09

3.2K 409 4
                                    

Hyejin tak percaya jika saat ini Yoongi tengah menciumnya dengan panas di bibir. Mereka telah lama beradu lidah dan saling menyecap satu sama lain.

Ya Tuhan, bahkan berciuman seperti ini saja pun terasa sangat nikmat.

Yoongi menelusupkan tangannya ke bagian bawah baju Hyejin dan meraba semua yang bisa diraihnya di balik busana itu. Mengusap-meraba-menggengam hingga meremas sesuatu di dalam sana dan membuat Hyejin mendesah tertahan-kenikmatan.

Baru kali ini Hyejin merasa melayang seperti ini. Dan tiap kecupan Yoongi maupun sentuhannya terasa sangat memabukkan. Membuat Hyejin ketagihan dan enggan untuk dilepaskan.

Bukan hal aneh lagi jika sekarang celana dalamnya sudah basah oleh sesuatu dan Yoongi terlihat makin menggebu menyentuhnya.

Mencium leher Hyejin yang jenjang dan menelusupkan jari-jarinya ke dalam sesuatu dibawah sana. Barang berharga Hyejin yang belum pernah disentuh orang.

Demi apapun, ini sangat nikmat dan Hyejin tak mau berhenti.

Yoongi kembali naik dan mencium bibir Hyejin penuh minat, mengecap dan menghisap bibir cherry itu perlahan hingga akhirnya menggebu kencang. Lalu saling berperang dan membelitkan lidah.

Dengan sebelah tangan ada di puncak kenikmatan Hyejin, makin membuat gadis ini melayang-mendesah panjang dan menggeram nikmat.

Sungguh, demi apapun di dunia ini Hyejin tak ingin berhenti dibanjiri kenikmatan seperti ini. Bahkan ia menginginkan lebih, lebih dari ini.

Ada sesuatu yang mendesak di bawah sana dan Hyejin merasa Yoongi perlu melakukan sesuatu untuk itu. Tapi pria itu tak kunjung bicara ataupun menatap mata Hyejin yang minta pengertian.

KRING!

Bunyi sialan itu lebih mengerikan dari pada bunyi sangkakala saat kiamat tiba bagi Hyejin. Kenapa harus sekarang? Saat ia dan Yoongi tengah ...

Tunggu dulu—

Tidak, tadi bukan mimpi yang biasa. Tadi itu hanya mimpi anak muda yang kehausan birahinya. Itu bukan Yoongi, pria dalam mimpi tadi bukan Yoongi yang Hyejin kenal.

Bahkan saat ini mimpi itu lumayan cepat memudar dari ingatannya. Dan wajah tadi samar terlihat di kepala Hyejin.

Benar. Mimpi itu hanya bunga tidur biasa.

Bukan mimpi indah Hyejin bersama Yoongi yang belakangan ini hilang.

"Ayumi! ayo cepat berangkat. Naomi menunggumu." Teriakan cempreng Ibu Hyejin membahana seperti biasa di pagi hari.

Memang ia terlalu protektif dan cerewet pada putri tunggalnya itu. Karena selain keras kepala Hyejin sangat cuek dan kadang kala menyebalkan.

Sering kali Naomi menunggunya seperti sekarang saat hendak berangkat ke kampus bersama-sama.

"Ya Tuhan, kenapa kau lama sekali? Kasihan Naomi menunggumu sangat lama." ujar Ibu Hyejin pada putrinya yang baru turun dari kamar.

"Aku tak pernah memintanya menungguku, Ibu." jawab Hyejin singkat.

Ibu Hyejin menggelengkan kepala melihat tingkah putrinya itu. Belakangan ia berubah menjadi Hyejin yang dulu setelah sesaat kemarin ia jadi anak manis dan bahagia.

Entah apa sebabnya.

• Beautiful Nightmare •

Beautiful Nightmare • MYG ✔️Where stories live. Discover now