1. PINK IRISDESCENT [FF] - [FY] - [RM]

106 8 26
                                    

Awalnya cerpen ini dibuat karena permintaan teman saya yang suka banget sama Dokyeom Seventeen.

Aku bukan kpopers sebenernya :v Tapi disuruh buat FF itu rasanya--Ah, entahlah.

Silahkan dinikmati^^

***

*Staashh!*

"Masuk! Three point."

Aku menjerit senang ketika melihat dia dengan santai memasukkan bola ke dalam ring yang begitu jauh dari radarnya. Begitu lincah, begitu tampan, begitu keren.

Peluh membasahi tubuh atletisnya. Dia mengusap peluh di wajahnya menggunakan kaos kebanggaannya bernomor 17 itu. Beberapa gadis menjerit tak tahu malu sembari meneriakkan namanya. Ia hanya tersenyum ramah dan melambaikan tangan sedikit kepada mereka.

Kenapa dia selalu baik kepada semua orang?

Peluit permainan kembali disuarakan. Ia kembali melakukan kegiatan dan aksinya di depan dua fakultas yang sedang menyemarakkan gedung olahraga. Ya, beberapa hari ini diadakan kompetisi kejuaraan olahraga antarfakultas untuk memeriahkan ulang tahun universitas. Maka dari itu, dia yang selalu disebut -sebut sebagai tiang listrik berjalan kedua setelah Ketua BEM tampan yang digilai banyak perempuan itu, diajukan untuk mewakili fakultas seni untuk bermain basket.

Aku tidak tahu kalau dia bisa sepintar itu bermain sesuatu yang bahkan selalu kuhindari—Jenis-jenis olahraga yang menggunakan bola. Sejujurnya aku dulu mantan pemain bola basket juga, namun ada satu kejadian yang membuatku trauma saat di sekolah menengah atas dulu. Ah, aku mengingat itu lagi.

Oh ya, omong-omong aku belum memperkenalkan diri. Perkenalkan, namaku Anindyah Ayunin Mareswari. Aku seorang gadis biasa, yang hidup dengan biasa, mempunyai keluarga yang biasa, namun kagum dengan seseorang di sana.

Deinendra Kaivan, sosok lelaki yang selalu kumimpikan dalam tidurku sejak aku mulai beranjak remaja.

***

"DK!"

Lelaki itu menoleh. Dengan cepat ia menegak habis minuman yang diberikan fans-fansnya itu, lalu membuangnya ke tong sampah. Ia menerimanya bukan karena ingin dipandang baik, dan sebagainya. Ia menerimanya karena dia juga butuh, minum, ia rasa.

"Lo dikasih minuman lagi?" Lelaki yang barusan datang itu menatap sahabatnya dengan tatapan tidak terima. "Harusnya bagi-bagi!"

DK berdecak kecil lalu melemparkan sekaleng minuman perisa jeruk yang ia dapatkan juga dari fans-fansnya. "Minta aja, bawa pulang sekalian, toh juga gue gak mungkin habisin semuanya."

"Hehe, enak ya jadi orang ganteng," ucap sahabatnya sembari mencoba membuka minuman kaleng itu. "Semuanya dapet gratisan begini."

"Alah, kaya lo enggak aja," ujar DK dengan sarkas. "Emang gue gak tahu kemarin lo dikasih hadiah bejibun banyaknya pas lo ultah? Gitu juga gak bagi-bagi."

Sahabatnya mendelikkan matanya kepada DK. "Mana ada orang bagi-bagi hadiah ulang tahun punya dia buat orang lain? Itu mah beda lagi, Kuda!"

"Hehe, abisnya lo dapet banyak sih. Kan gue pengen." DK menyengir kuda. "Sekali-kali hadiahin gue alat musik kek pas ultah, duit gue habis diperas kakak gue yang beli puluhan novel pas akhir tahun kemarin."

"Itu sih derita lo punya kakak seboros dia."

"Halah, kaya lo enggak suka kakak gue aja," ucap DK menyindir. "Kemarin pas gue ajak lo ke rumah, lo modusin kakak gue kan?!"

Cerita Pendek - RIAETH SHIBAWhere stories live. Discover now