[Chapter 16] Pied Pipper

385 37 0
                                    


I like it more because it's bad
You know it deep down
Now we don't stop (You can't stop)
Be more honest
~Pied Piper_BTS~

1400 words
.
.
.
.
.
###

"Hei, kau telah menyiapkan. Senjata yang ku pesan ?"

Pria dengan kemeja putih bertanya kepada beberapa pria didepanya dengan tangan yang ia sedekapkan di depan dada.

Beberapa pria dihadapannya ragu untuk menjawab. Kurang lebih lima pria berjasa hitam itu saling melemparkan pandangan satu sama lain. Bingung siapakah yang berani menjelaskan kepada seorang pria hadapannya.

"Ada apa? Kenapa kalian diam saja? Apakah uang yang kuberikan masih kurang? Belum cukup? "

"Animida! " teriak semua pria berjas hitam dengan tubuh gagahnya.

Pria berkemeja putih mengerutkan alisnya bingung. Heol , kemarin pria berkemeja putih itu telah memberikan mereka uang dalam 4 tas besar. Bahkan itu lebih dari cukup untuk dibagi berlima.

" eum... Jungsuhamnida sajangnim, senjata masih dalam kami proseskan. Kami pesankan kepada kurir terbaik. Mungkin dalam 3 hari kamu akan mengantarkannya kepada sajanganim. Mengingat, amunisi yang dibuat butuh bahan-bahan yang luar biasa susah didapatkan di Korea. " ucap salah satu pria bersetelan jas hitam.

Pria berkemeja putih hanya menganggukkan kepalanya tanda mengerti dengan situasi.

" jungsuhammida sajangnim, ada salah seorang pria yang mengaku teman anda ingin masuk. " ucap seorang pria bersetelan jas rapi yang berdiri di dekat pintu.

Pria berkemeja putih itu mengerutkan alisnya bingung. Sejenak ia mengingat siapakah temannya? Ia pikir ia tidak memiliki sejauh ini. Mengingat insiden 15 tahun silam.

Merasa telah menebak siapa tamunya, pria berkemeja putih lantas memberikan sinyal dari matanya untuk mempersilahkan kelima pria berjas untuk meninggalkan ruangannya. Merasa memahami sinyal yang berikan, kelima pria berjas segera membungkukkan badannya 90 derajat kemudian melesat pergi dari ruangan.

Setelah seperkian detik, muncul seorang pria dengan kemeja hitam, topi, celana, dan masker hitam.

"Duduklah! "

Pria berkemja hitam yang baru saja masuk langsung mendaratkan bokongnya pada sofa hitam.

Pria berkemaja putih ikut duduk di sofa hitam yang telah tersedia di ruangannya.

" ada apa? "

Pria berkemeja putih tersenyum singkat . Tidak. Lebih tepatnya menyunggingkan sebuah smirk.

"Apakah kau telah menyusun rencana? "

Pria berkemeja hitam membiarkan pertanyaan tersebut menggantung di udara.

" biar kutebak... Rencanamu telah gagal karena mereka bertindak lebih cepat? "

"Yaish... Diamlah kau sekkiya! "

Pria berkemeja hiam kini berdiri. Ia telah naik pitam disinggung oleh pria dihadapannya. Nafasnya memburu seprti akan menghujani tinjunan kepada pria yang kini telah tersenyum sinis di depannya.

" duduklah, aku menyuruhmu kesini bukan untuk mengajakmu bertengkengkar...." pria berkemeja hitam lantas bangun dan membisikkan kalimat kr pria dihadapannya yang sedang menetralkan nafasnya.

"....kau sedang dalam mode manusia. Aku tak segan membunuhmu kalau kau berani lancang. "

Pria berkemeja putih menepukkan tangannya beberapa kali ke pundak pria dihadapannya yang membuat pria dihadapannya kembali duduk.

ROSE  BLOOD VRene(HIATUS)Where stories live. Discover now