Part 25

6.1K 235 2
                                    

Chintya tampak marah, "Kalian semuanya bodoh!! Bagaimana mungkin kalian bisa menyuruh penculik tidak professional menculik wanita jalang itu? Dan bagaimana kalian bisa tidak tau jika Stevan sedang disana?" Chintya memarahi semua anak buahnya yang gagal menculik dan membunuh Alya.

"Maaf nona, dari pantauan kami Tuan Stevan sedang berada di Jerman, kami tdiak menyangka jika dia akan terbang ke Jakarta karena dari informasi yang kami terima setelah dari Jerman dia akan pergi ke Jepang"

"Jika sampai orang suruhanmu itu buka mulut siapa yang memerintahkan menculiknya, saya pastikan nyawa kalian melayang"

"Kami tidak pernah menyebut nama Nona pada mereka, tenang saja."

"Bagaimana saya bisa tenang...jika kalian belum berhasil membunuh wanita jalang itu, dan saya belum mendapatkan Stevan, sekarang bagaimana situasinya?"

"Wanita itu tidak dirawat di rumah sakit, Tuan Stevan sendiri yang merawatnya di penthouse, dari penyelidikan kami wanita itu tidak terluka parah hanya terkilir dan memar. Tapi nona.....ada informasi lain yang mungkin nona harus tau"

"Apalagi?"

"Sejak berita pernikahan mereka tersebar di media, banyak orang yang mengaku sebagai keluarga dari wanita ini dan sekarang mereka berusaha menemuinya, dari hasil penyelidikan kami orang-orang itu ingin meminta tuan Stevan membantu perusahaan mereka"

"Dasar...!!! Wanita murahaan....lihat saja orang-orang disekitarnyapun serakah...kenapa Stevan buta dengan kelakuan wanita itu, kalian terusakan mencari kesempatan membunuhnya, dan ingat lakukan seperti kecelakaan."

"Baik Nona"

Drttt, drttt,drttt....HP Chintya bergertar dia melihat kelayar sebelum mengangkatnya, "Halo Dad, ada apa?"

"Apa yang sudah kamu perbuat? Jauhi Stevan Wide dan keluarganya, perusahaan kita baru saja kembali stabil dan sekarang kamu kembali membuatnya terancam. Jika kamu ingin tetap menikmati hidup mewah Daddy minta kamu hentikan permainanmu, atau kamu akan menanggung akibatnya sendiri"

"Dad...." Belum sempat Chintya melakukan pembelaan diri daddynya sudah menutup teleponnya.

"Kalian bilang namaku tidak akan tersangkut, mengapa Stevan bisa tau jika aku ada dibalik penculikan itu? Sekarang dia mengancam perusahaan daddy.....huh....kalian semua bodoh...."

"Jadi bagaimana nona, apakah kita hentikan dulu?"

"Kalian cari cara lain, pasti ada cara mengenyahkan jalang itu, tapi jangan sampai mencelakaannya dulu, sampai kita memiliki waktu yang tepat"

Stevan benar-benar merawat istri mungilnya,dia mengurus pekerjaannya dari penthouse, menggunakan fasilitas internet, mengadakan pertemuan secara online, dan semua itu membuat Alya semakin tersiksa...bayangkan Alya yang selama ini selalu bebas beraktifitas menajdi seorang yang cacat, mulai dari makan, mandi, bahkan minum Stevan akan membantunya. Dua hari pertama Alya masih menerimanya dia menikmati dimajakan suaminya namun saat hari ketiga Alya sudah mulai melancarkan protes dan hasilnya untuk makan dan minum boleh dia lakukan sendiri, tetapi untuk berjalan masih dilarang padahal kakinya sudah sembuh dan dia sudah bisa berjalan walau harus perlahan.

"Stevan Alvaro Wide !!!!" terdengar teriakan Alya dari dalam kamar, Stevan ada di ruang kerja bersama Nick langsung berdiri dan melangkah ke kamar menemui istrinya yang kelihatannya sedang kesal sampai namanya disebut dengan lengkap, "Ada apa honey?"

Stevan melihat raut wajah bangun tidur istrinya dan melihat mata istrinya yang berkaca-kaca,"Kamu dari mana, kenapa aku ditinggal?" Alya memang sengaja meminta Stevan selalu ada disampingnya sebagai wujud protesnya, tadi dia tidur siang dan saat bangun tidak melihat suaminya entah mengapa dia merasa kesal dan sedih makanya dia berteriak dan berkaca-kaca, karena Stevan ada keperluan diruang kerja dia meninggalkan istrinya, "Ada pekerjaan yang harus aku diskusikan dengan Nick, tidak mungkinkan Nick kusuruh masuk kesini dan melihatmu tidur,maaf....jangan menangis...aku tidak meninggalkanmu" Sahut Stevan sambil membelai lembut kepala istrinya dia heran istrinya akhir-akhir ini sering sekali merasa kesal dan sedih, "Ikut aku ke ruang kerja?" lanjut Stevan dan dihadiahi anggukan kepala. Stevan langsung menggendong istrinya menuju ruang kerja, dia mendudukan istri kesayangannya itu di sofa panjang dan menyelimuti kaki istrinya dengan selimut yang memang diletakan disana, "Ingin makan sesuatu?", Alya menganggukan kepalanya, "Aku ingin makan icecream" Stevan menganggukan kepalanya dan berjalan keluar ruangan mengambilkan ice cream untuk istrinya, Nick yang masih ada diruangan itu hanya bisa menahan senyum dia tidak pernah menyangka bos nya bisa berubah seperti sekarang, bertindak kekanak-kanakan dan berubah menjadi lembut saat bersama istri kesayangannya itu.

Lovely CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang