03

5.3K 513 13
                                    

Bunyi alarm membuat telinga Hyejin pekak dan bangun dari tidurnya, pulang kerumah. Seperti biasa Hyejin selalu pergi ketempat itu dalam mimpinya.

Walau tubuhnya disini, tapi Hyejin merasa selalu pergi saat ia mulai terlelap. Dan ketika ia bangun, itu nyatanya Hyejin sudah pulang.

Dan Hyejin teringat pria itu lagi.

Malam tadi ia melihat pria itu bergerak dalam tidurnya, kemudian perlahan membuka mata dan tersenyum pada Hyejin.

Ah.. Syukurlah, berarti dia sudah bisa menerima kedatanganku disana. Semakin hari, rasanya seperti semakin mengenalnya pula.

Walau entah siapa pria itu sebenarnya namun, Hyejin mulai suka pada pria dalam mimpinya itu. Mulai tak asing dengan wajahnya.

Pria tampan yang datang setiap hari dalam mimpimu tanpa sengaja kau khayalkan bukankah suatu keajaiban?

Bahkan disaat kita sengaja membayangkan seseorang, atau idola sekalipun jarang sekali kita akan membawanya dalam mimpi saat tidur.

Namun pria aneh ini muncul setiap hari dalam mimpi Hyejin. Wajahnya tampan bak malaikat, kulitnya putih seputih susu, bahkan terkesan pucat. Rambutnya coklat dan tebal, hidunya agak mancung. Bibirnya merah dan manis, tipis, penuh, seksi. Dengan mata yang, ah sialan luar biasa tajam dan mempesona.

Bahkan itu disaat ia terbangun sesekali dalam tidurnya di mimpi itu.

Maunya disebut apa ya? Mimpi? Tapi itu tampak nyata, dan menarik.

Bahkan kalian sepertinya lebih tertarik pada dunia Hyejin dalam mimpi ketimbang kehidupannya yang nyata.

"Ayumi! Haruskah suara bom meledak untuk jadi alarm mu bangun pagi? Kenapa kau betah sekali tidur?!" teriak Ibu Hyejin dari dapur.

Aaaisshhh.. terang saja, ada pria tampan di mimpiku, tentu saja aku lebih memilih untuk tidur jika boleh.

"Iya, aku bangun, Ibu." suara serak Hyejin dengan malas menyahuti Ibunya yang dongkol.

Kemudian Hyejin beringsut dari tempat tidurnya, menuju kamar mandi, dan bersiap untuk kelas hari ini.

•••

Dikampus, kehidupan Hyejin benar-benar biasa saja. Bahkan bisa dibilang tidak begitu menarik.

Ia bukan gadis paling cantik yang di gandrungi banyak lelaki, bukan anak pintar kebangaan para dosen, bukan gadis kaya yang menarik perhatian teman. Sepenuhnya hanya seorang siswi biasa.

Dengan sedikit kelebihan dan banyak kekurangan. Rasanya, hidup di dunia mimpi jauh lebih baik. Setidaknya ada sesuatu yang menarik hatinya, bukan, maksudnya sesuatu yang menarik perhatiannya.

Kan lumayan disana ada pria tampan, sementara di kehidupan aslinya? Ya Tuhan mimpi saja. Pria asal Hiroshima bukanlah pilihan yang baik bila dijadikan pasangan.

Mereka terlihat sama dan serupa. Jauh lebih baik waktu berada di Korea, meskipun pria biasa tak begitu tampan, tapi kalian pasti tahu para idol disana kan?

Tentu, tampan luar biasa dan cetar membahana. Membuat Hyejin betah berlama-lama di Korea.

"Ayumi san, kau melamun lagi?" Sapa seorang gadis manis, teman sekelas Hyejin.

"Ah tidak, aku hanya bosan." Jawab Hyejin malas.

"Kau selalu terlihat bosan setiap hari, tidakkah kau merasa tertarik pada sesuatu? Ini sudah tahun keduamu kembali ke Jepang."

Hyejin mengangkat kepalanya yang dari tadi ia jatuhkan diatas meja, memang persis seperti orang kehilangan semangat hidup dan bosan.

"Tidak ada. Korea lebih banyak pria tampan." Jawabnya singkat pada sahabat dekatnya itu, namanya Naomi.

Naomi menggelengkan kepala dan menjauh dari gadis ini. Anak blasteran memang punya selera yang agak aneh. Siapa bilang cowok hiroshima tidak tampan?

"Hei, kau tak tahu saja di kampus ini ada pria tampan." jawab Naomi kemudian.

"Mana? Coba beritahu aku. Kalian membahasnya sepanjang tahun, dan dia hanya muncul beberapa bulan sekali. Tidakkah itu membosankan? Bahkan asal usulnya saja tidak jelas. Dan hampir dua tahun aku disini namun tak pernah melihatnya."

"Eih, tapi dia memang pantas ditunggu dan dibicarakan! Lagi pula setiap dia ada kau tak mau datang ke kelasnya dan mengintip sebentar. Salahmu sendiri sehingga sampai detik ini kau tak pernah melihatnya."

"Aku jadi penguntit sepertimu begitu? Ah, shireo!"

"Eeyy.. jangan pakai bahasa negaramu yang payah itu disini." jawab Naomi galak.

"Mwo? Apa kau bilang? Awas saja kalau ada idol korea yang datang kemari dan kau berjingkrak gila sambil meneriaki namanya 'Oppa.. Oppa saranghaee...' kau harus ingat kalau kau pernah menghina bahasa kami!"

Naomi hanya menjulurkan lidahnya tak menggubris perkataan Hyejin barusan. Ia sendiri memang tergila-gila pada idol korea, tapi dari pada membicarakan mereka yang jauh, tak dikenal, jarang dilihat, tak dapat disentuh, dipisah jarak dan waktu lebih baik perhatikan idol disekitarmu bukan?

Setidaknya kau tidak akan bosan.

• Beutiful Nightmare •

Basa basi doang wkwk.

Beautiful Nightmare • MYG ✔️Where stories live. Discover now