final (end)

2.3K 336 137
                                    

Warning:

Contains implicit!MPREG + adult scene + physical tortures

***

"Apa semua ini... memang telah kau rencanakan?"

Pertanyaan tajam Yoongi justru terdengar bodoh bagi Taehyung yang sudah tak sabar untuk melihat kehancuran. Pemuda Subnormal itu berjalan mendekat, masih tetap tersenyum, berharap Yoongi jatuh cinta padanya sekali lagi hingga bisa dijadikan alat untuk membalas dendam.

"Kau pikir aku sudah amnesia, Min Yoongi?" Taehyung bersidekap. Rasanya lucu menatap Yoongi yang terengah dan ketakutan.

Oh, sebentar lagi, amarah pasti akan segera meledak di dada Yoongi.

Taehyung tidak sabar untuk mengambil peran tambahan sebagai kekasih yang (pura-pura) baik hati. Setidaknya, Yoongi dan kaum normal itu memang pantas diberi pelajaran.

"Sebenarnya kau tidak perlu melawanku. Kau ikut saja mengacaukan semua ini, sebelum kabur, dan kawin lari bersamaku. Aku tidak mungkin membuatmu celaka."

Yoongi kali ini sudah tahu ia harus berdiri di sisi mana. Taehyung memang menawan. Taehyung memang membuatnya terpesona berulang-ulang.

Namun, sampai kapan pun ia yang "normal" takkan pernah bisa memahami jalan pikiran Subnormal.

Yoongi melangkah mundur semakin jauh saat Taehyung berusaha mendekat.

"Pergilah denganku. Biarkan semua ini hancur dan menghilang... Pergilah denganku, Yoongi."

Yoongi menatap jemari Taehyung yang terulur padanya. Genggaman jemari itu tampaknya akan terasa dingin dan kosong. Yoongi menyesal betapa ia pernah sempat "lupa" untuk menolak Taehyung yang sudah berkali-kali dibilang berbahaya. Omongan sadis Profesor Namjoon ternyata tak bisa disepelekan.

Yoongi mulai menyalahkan dirinya sendiri lantaran gara-gara dirinya yang sempat buta, semua orang di sini terancam binasa.

"Yoongi... kemarilah."

"Tidak. Aku tidak akan tertipu olehmu." Yoongi berusaha menegarkan diri. "Kau iblis, Taehyung."

"Hm? Beraninya dirimu berkata begitu setelah orang tuamu jelas-jelas menghancurkan masa depanku." Taehyung tertawa melecehkan. Baginya, sekuat apa pun Yoongi berusaha bersikap tangguh, sosok pucat itu tetap bisa ia buat retak dalam tempo beberapa detik saja.

Dalam sudut pandang Taehyung, Yoongi itu cuma manusia lemah karena tak pernah hidup menderita.

"Yoongi, kalau kau bilang aku tak mencintaimu, kau jelas salah. Aku begitu mencintaimu sampai rasanya aku tidak rela kalau kau hidup tanpa diriku." Pelan pemuda tampan itu berkata, Taehyung menatap Yoongi yang memalingkan muka secara emosional. "Dan karena ketidakrelaanku itu, Yoongi, rasanya daripada kau hidup sendiri tanpa aku, akan jauh lebih adil kalau kau kubawa mati bersamaku."

Yoongi tidak tahu harus menimpali apa. Tak ada ide kalimat lain yang terlontar di pikirannya kecuali mengutuk Taehyung dan menyumpahinya sekejam yang ia bisa.

Yoongi hancur, terluka, patah hati, kecewa, semuanya.

Dan Taehyung tidak akan pernah mengerti betapa Yoongi merasa jauh lebih sakit ketimbang Seokjin yang jelas-jelas telah terinfeksi, atau ketimbang Jungkook yang babak belur karena dianiaya.

Sesungguhnya Min Yoongi adalah korban terparah dalam kasus menjijikkan ini.

"Aku tidak keberatan untuk mati bersamamu, Taehyung," Yoongi akhirnya berkata. Sebagai kaum normal yang merasa bersalah, ia berusaha untuk bernegosiasi agar tidak hidup dalam penyesalan selamanya.

Subnormal | BTS ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang