7. mak comblang

2.9K 243 7
                                    

Bruk!

Seana merasakan sakit menjalar di punggung nya. Dia memejamkan mata untuk menahan emosinya. Lalu dia memandang orang yang mendorongnya ke tembok.

Wanita yang ber-name tage Jhoya Sabita itu menatap Seana marah. Di belakangnya ada dua orang temannya yang juga menatap Seana sinis.

"Elo Cupu tapi berani banget deketin Bintang Gue! Mau mati Lo?!" Bentak Jhoya.

Seana menundukkan kepalanya. Berpura-pura seakan dia takut pada mereka. Lalu dia menggeleng pelan.

"Terus kenapa Lo tadi berduaan di rooftop sama dia?!" tanya Jhoya berang.

"Gue cuma duduk aja. Trus dia dateng nyamperin Gue." Jawab Seana pelan.

"Seharusnya Lo pergi! Jangan duduk di situ juga!" Bentak Jhoya lagi.

"Cuma duduk aja elah." Gumam Seana.

Jhoya mendengar apa yang Seana katakan. Dia mendorong bahu Seana kuat. "Elo nyolot ya! Dasar Cupu gak tau diri Lo!"

Plak!

Jhoya menampar Seana. Seana yang menahan marah hanya bisa mengepalkan tangannya di samping tubuh.

"Dasar emak-emak rempong! Berani banget dia nampar Gue! Gue bogem baru tau rasa Lo!" Ucap Seana dalam hati.

Karena Seana tidak menangis atau kesakitan, Jhoya jadi geram. Dia berniat menampar Seana lagi, tapi sebuah tangan menghalanginya.

"Lepasin!! Gue mau nampar jalang gak tau diri ini!!" Teriak Jhoya. Dia mengira yang menahannya adalah kedua temannya.

Jhoya merasa tangannya berdenyut sakit. Lalu dia menoleh untuk melihat siapa yang berani mengganggunya. "B-bintang? L-lo kok ada disini?" Tanya dia terbata.

Bintang menatap Jhoya tajam. Tangan kirinya mencekram pergelangan Jhoya kuat. Dia sungguh muak dengan cewek bernama Jhoya ini.

"Lepasin Bin. Sakit." Rengek Jhoya. Dia mencoba melepaskan tangannya dari cekalan Bintang. Tapi nihil. Bintang terlalu kuat untuknya.

"Sakit?" Suara Bintang terdengar dingin. "Trus kenapa Lo nampar dia? Menurut Lo itu gak sakit?" tanya dia dingin.

"Ni cowok kok nyeremin ya?" Batin Seana.

Dia masih diam mematung menyaksikan Bintang marah pada Jhoya. Kedua teman Jhoya hanya diam tak bersuara.

"Hiks...Bin...Lepasin...hiks.." pinta Jhoya. Dia sudah menangis karena tangannya sangat sakit karena Bintang.

Seana baru tersadar. Dia mendekat untuk membujuk Bintang. "Bin, udah. Gue gak papa kok." Ucapnya seraya menarik tangan Bintang.

Bintang yang masih marah mendengus kesal. Lalu dia menghempaskan tangan Jhoya kasar. "Sekali lagi Lo nyakitin Seana, Gue gak akan lepasin Lo." Kata dia memberi peringatan.

Tanpa menunggu perintah, Jhoya pergi disusul kedua temannya.

Bintang menatal pipi kiri Seana yang memerah. Tapi kenapa Seana sama sekali tidak meringis sakit atau menangis? Itu membuatnya takjub.

"Sean? Pipi Lo merah tuh. Kita ke UKS yuk. Biar di kompres es batu." Ujarnya khawatir.

"Gue gak papa kok. Ntar juga ilang sendiri." Jawab Seana datar. "Udah Gue bilang kan? Jadi mending Lo jauh-jauh deh dari gue. Gue cuma mau tenang sampai Gue tamat dari ni sekolah." Ujarnya.

Seana beranjak pergi. Tapi pergelangan tangannya di cekal Bintang. "Maafin Gue ya. Tapi Gue gak bisa jauh dari Lo. Gue suka sama Lo Sean." Ungkap Bintang. Wajahnya terlihat serius.

Cinta Kedua Untuk SeanaWhere stories live. Discover now