Kutunggu Kau di sini

1 1 0
                                    

"Neng, Aa pergi dulu ya. Tunggu Aa di sini dan tolong jaga hati Eneng untuk Aa," kata seorang pria kepada tunangannya.

Ali Muhammad Al-Fatah baru berusia delapan belas tahun ini akan bertolak ke mesir untuk melanjutkan studi strata duanya. Ia harus rela meninggalkan tunangannya untuk sementara waktu.

"Iya, A. Neng bakal nungguin Aa sampai pulang lagi ke Indonesia. Aa juga tolong jaga hati Aa buat Eneng ya." Aisyah tak sanggup membendung air matanya. Ia dan Ali baru bertunangan satu bulan yang lalu tapi sudah harus berpisah ruang dan waktu begini.

Ingin rasanya Ali memeluk Aisyah, tapi ia sadar ia dan Aisyah masih belum muhrimnya jadilah ia hanya tersenyum sebelum benar-benar berpisah.

"Aa pergi ya," pamit Ali pada Aisyah.

"Iya, A."

Ali pun berjalan memasuki bandara lebih jauh untuk cek in.

"Dah, A! Aku bakal nungguin Aa sampai kapan pun!" Aisyah sedikit berteriak karena Ali sudah sedikit jauh. Ali melambaikan tangannya sebagai tanda perpisahan.

***
Aisyah tersenyum memandangi foto Ali. Baru sehari saja ia ditinggal Ali tapi ia sudah sangat merindukannya.

Dari pada diam cuma mandangin foto Ali yang hanya membuat ia semakin merindukannya. Ia pun memilih untuk menyalakan TV. Nampaklah sebuah berita internasional.

"Terjadi kecelakaan lalu lintas di Mesir pada jam lima sore waktu setempat. Bis ini membawa beberapa mahasiswa dan pekerja yang baru saja pulang. Bis diperkirakan remnya blong yang mengakibatkan Bis terjun ke sungai. Ada beberapa penumpang bis yang hilang salah satunya WNI yang bernama Ali Muhammad Al-Fatah ...." Aisyah tertegun mendengar berita tersebut. Ali kekasihnya hilang karena kecelakaan yang dialaminya.

"Hiks... gak, A. Aa gak boleh hilang. Aa udah janji bakal pulang ke Indonesia. Aa gak boleh pergi ninggalin aku!" Aisyah berteriak histeris, tangisnya tumpah ruah tak tahan mendengar berita kehilangan kekasih hatinya.

Ibunya yang berada di dapur langsung mendekat pada kala mendengar teriakannya. "Neng, istigfar, Neng. Aya naon, Neng? Sampe Eneng teriak-teriak begini."

"Aa, Mi. Aa kecelekaan terus hilang, Ummi."

"Astagfirullah. Neng, Eneng yang sabar ya. Neng berdia aja semoga Ali diberi keselamatan oleh Allah." Aisyah hanya mengangguk.

Tamat.

CERPEN MINGGUWhere stories live. Discover now