17. Berkunjung ke Makam Ardian

2.4K 217 13
                                    

Semua saling pandang. Kecuali Novi, karena dia tidak tau apa-apa. "Pacarnya Ardian ya Seana." Kata Tara dan Amalia.

Uhuk!

"Apa!?" Teriak Bintang heboh.

"Biasa aja kali." Sindir Seana.

Bintang segera meminum es teh manis milik gadis itu. Tenggorokannya sakit karena tersedak kuah bakso. "Serius?" Tanya dia sekali lagi.

"Iya." Jawab Amalia.

Bintang tersenyum jahil. "Kita emang jodoh kayaknya. Buktinya Ardian sendiri yang nitipin lo ke gue." Katanya.

Seana mendengus. Ternyata dia tidak salah mengartikan maksud Ardian dulu. Bahwa penggantinya adalah seseorang yang akan bersinar. Meski cara dia bersinar itu berbeda. Dan itu adalah Bintang.

"Gue juga tau." Gumamnya pelan.

Tapi karena posisi mereka sangat dekat, Bintang dapat mendengar apa yang dia katakan. "Serius lo udah tau?" Tanya dia.

"Apaan sih?" Tanya Seana sewot. "Sana lo. Makanan gue lo embat. Gak punya duit ya?" Kesalnya.

Bintang hanya nyengir tanpa dosa. Dia kemudian menarik seorang siswa berkaca mata yang baru saja lewat di sampingnya. Siswa itu menunduk takut sambil membenarkan letak kaca matanya. "A-a-ada a-pa?" Tanya dia terbata.

"Beliin gue bakso sama es teh satu." Kata Bintang memerintah.

"D-duit?"

"Pake duit lo lah!" Suara Bintang meninggi.

Siswa itu tersentak kaget. "T-t-ta-api-"

"Apa lagi!?"

Seana merogoh saku Bintang kasar, lalu menyerahkan uang 50 ribu pada siswa tadi. "Jangan kayak orang susah deh Bin. Beli makan aja minta bayarin." Kesalnya.

Bintang hanya tersenyum bodoh. Dia mengangkat tangannya, berniat mencubit pipi Seana.

"Mau ngapain?!" Seana melotot padanya.

"Gak papa." Bintang menarik kembali tangannya.

Dion, Risky, dan Aldi menahan tawa. Melihat Bintang tidak berkutik seperti ini adalah pemandangan langka. Sebab cowok itu tidak akan mau di perintah siapapun. Dan tidak suka ditentang.

"Apa lo betiga!?" Sewot Bintang.

Mereka menggeleng. "Gak."

♡♥♡

Bintang sedang menepati janjinya kemarin. Mem-bully Jaya cs! Dia tidak akan melepaskan targetnya sebelum orang itu berlutut di kakinya.

Dia berjongkok di depan Jaya yang sudah terbaring lemah di tanah. "Udah gue bilang. Siapin mental sama fisik lo. Karena gue gak akan berhenti lakuin ini ke elo." Ditepuk-tepuknya pipi Jaya yang terluka pelan.

Seringai muncul di wajahnya. "Lain kali mikir kalo mau lakuin sesuatu." Dia menekan rahang Jaya dengan tangan kanannya. "Masih untung Seana ngelarang gue buat abisin lo. Kalo gak, lo gak akan selamat!" Kecamnya.

Tangan Jaya terangkat, berusaha menyingkirkan tangan Bintang yang mencekram rahangnya. Tapi tenaganya tidak cukup kuat. "S-sa-kit Bin." Cicitnya.

"Makanya jadi cowok jangan kurang ajar sama cewek. Beruntung karena lo belum nyentuh Seana. Kalo iya, setiap hari gue pastiin tulang tubuh lo patah!"

Bintang melepas rahang cowok itu kasar, lalu bangkit dan melihat ke tiga temannya. Mereka sudah selesai dengan dua teman Jaya. "Cabut!" Komandonya.

Cinta Kedua Untuk SeanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang