Part-2

14 6 0
                                    

   






Dan menampilan sosok wanita paruh baya, Auntie Zara
Ia langsung memeluk Diva tak langsung mempersilahkan sang tamu masuk

"Astaga Diva, auntie rindu sekali pada kamu, kok lama sekali?"cerocos  Auntie Zara

"Tadi, ada perkara sikit, tapi Diva boleh urus"ujar Diva

"Ma, suruh dulu tamunya masuk,"tegur uncle Zihan,

Oh Diva tak menyadari keberadaan uncle Zihan karena sedari tadi fokus nya hanya pada Auntie Zara, dan lebih-lebih auntie tak langsung membiarkannya masuk,

"Uncle Zihan, Diva rindu sangat pada uncle, kenapa tak singgah lagi kat rumah, emak pun dah tunggu-tunggu"kini Diva beralih pada Uncle Zihan, sembari masuk dan segera saja Ia dipersilahkan untuk duduk,

Dan soal mengenai dimana keberadaan Ravin, dah tah kemana budak tu, lepas sahaja hantar Diva ia pun langsung pergi

   "Hm.. Uncle sudah tidak ditugaskan lagi disana, sudah pindah dekat komplek sini saja,"
Jawapan Uncle Zihan dapat langsung dimaklumi oleh Diva, karena ia tahu Uncle Zihan memang selalu dipindah tugaskan ditempat jauh,

"Diva, minum dulu nih"selepas jeda di perbincangan antara Diva dan Uncle Zihan, Auntie Zara pun datang membawakan minum

"Terima kasih Auntie"lalu lekas saja ia meneguk minuman dingin tersebut demi menyegarkan tenggak yang sedikit kering,

"Hm, setelah ini Diva ikut Auntie ya, kita beres-beres kamar untuk Diva tempati nanti,"sambung Auntie Zara,

"Tak payahlah Auntie, Diva boleh kemas bilik tu seorang, Auntie dah kasih Diva tempat tinggal pun Diva dah berterima kasih sangat,"tolak Diva, namun tak langsung mendapatkan persetujuan dari Auntie Zara , ia tetap bersikeras hendak membantu Diva mengemas bilik nya,

"Diva ini kamarmu,"tunjuk Auntie Zara pada satu bilik yang bersebelahan pada bilik berpintu warna coklat itu

"Auntie, bilik siapa tu?"Diva rasa penasaran sangat dengan bilik sebelahnya, nampaknya cukup misterius karena gelap agaknya,

Auntie Zara pula memusatkan pandangan pada arah tunjuk Diva, "itu kamar anak tante yang lagi tinggal di London,"terang Auntie,Diva mengerti ia langsung tak fikir apapun lagi mengenai bilik tu, dan langsung mengatur langkah memasuki bilik kepunyaannya, kot...

   Bilik tu nampak sangat luas, dengan dinding bercat warna biru langit, sejuk mata memandang ditambah ada balkoni yang menghadap langsung dengan taman belakang rumah, selesa lah Diva tinggal lama kat bilik ni,nyaman sangat

"Diva, mari Auntie bantu susun baju di lemari tu"tawar Auntie, Diva terus mengangguk lalu meraih beg roda nya yang berisi srluruh pakaiannya,

"Auntie, anak Auntie yang di London tu, perempuan ke lelaki?"hai aneh pula soalan Diva nih,namun ia langsung tak fikir dulu sebelum bagi soalan tersebut

"Cowok, dialah anak sulung Auntie, sebenarnya dia kembaran Ravin"terkejut Diva saat mengetahui kebenaran tersebut 'Ravin punya kembaran? biar betul!'

Auntie Zara tetap melanjut kerja melipat pakaian Diva, hanya pakaian luar, kalau dalaman Diva boleh urus sorang , takkan lah dia kasih Auntie mengemas pakaian dalamnya, walaupun sesama perempuan tapi malulah dia rasa,

"Kenapa Diva tanya begitu?" rupa-rupa nya tak habis lagi bincangan mengenai putra sulung Auntie Zara tu,

"Tak ada, oh iya Auntie, emak ada kasih buah tangan untuk Auntie, kejap ya Diva ambil"baru ia teringat akan pesan emak untuk memberi oleh-oleh pada Auntie Zara,

Be Mine, PleaseWhere stories live. Discover now