Hingga ia berfikir yang tidak tidak kalau seulgi meninggalkan nya. Tapi ia membuang jauh jauh fikirannya itu. Berharap itu hanya akibat ke khawatiran nya saja.

Tetapi kabar buruk datang setelah Bel pintu apartemen nya berbunyi dengan tiga orang petugas polisi lengkap dengan senjatanya muncul secara tiba tiba di depan rumahnya.

Ada apa ini..

Fikir jimin sudah tidak karuan entah mengapa rasanya sangat tidak nyaman. Dan rasa takut yang tiba tiba muncul. Apakah firasatnya benar benar terjadi.

"Selamat pagi dengan saudara park jimin. Saya jung garam" ujar polisi tersebut sambil tersenyum tegas.
"Iya ada yang bisa saya bantu?"
"Ada yang ingin saya kabarkan. Boleh minta waktu nya sebentar?"
"Ahh.. Silahkan masuk"

Jimin pun mempersilahkan ketiga petugas tersebut masuk dan duduk di ruang tamu.

"Ada maksud apa ya kedatangan bapak ke rumah saya?" Tanya jimin sebagai permulaan ia mencoba menarik nafas dalam dalam supaya menetralkan detak jantung nya yang berdetak sangat cepat.

"Apakah anda kenal dengan saudara im jaebum?" tanya polisi itu yang membuat jimin mengerutkan dahinya.

"Iya..."
"kalian berdua dekat?"
"Tidak terlalu... Kami bahkan jarang menyapa"

Pak polisi yang bernama jung garam itu mengangguk anggukan kepala nya. sambil matanya mengelilingi ruangan yang kami tempati.

"Anda tinggal sendiri?"

"Tidak kebetulan saya sudah menikah, tapi istri saya sedang tidak ada di rumah"

"Boleh tau kemana?"

HeartfeltWhere stories live. Discover now