C H A P T E R 2

1.3K 162 1
                                    

Pagi ini hujan tidak menampakkan kehadirannya. Langit seakan begitu bahagia hingga sangat cerah hari ini.

Sayangnya, hal yang sama tidak berlaku bagi Jisoo.

Ia menatap pantulan dirinya di cermin meja riasnya.


Ia terlihat kacau.


Mata yang memerah dan bengkak, wajah yang pucat, hidung yang juga sama merahnya dengan matanya saat ini.

Gadis itu menghabiskan malamnya lagi dengan menangis. Entah sudah berapa malam ia habiskan seperti itu.



Alasannya?



Selalu pria yang sama yang membuatnya jatuh cinta.


Jisoo tidak pernah tahu rasanya jatuh cinta, hingga dia bertemu Taeyong.


Dirinya masih ingat dengan jelas saat itu. Ketika mereka pertama kali bertemu.


Saat itu hari pertama masuk sekolah. Jisoo yang memang pelupa justru kesasar di lapangan basket, padahal harusnya ia berada di aula tempat siswa baru lainnya berkumpul. Ia masih terdiam, berusaha mengingat arah ke aula. Ia tidak sadar jika ada bola basket yang mengarah padanya. Hampir saja ia terkena bola basket itu jika saja dia tidak datang menolongnya. Ya, Taeyong menolongnya saat itu. Dan sesederhana itu, Jisoo jatuh cinta untuk pertama kalinya pada malaikat penolongnya.



Jisoo masih menatap dirinya. Ada di pikirannya untuk bolos hari ini. Sayangnya, sedetik setelahnya dia ingat, hari ini ada ujian lisan dikelasnya.

"Sepertinya, aku harus kesekolah dengan keadaan begini. Semoga saja Taeyong tidak melihatku."

Jisoo menyisir singkat rambutnya, lalu meninggalkan kamarnya.

"Jisoo-yaaa. Kapan kau- ASTAGA! kenapa denganmu?" Kakak Jisoo, Jin yang baru saja akan mengomeli adiknya terkejut melihat keadaan Jisoo yang sangat, sangat memprihatinkan.

"Hanya demam, tidak parah, kok. Ayo, kau nanti telat ke kantornya." Jisoo berlalu begitu saja meninggalkan Jin yang menatapnya penuh selidik.

"Jisoo-yaa. Kau baik-baik saja kan?" Jelas kakaknya khawatir. Akhir-akhir ini Jisoo memang sering mengeluh sakit, namun keadaannya hari ini lebih seperti wanita patah hati yang menangis semalaman. Dan memang seperti itu adiknya, jika dia harus tahu.


"Aku baik-baik saja, Oppa. Ayo, aku sudah terlambat!" Jisoo buru-buru memakai sepatunya dan berlari keluar rumah menuju mobil Jin.


Jin menghela nafas pendek, lalu memutuskan menyusul adiknya yang-meskipun menyebalkan-sangat dia sayangi itu dan masuk ke mobilnya.

"Pasang seatbelt mu. Aku tidak mau kena tilang pagi-pagi karena kau".




"Iya, dasar."

🌧


Jisoo menatap gerbang sekolahnya. Ia ragu, haruskah dirinya membolos? Tapi ketika mengingat jadwal ujian lisannya, akhirnya gadis itu pasrah. Ia melangkahkan kakinya dan masuk kesekolah. Hanya satu yang ia cemaskan. Ya, Taeyong. Ia berharap tidak menemuinya hari ini. Bukan apa-apa, ia tidak mau Taeyong melihat wajahnya yang sangat jelek hari ini.



Dirinya tidak sadar, bahkan dalam keadaan seperti itu, dia tetap cantik.

One Sided Love | Taeyong X JisooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang