Part 4

2.3K 193 33
                                    

Denting jarum jam seolah menjadi irama duka yang mengalun merdu menerobos setiap helai indra pendengaran setiap nyawa yang tengah merunduk pilu,bukan kepergian yang mereka kutuk dalam hati,tapi ketidak tahuan yang lebih menyakitkan sanubari.

"Keluarga pasien"

"Saya tante nya,bagaimana keadaan keponakan saya"

Dengan air mata yg kian luruh menyapu kerutan wajah tuanya,wanita itu memaksakan tegap dalam luka yang kian erat mendekap.

"Keponakan nyonya Alhamdulillah baik-baik saja,tapi mohon maaf kami tidak bisa menyelamatkan janin dalam kandungannya,usianya masih terlalu muda nyonya"

Jelas seorang dokter yg bernametag Ivana Wijayati,terlihat guratan kecewa atas apa yang telah dia sampaikan,meski demikian wajah bersahajanya tak urung tenggelam dibalik sesal atas kegagalnya menyelamatkan nyawa kecil yang mungkin kini telah tenang dipangkuan Sang pencipta.

Seketika lorong yang berisikan 2 orang lelaki dengan wanita tua yg menangis pilu itu kembali menjadi sepi,hanya terdengar isak tangis dan beragam penyesalan yang terus menyeruak,tidak dengan dia,lelaki yang menyunggingkan senyum penuh kemenangan akan kabar kepergian si jabang bayi yg bahkan belum terbentuk dengan sempurna.

Akhirnya,aku tak harus mengotori tanganku untuk menyingkirkan wanita itu beserta anaknya.

Tampak binar bahagia yg berbanding terbalik dengan seorang dibalik ruangan itu,kembali dia dipertemukan dengan sakit yang menamakan dirinya kepergian.entah apa maunya takdir saat ini ,ibu nya pergi menyisakan luka dan nestapa diusia 7 tahun dan kini sosok makhluk yang mulai dia cintaipun kembali pergi meninggalkannya dengan setumpuk pisau tajam yang berhasil mengenai tepat ulu hatinya,sakit,sesak hingga dada itu bergemuruh menahan nafas tak beraturan karena lelehan air mata yg  urung berhenti menetes seolah paham betul arti duka sang empunya raga.

Mama mencintaimu sayang,,kembalilah....

Hanya gumaman demi gumaman kecil yang terus keluar dari bibir pucat putri seorang pradipta.

"Sayang,kamua harus kuat"

Tanpa mendengarkan sapuan-sapuan kecil dipucuk kepalanya,wanita itu kian meraung dengan penuh kesakitan.

"Kembalikan anak yuki tante,,dia ngga boleh ninggalin yuki"

Teriaknya begitu pilu dengan hujan air mata yang membuat sembab permukaan wajah rapuhnya,terus saja si jabang bayi yang telah tiada itu menjadi inginnya saat ini.
Hancurlah sudah kuat yanga beberapa jam dibangun oleh tante siska untuk menenangkan keponakannya itu,tubuhnya luruh kelantai dengan kaki bersimpuh diatas dinginnya kramik rumah sakit.

"Cobaan apa ini Tuhan"

Isaknya yang merasakan sakit sama seperti saat sang adik meninggalkannya selama-lamanya.

Bahkan mertua septi Sebegitu menyayangi wanita murahan itu,menangisi cucu haramnya sedemikin rupa.oh Tuhan entah bagaiman nasib septi kalau seperti ini.

Terlihat rio berguman dengan segala pemikiran tentang masa depan sahabatnya,betapa laki-laki itu teramat menaruh kecewa kepada keluarga dari suami sahabatnya,rasanya saat itu juga rio ingin pergi meninggalkan ruangan penuh drama dari wanita murahana seperti yuki.

"Dek,ikhlaskan.ini sudah jalan tuhan"

Satya menatap sayu kearah yuki ,dengan pelan tangan itu merengkuh tubuh sang adik kedalam pelukannya,berharap akan ada tenang yang dapat memberi kuat dalam setiap dekapan seorang kakak untuk adiknya.

"Peluk saudaramu,jika lelah itu tak kunjung berkesudahan,maka setelahnya akan ada tenang yang sudi menghampiri"

Itulah sepenggal bisikan alm sang ibu yang masih terngiang ditelinga lelaki berusia 29 tahun itu.

****

"Dari mana aja kamu yo?"

"ibu,kan rio udah bilang dari resepsinya septi"

Dengan pelan tubuh tegap itu menghampiri sang ibu dan membawa telapak tangan mulus yang kian ditumbuhi kerutan halus dipermukaan kulitnya itu kewajahnya.
Merasa ada yang berbeda dengan gelagat sang ibu,rio kembali menelisik apa gerangan yang terjadi dengan sang ibu.

"Ibu kenapa ?"

Tanyanya keheranan,pasalnya lelaki itu memang teramat peka dengan keadaan wanita dihadapannya ini,pun begitu sebaliknya.

"Entahlah yo,rasanya seharian ini ibu ingin menangis,disini terasa sakit"

Jelasnya menunjuk kearah dada,yang terasa sesak sejak 2 jam yang lalu.

"Apa perlu rio antar kedokter ?"

Tanyanya begitu hawatir dengan kesehatan sang ibu.

"Ini bukan sesak nafas rio,bahkan ibu merasa ini semacam sakit seperti saat ibu ditinggalkan almarhum rasya"

Sambil memijat pelipisnya wanita tua itu menatap sendu kearah sang anak.

"Jangan melakukan hal yang akan menoreh luka untuk dirimu sendiri rio,manusiakanlah manusia lainnya jika kamu tidak mau dibinatangkan olehnya"

Rio seketika mematung dengan ucapan sang ibu,ada apa gerangan dengan ibunya,tidak biasanya wanita yang melahirkannya itu bersikap seperti ini.

******
Syedihhh banget 😩 sabar ya yuki .

"kehilangan itu memang sakit,terlebih menyangkut nyawa yg kita cintai"

LUKA Itu KAMUWhere stories live. Discover now