Cafetaria 2

367 7 0
                                    

'Aku harus minta maaf pada Lusi.'

'Kutelepon saja.'

'Ah, tapi sepertinya dia marah benar padaku.'

'Apa yang seharusnya kulakukan?'

Dian mondar mandir sedari tadi di bawah apartement Lusi. Ia tak berani melakukan tindakan apa - apa, ia takut, akan memperkeruh suasana jika bertindak lebih.

Di pikirannya hanya bagaimana cara meminta maaf pada Lusi.

Ia menunggu hingga Lusi keluar dari dalam apartementnya dan duduk di balkon seperti yang biasa ia lakukan di akhir pekan.

'Sudah lebih dua menit, biasanya ia sudah keluar. Apa Lusi baik baik saja?'

Dian sangat rapi pagi ini, ia bahkan ijin bekerja part time di cafetaria miliknya.

Ia meninggalkan segalanya hanya agar hubungannya dengan Lusi baik baik saja.

Lusi pernah berkata, sangat suka dengan warna hitam. Maka hari ini Dian berpakaian hitam.

Ia mengenakan kaus hitam, dengan celana jeans crem, dan tak lupa topi hitam dari Lusi yang selalu dikenakan dimana pun.

'Ah, dia sudah keluar. Aku akan meneleponnya.'

'Baiklah, ini dia.'

Dian mulai mengeluarkan handphonenya dan menelepon Lusi.

"Halo Lusi."

'Ia menjawab, harus berbicara apa aku?'

"Aku mau meminta maaf atas yang kemarin. Aku bertindak bodoh memaksamu berkenalan dengan Gilang."

'Baiklah, semoga ia mau memaafkanku.'

"Aku ada penebus kesalahan, kalau kau mau, aku ada di bawah apartementmu."

'Ia tidak menjawab cepat, ah aku yakin pasti dia tak enak jika harus menolakku.'

Dian menutup telponnya, dan dengan perasaan kecewa, mengendarai vespanya menuju cafetaria.

'Selamat pagi Tuan Dian.'

Terlihat dua pegawai wanita menyambut kedatangan Dian saat memasuki cafe mini yang terlihat classic itu.

Tak lama, salah seorang barista laki laki mendekat pada Dian.

"Kau bilang cuti? Kenapa kesini?"

"Mendadak aku rindu aroma kopi."

"Mau ku buatkan satu? Sepertinya moodmu sedang buruk."

Barista laki laki itu kemudian masuk menuju dapur cafetaria dan tak terlihat lagi.

Dian melepaskan topinya, mengacak - acak rambutnya yang heavy curly dan menopang dagunya dengan tangan.

'Kring'

"Lusi?"

...
From : Lusi

Temui aku di Cafetaria, 5 menit lagi aku sampai.

Lusi.
...

Dian tersenyum bangga. Ia segera merapikan rambutnya, memakai topinya, dan bersiap - siap menyambut Lusi.

"Ini kopimu, cappucino latte."

"Terimakasih, aku pesan satu lagi cokelat hangat."

"Kenapa moodmu cepat sekali berubah? Sekarang girang nampaknya."

Barista itu kembali ke dalam, dan menyiapkan cokelat panas.

Untuk Lusi.

Pria Dingin dan Wanita PemaluTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang