22# Daddy & Daughter

11.7K 1K 132
                                    

#Salam jogging sehat!!

VOTE FIRST, READ AND COMMENT ALONG THE STORY dears... happy reading!!#

~*~

Bagaimana caranya mendekatkan Everdyn dengan Pak Ridan?

Alina benar-benar merasuki kepalanya dengan ide itu dan sudah beberapa hari ini Lita tidak bisa tidur karena memikirkan 'misinya yang baru' -sebutan yang diberikan Alina untuk niatnya mendekatkan bayi itu pada ayahnya.

Kaylita merasa waktunya semakin pendek saja, dan ia belum memperoleh hasil yang berarti selama ini. Pak Ridan sama sekali tidak pernah memandang Eve atau bahkan menyentuhnya. Jangankan menggendongnya, tersenyum kepada anaknya pun tidak pernah. Dokter itu memang memberikan barang-barang mahal, memenuhi semua keperluannya, memberinya mobil baru yang dimodifikasi untuk bayi, tetapi sama sekali tidak memberikan kasih sayangnya.

Apa yang harus dia lakukan?

Di pagi hari seperti ini seharusnya ia bisa jalan-jalan di taman sambil berjemur bersama Eve. Tetapi karena semalam hujan turun, matahari juga jadi terlambat keluar pagi ini, dan taman becek bukan main. Udara juga terlalu dingin hingga Kaylita harus memakaikan jaket pada Eve. Anak itu merengek jika terus tinggal di dalam kamarnya. Kelihatannya dia sudah hafal sekali jadwal jalan-jalan paginya dan kesal jika tidak diajak keluar kamar. Jadilah Lita hanya menggendongnya di sekeliling rumah. Ia belum sempat sarapan dan sekarang perutnya keroncongan.

Berjalan perlahan-lahan menuju dapur yang seperti biasanya sudah sepi, Lita berharap bisa menemukan bubur atau nasi goreng jatah sarapannya. Tetapi langkahnya terhenti ketika mendengar suara gerungan halus dari teras taman di dekat kolam. Lita mengintip sedikit melalui jendela terdekat, dan ia melihat Pak Ridan sedang berlari di atas treadmill.

Oh, ia lupa kalau Pak Ridan tidak pernah melewatkan jadwal jogging paginya. Dan cuaca yang tidak bersahabat pagi ini pasti memaksanya untuk berolah raga di rumah. Jalanan pasti becek dan licin karena hujan semalam.

Tiba-tiba sebuah gagasan melintas begitu saja dalam benaknya. Lita masih sangat membutuhkan sarapanya dan Eve mungkin bisa mendapatkan beberapa menit bersama ayahnya. Langkah wanita itu bergegas menuju ke ruang penyimpanan di bawah tangga dan ia mengeluarkan kereta dorong Eve. Telinganya memindai sesaat seluruh penjuru rumah dan memastikan tidak ada pelayan lain yang berkitar di bagian teras itu.

Maka Lita mendudukkan Eve di keretanya dan merapatkan jaketnya, "Nana mau makan dulu, kau sama papa sebentar, ya, Eve... Lihat papa lari. Oke?" dengan bisikannya, Lita mendorong kereta itu menuju teras taman.

~*~

Ini sudah empat hari. Seharusnya Pak Hisyam tidak membutuhkan waktu selama itu untuk mencari tahu tentang Averdue Air Lines. Orang kepercayaannya itu selalu bekerja efisien dan sangat disiplin. Ridan sedikit banyak bergantung padanya dalam membuat keputusan-keputusan bisnis yang besar. Pak Hisyam jauh lebih berpengalaman dalam bisnis investasi dari pada dirinya.

Apa mungkin Pak Hisyam sudah tahu kalau Averdue Air Lines bukan lahan yang potensial untuk berinvestasi sehingga dia tidak menganggap penting untuk mengabari Ridan tentang hasil penemuannya? Tetapi bukan itu saja tujuannya mencari tahu tentang maskapai penerbangan itu. Ia perlu mencari tahu tentang Averdue dan keluarga Simbara yang menjadi pemiliknya karena...

"Pak Ridan... Maaf..."

Wanita penyusu itu muncul di pintu menuju teras dengan mendorong kereta Eve. Wajahnya sedikit pucat. Mungkin karena udara dingin. Atau dia sakit?

Secara otomatis Ridan melambatkan laju treadmill-nya hingga ia hanya berjalan ringan di atas alat besar itu.

"Ada apa?"

NURSING CONTRACT Where stories live. Discover now