Chapter 38 | Misi

14K 2.3K 174
                                    

"Then one day, when you least expect it, the great adventure finds you." – Ewan Mcgregor



Malam berikutnya, keempat belas sentinel lebih sibuk dari biasanya.

       Diara membentuk tim. Gading dan Levi pergi lima kilometer ke Barat kota, mencari gedung untuk diisi perlengkapan rumah—baju, kasur dan sisa boks peluru—agar Viator berpikir Benteng ada di sana. Tak lupa meninggalkan barang seperti koper dan beberapa senapan kosong di jalan, membuat jejak palsu menjauhi Benteng. Tim berikutnya dipimpin Neo untuk menjaga Benteng di berbagai sisi. Di luar pagar, di parkiran terminal bahkan di atap.

       Sisanya yaitu Diara, Val, Revan dan Prama berkendara dengan Raptor Ford hitam berdebu. Menyusuri jalan raya gelap gulita tanpa menyalakan lampu, hanya mengandalkan mata superior Revan yang menyetir.

       Diara duduk di depan, menikmati angin malam dari jendela. Rigel duduk di bak belakang bersama Prama dan Val. Badannya dicat putih bersih seperti droid baru. Semua diam, memproses rencana yang akan mereka jalani.

       "Komando Benteng sementara dipegang Neo," kata Diara ke HT. "Jaga warga dan doakan kami."

       Wush! Mobil melewati papan jalan yang gosong sebagian. Bertuliskan PENJARINGAN. Diara dan Revan bertatap sedetik, tau mereka hampir sampai.

       Revan melepas satu tangan dari kemudi, menggenggam tangan Diara di pangkuannya. Menoleh sejenak, melihat kekhawatiran tergambar di wajahnya.

       "Tak apa, Dee."

       "Aku takut ideku ini membahayakan kita."

       "Kita bertemu bahaya setiap hari. Kita juga bisa lalui yang ini." Revan mencium punggung tangan Diara. "Tak perlu khawatir, ada aku jadi tamengmu."

       Dia menoleh, terlihat tak terima. "Kumohon jangan coba berkorban untukku nanti."

       "Kau tak bisa menahanku."


***


       Mobil menerobos masuk ke lobby gedung yang sebagian lantai atasnya sudah rubuh. Berhenti di sana. Rigel menutupi mobil dengan kain, menaruh tumpukan puing juga di sekitarnya.

       Sementara keempat sentinel memasang buff menutupi mulut sampai hidung dan mengecek kelengkapan senjata. Mereka menyelempang senapan, menyimpan pisau, granat berikut pistol di holster pinggang. Tak lupa memakai ransel berisi persediaan. Val menyenggolkan sepatunya, munculah derum pelan dan klik! Diara memakai gelang besinya, lampu kecilnya berkedip.

       Crrk! Prama mengokang shotgun. "Saatnya beraksi, Avengers."

       Basis marinir Viator tak sebesar kompleks lainnya. Berada di pinggir pantai, berupa satu gedung putih luas tak bertingkat dengan mercusuar menjulang di sebelahnya. Semua dikurung pagar besi setinggi lima meter.

       Kapal perang Viator terparkir di anjungan tak jauh dari gedung. Mengambang di laut gelap, berbentuk kapsul putih raksasa berujung runcing dengan tembakan-tembakan besar terpasang di atasnya.

       Penjaga tidak seketat basis lainnya. Dua droid berjaga di gerbang dan beberapa Viator bersenapan putih berdiri di sudut-sudut basis. Ada lampu sorot besar di depan, bergerak pelan menyisir sekitar.

       Mereka melangkah cepat melewati sisa puing, agak merunduk menghindari sorotan lampu. Sampailah di pagar samping, menunggu. Sementara Rigel terbang dari balik puing di belakang, menghindar lincah dari tembakan droid di gerbang. Tetap terbang lurus meski laser menggores wajahnya. Wush! Kap di dada membuka, jatuhlah dua peledak ke pos kecil di pojok basis.

After The ThirdWhere stories live. Discover now