Sihir

6.5K 937 55
                                    

Sebuah berita besar muncul siang itu. Tersebar begitu cepat dikalangan mahasiswa yang bersumber dari selembar poster yang ditempel oleh jurnalis kampus. Wonwoo yang kala itu baru saja selesai menghadiri kelasnya, terheran-heren melihat kumpulan orang yang memadati papan pengumuman departemen. Tak hanya melihat, mereka juga berbicara cukup bising disana.

"Ada apa?" Wonwoo bergumam sembari memandang kerumunan itu dari jauh, yang mana gumaman itu dibalas oleh seseorang yang baru saja datang dari arah belakang.

"Kau tidak tahu? Senior Bae Joohyun memutus ikatan mate-nya sepihak. Dia berencana untuk menikah dengan orang lain dalam waktu dekat." Sang beta menyerngit heran untuk kesekian kalian.

Dia tentu tahu siapa Bae Joohyun, gadis terpopuler yang selalu dielu-elukan seluruh kampus dan juga sosom paling dicari untuk dipersunting karena keelokannya. Namun, apa yang salah dengan memutuskan mate?

Bahkan Mingyu sering mengucapkan hal tersebut diantara obrolan mereka.

Dulu.

Lebih tepatnya sebelum kejadian 5 hari lalu terjadi.

"Lalu apa salahnya?"

"Tentu saja itu salah, apalagi jika kau memutuskannya menggunakan sihir, kemungkinan besar kau perlu diadili."

"Benarkah?"

"Beta sepertimu mana mungkin mengerti. Omega dan alpha terlalu rumit untuk kalian yang biasa-biasa saja."

Sialan.

"Jika tempat ini sepi, mungkin aku sudah memukulmu Jang Doyoon," ujar Wonwoo sembari menahan amarah. Dia mendesis. Hampir saja dia mengumpat dan memukul orang di sampingnya jika dia tidak melihat situasi. Terlalu ramai dan mungkin akan berpotensi menarik perhatian, Wonwoo tidak ingin jika pukulannya nanti malah menjadi isu baru menggantikan berita hangat terkini.

"Aku bercanda Jeon, tapi jika kau merasa sakit hati, aku tidak peduli." Lelaki bernama Jang Doyoon itu menyeringai, semakin lebar setelah Wonwoo pergi begitu saja tanpa meliriknya kembali.

Sang beta hanya berpikir, sudah tidak ada untungnya berlama-lama berada disana. Lebih baik dia pergi menemui Jihoon di kantin daripada meladeni teman kelasnya yang tak pernah ingin akur dengannya itu.

.

"Jihoon-ie, tidak ada yang akan mengambil makananmu, pelan-pelan saja-"

"Uhuk."

"Ha~ kubilang pelan, lihat kau sekarang tersedak." Sang omega terbatuk-batuk cukup keras akibat makan terlalu terburu-buru. Soonyoung segera mengambil soda, membukanya untuk diminum Jihoon.

"Terima kasih," ujar Jihoon setelah meneguk minuman karbonasi yang Soonyoung tawarkan. Netra kecilnya kemudian memandangi teman sekamarnya yang sejak beberapa menit lalu tak berhenti mengaduk amerikanonya. "Ya Jeon,  Berhenti melamun!"

Sepersekian detik kemudian Wonwoo menoleh, sedikit terkejut setelah mendengar teriakan Jihoon yang cukup lantang. "Jangan diam saja, kami disini berusaha menghiburmu dan lihatlah kau manusia tidak tahu diri."

Memaki lagi, semenjak mengenal Jihoon Wonwoo memang menjadi semakin terbiasa dengan mulut jahat sang omega, bahkan dia sering merasa terhibur dengan tingkah Jihoon. Seperti sekarang, Wonwoo malah tertawa melihat Jihoon mengamuk.

"Kau masih merasa tak enak badan? Apa tidak lebih baik kembali ke kamar saja Wonwoo-ya?" Kali ini giliran Soonyoung yang bertanya, lelaki alpha ini mungkin tidak jauh beda dengan mate-nya, namun dibeberapa kesempatan dia bisa jauh lebih lembut dari Jihoon.

Sense | MEANIE ABO AU ✔Where stories live. Discover now