#specialchapter: Goodbye, Hello

1K 196 73
                                    

special chapter for u guys, I miss this couple sooooo much :(

jangan lupa vote sama comment nya ya, thankschu :*

•••

2025

"halo, cantik."

seungmin berjongkok, pemuda itu membawa sebuket mawar putih yang sengaja diletakkannya di belakang tubuhnya.

"gue mau nepatin janji gue untuk dateng lagi ke sini." pemuda itu mulai mencabuti rumput-rumput liar yang mulai tumbuh di makam gadis itu, kemudian mengambil buket mawar putih yang tadi dibawanya untuk diletakkan di samping nisan bertuliskan 'park chaewon' itu.

"gue tau lo bakal suka ini," seungmin tersenyum."mawar putih, spesial buat lo."

seungmin menghela napasnya berat. lagi-lagi, rasa kehilangan itu muncul dan seakan memaksanya untuk mengeluarkan air mata. namun pemuda itu tetap berusaha setengah mati untuk menahannya.

setidaknya, jangan menangis lagi di depan makam gadis itu.

"it's been a long time, huh?" ucap seungmin, menatap nanar nisan yang warna tulisannya sudah sedikit memudar itu."nggak kerasa, ya. udah 2 tahun lo nggak pernah ke rumah gue lagi. lo juga udah nggak pernah nelpon gue lagi, nggak pernah ngeline gue lagi,"

"...dan lo udah nggak pernah ketawa-ketawa bareng gue lagi, ya?"

seungmin mengulas senyum patetik."enak nggak, di sana?" tanyanya, berharap gadis itu datang dan memeluknya kali ini."jawab dong, won?"

tidak, tidak ada lagi alasan untuk menahan air matanya agar tidak jatuh membasahi pipi. pemuda itu beralih memeluk nisan milik gadis yang sangat ia rindukan kehadirannya sejak hari pertama ia harus merelakan kepergian gadis itu. sejak saat itu, seungmin tidak tahu lagi harus ke mana ia bersandar ketika ia sedang merasakan 'ketidak-adilan' Tuhan yang seringkali gadis itu bicarakan semasa hidupnya.

tanpa gadis itu, ia merasa hidupnya sudah tak ada gunanya lagi.

"won, inget gak dulu gue pernah bilang, kalau cuma lo yang gue punya?" pemuda itu bertanya dengan nada bergetar."mama gue udah nggak ada, papa jarang pulang. sekalinya pulang dia bawa perempuan lain,"

"sekarang, ketika lo udah nggak ada, gue nggak tau untuk apa gue hidup. apa gunanya gue nafas ketika nggak ada yang bisa gue lakuin selain ngebuat hidup orang lain hancur karena gue," seungmin mengusap wajahnya kasar."I'm a mess, I really am."

"gue ngerusak hubungan jeongin, temen gue sendiri, won," pemuda itu kembali terisak."lo bisa pukul gue sekenceng-kencengnya sekarang. gue jahat, won. lo boleh pukul gue!"

"gowon, maaf," isaknya. sedetik kemudian, pemuda itu terdiam. benar-benar sunyi hingga ia kembali meracau, "gue nakal, ya? gue udah jahat, kan? gue nggak berguna, kan? gue pantes mati, kan?"

sekonyong-konyong, seungmin merasakan seseorang memeluknya dari belakang. semakin erat, dan rasanya hangat.

"g-gowon?" seungmin membalikkan tubuhnya."did you hear my words?"

"a-ayo, kita pulang." gadis itu, jinsol, masih setia memeluk tubuh dingin pemuda itu sembari terisak hebat."ayo pulang, seungmin."

"k-kamu bukan gowon," seungmin berdiri, mengambil beberapa langkah mundur."t-tapi kamu bukan gowon!"

"gowon udah nggak ada, min!" jinsol menaikkan nada bicaranya. gadis itu  berusaha menarik tangan seungmin, namun langsung ditepis kasar oleh pemuda itu."please open your eyes, she's in heaven now. please," gadis itu masih terisak, memohon.

mendengar ucapan jinsol, seungmin terdiam. pemuda itu menoleh dengan tatapan kecewa."she's still alive, isn't she?"

pemuda itu jatuh terduduk di tanah. menjambak rambutnya kencang tanpa peduli sudah seberapa kotor pakaiannya kini. jinsol mengulurkan tangannya, berusaha menarik seungmin lembut ke dalam pelukannya.

"k-kamu perlu minum obat," ucap jinsol pelan."kita pulang, ya?"

"no!" tolaknya mentah-mentah, kemudian melepas paksa pelukan jinsol."I want to meet her. ASAP."

"w-what?" jinsol membelalakkan matanya, terkejut."are you going to kill yourself?"

seungmin menoleh dengan tatapan datarnya, membuat bulu kuduk jinsol seketika meremang. pemuda itu kemudian mengangguk yakin.

"no way!" jerit jinsol."are you fuckin kidding me?!"

"shut the fuck up!"

seungmin menenggelamkan kepalanya di antara lipatan kedua tangannya, berusaha menghiraukan betapa sesak dadanya sekarang. suara gemuruh mulai terdengar.

"it's going to rain. you can go," ucap pemuda itu pelan."leave me alone."

"tapi kamu lagi sakit, seungmin."

"I'm okay. you can go. leave me alone, please," seungmin mulai memohon."I will take my medicines later. you have to go."

"tapi--"

"please."

satu menit setelahnya, seungmin betul-betul sendirian. suara gemuruh kembali terdengar. namun, pemuda itu sudah tidak peduli lagi.

"hey, beautiful." seungmin berbaring di samping makam gowon, mengusap-usap nisan milik gadis itu."lo tau, nggak? dada gue rasanya sakit banget sekarang. gue udah nggak bisa nafas, rasanya gue udah deket banget sama yang namanya kematian,"

"but I won't take my medicines," seungmin mengulas senyum tipisnya."gue tau lo pasti sekarang lagi ngetawain gue karena lo tau gue takut mati," pemuda itu terkekeh pelan."but I'm going to meet you, beautiful."

tiga menit kemudian, hujan mulai turun dengan derasnya. suara gemuruh terdengar lebih keras. angin mulai berhembus dengan kencang.

sedangkan dua menit sebelumnya, tangan pemuda itu sudah berhenti mengusap nisan itu. matanya sudah tertutup sempurna dengan senyum yang masih terukir indah di wajahnya.

pemuda itu benar-benar merasa bahagia bersama gadis itu, bahkan ketika ia menghembuskan nafas terakhirnya di sana, di makam gadis yang disayanginya.










































"hello, it's been a long time."

































end.





•••

media:
breathe - lee hi

[0.5] sweet escape | seungmin, gowon ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang