2 || Mungkin

4 1 0
                                    

Aku pikir keberhasilan tidak akan hadir tanpa ketekunan. Bahkan bila keberhasilan tersebut hanya kebetulan, atau sesuatu yang disebut "one hit wonder" sekalipun tetap saja berbuah dari ketekunan.

Penggalan tersebut merupakan dua kalimat terakhir dari isi artikel yang ditulisnya untuk sebuah blog anak muda, pada kategori pengembangan diri. Audrey memang senang menggunakan waktunya untuk sesekali menulis dan membaca. Baginya dari sanalah ia dapat belajar lebih banyak lagi dan yang terpenting ialah untuk memahami dirinya lebih jauh.

Tindakan yang kita lakukan adalah berdasarkan investasi pengetahuan yang ada di kepala kita, maka akan sangat mengerikan apabila kita sama sekali tidak memahami siapa kita. Tanpa pemahaman yang baik akan diri sendiri, kita juga akan sulit untuk memahami orang lain. Audrey sudah lama menanamkan mindset ini di dalam fikirannya. Ia belajar secara otodidak dengan meniru banyak influencer di internet.

Kita adalah generasi yang jauh lebih beruntung, karena segala informasi ratusan kali lipat telah tersedia secara gratis di Internet dan dapat diakses dengan mudah, bila dibandingkan dengan generasi sebelum kita. Seharusnya, kita benar-benar dapat memanfaatkan hal ini untuk momentum pribadi ataupun untuk tujuan lebih besar. Audrey melihat banyak sekali anak-anak muda yang belum sadar akan hal tersebut dan ia ingin ikut ambil bagian dalam hal ini. Mencerdaskan bangsa dengan cara yang ia bisa.

Tok tok tok

Terdengar suara pintu kamarnya diketuk.

"Permisi..."

Audrey menuju keluar, sambil menyeruput jus alpukatnya yang tinggal setengah gelas.

"Oh..." ekspresi pertama Audrey datar, "Iya mas, makasih ya."

Ternyata yang datang adalah kurir ekspedisi yang mengantarkan paket dari klien-nya. Audrey memang menunggu beberapa paket datang untuk edisi akhir bulan. Kali ini sepertinya yang datang adalah obat peninggi badan.

Ia lalu mencari buku folio setebal 100 lembar berwarna merah, yang biasa ia gunakan untuk melacak jadwal endorse-nya, kemudian mencentang di kolom barang sampai. Peninggi badan. Ia pun tak lupa memasukkannya ke dalam jadwal shooting minggu ini.

Jika hanya sekedar endorse, Audrey dapat melakukan nya sendiri dengan alat-alat yang ia miliki di apartment-nya. Cukup menggunakan gorilla tripod dan kamera mirrorless untuk pengambilan video / gambar, kemudian untuk editing sederhana ia cukup menggunakan ponselnya. Namun varian, sesekali Audrey menggukan laptop nya dengan menggunakan software gratisan yang ia dapat dengan mudah di internet.

Kalo ada yang gratis, ngapain bayar.

Sebagai seseorang yang sama sekali tidak berkuliah di jurusan teknik informatika, kemahiran Audrey cukup baik untuk hal-hal ini. Semua ia pelajari sendiri dari awal. Selain itu Audrey sering melakukan trial-and-error alias latihan. Seperti kata pepatah "practice makes perfect".

Hari gini, masih banyak bacot dan alasan untuk tidak melakukan sesuatu, ya ketinggalan jauh.

Jam masih menunjukkan pukul 13:20 WIB.

Tulisan udah kelar. Paket udah nyampe satu. Belum makan siang nih. Go-food aja kali ya... Atau masak?

Dilihatnya ke dalam kulkas.

Aduh, pada habis semua. Apa yang mau di masak? Seledri? Makan diluar aja deh kali ya, sekalian pergi belanja.

Audrey pun berancang-ancang untuk mengunjungi Hypermart terdekat. Biasanya, bila pagi, Audrey tak segan-segan berbelanja di pasar tradisional untuk belanja bulanan. Selain memang harganya lebih murah bila dibandingkan dengan modern market, sebenarnya hal yang paling mendorong Audrey adalah hal tersebut menjadi kontribusinya kepada masyarakat kelas menengah ke bawah. Tapi, karena memang sudah terlalu siang, biasanya barang banyak yang sudah habis atau tenant sudah pada tutup.

Audrey pun menuju Farmers Market.

Disusurinya satu per satu lorong demi lorong, sekalian demi mencari ide untuk memasak.

Ditengah cuci matanya itu, tiba-tiba...

Brak!

"Duh, lo letakin trolley yang bener dong! Jangan ngalangin jalan!" tegur seorang laki-laki yang baru saja menabrak Audrey, dengan nada agak sedikit tinggi tapi masih sebatas wajar agar tidak membuat gaduh.

"Eh, yang salah itu elo! Kenapa lo yang nyolot! Lorong ini dari tadi juga ngga ada yang lewat! Lo nya aja jalan ngga pake mata!" balas Audrey tak mau kalah.

Laki-laki itu terdiam. Ia memunguti belanjaan yang terjatuh dari keranjang. Sambil mendengus ia pun bergegas berlalu dari hadapan Audrey.

Ih, tu orang ya, udah salah, gapake minta maaf. Main nyelonong aja. Dah tau belanja barang sebanyak itu, ngga pake keranjang atau trolley gitu. Susah, manusia jaman sekarang memang... Muka aja ganteng, otak ngga dipake.

Audrey mengomel dalam hati. Sampai-sampai ia sudah tidak mood lagi untuk makan diluar.

Sesampainya di apartment, Audrey meletakkan barang belanjaan dan menyusunnya di kulkas. Ada minuman sachet, buah-buahan, telur, daging, dan juga sayur-sayuran serta bumbu masak tambahan. Dipisahkannya ceker ayam dan kentang karena Audrey ingin membuat sup untuk menu makan siang dan makan malam.

Audrey lebih suka melakukan rutin belanja mingguan atau bulanan untuk stok barang-barang makanan dan minuman. Jauh lebih hemat dibandingkan harus setiap kali ingin makan beli diluar. Ia ingat petuah bijak yang didapatnya dari internet.

Jika kamu membeli hal-hal yang tidak kamu butuhkan, maka dalam waktu dekat kamu akan menjual hal-hal yang kamu butuhkan.

Audrey sama sekali tidak tertarik dengan hidup hedon, clubbing dan nongkrong tanpa keperluan yang jelas. Baginya itu hanya membuang-buang waktu dan energinya. Bila tidak karena ada keperluan pekerjaan atau lainnya, biasanya Audrey lebih senang berkreasi dengan blognya atau pun membaca buku-buku yang telah dibelinya semenjak kuliah dulu.

Tapi, kembali lagi, manusia yang merencanakan, Allah yang menentukan.

Malam telah tiba. Audrey telah menonton beberapa video TEDx yang ada di Youtube. Kantuk pun mulai datang. Besok hari Senin, Audrey punya beberapa janji dengan klien-kliennya. Termasuk dengan pak Adrian.

Menurut penelitian ilmuwan, bahwa sangat mungkin seseorang jatuh cinta pada menit-menit awal pertemuan mereka. Bahkan bila mereka belum pernah saling mengenal satu sama lain sebelumnya. Kira-kira gue jatuh cinta sama soulmate gue nanti, gimana ya?

Audrey pun terlelap dalam khayalnya mengenai pasangan sehidup-sematinya. Memikirkan siapa sebenarnya jodohnya kelak, meleburkan emosinya akan kejadian tadi siang. Misteri memang selalu menjadi makanan utama untuk keingintahuan.

***

[A/N]

Duh, ini sepertinya terlalu panjang di intro ya?!

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 24, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Air dan Kaca [akan di konsep ulang]Where stories live. Discover now