추위 (Cold)

1.4K 242 50
                                    

BEWARE OF TYPO

Hari tidak ada aroma parfum familiar yang membangunkanku seperti hari - hari biasanya, atau bisikan manis disebelah telingaku yang disertai tarikan selimut yang menghangatku saat terlelap malam tadi. Sosok lain membangunkanku karena mengangkat peliharaannya dari dalam pelukanku, ia membawa gelas berisi air dan obat pereda nyeri untuk kepalaku. Nampaknya aku harus segera mengganti bajuku karena bau alkoholnya masih terasa begitu tajam, aku sudah cukup tidak tahu diri tidur diranjang milik orang lain semalaman.

Perlahan melangkah keluar dari kamar milik Taehyung oppa bersama gelas kosong ditanganku. Tak ada yang mengira kalau seluruh penghuni rumah ini akan bangun pagi seperti sekarang, sebab kemarin mereka menghabiskan waktu untuk bekerja sampai pagi pada salah satu acara televisi. Bahkan Jin oppa sekarang tengah sibuk memotong sayuran ditemani leader mereka yang bertugas mengaduk sesuatu dalam panci disebelahnya.

Tentu saja aku menyapa mereka semua kecuali seorang pria dimeja makan yang seperti biasa sibuk dengan game dalam ponselnya. Aku menggunakan alasan berganti pakaian untuk menghindar darinya, beberapa kali melirik nampaknya dia benar - benar tidak memperdulikan kehadiranku. 

"berapa botol yang kau habiskan semalam ?" sama sekali tak menyangka akan mendapat kalimat sambutan seperti itu dipagi hari, apalagi diujarkan oleh sosok yang tengah bertengkar denganku sejak kemarin

Aku memilih untuk menutup mulut rapat - rapat sambil berjalan menuju koperku yang tersimpan dalam salah satu kamar disana. Tanganku berhenti menekan kenop pintu saat pria itu kembali berbicara padaku.

"jangan ganggu adikmu yang masih tidur di dalam, semalaman ia tidak bisa tidur memikirkan kakaknya yang entah memikirkannya juga atau sibuk dengan kesenangannya sendiri"

Taehyun oppa yang tengah berada dimeja yang sama dengan pria itu, berdecak kesa mendengar kalimat sindiran yang dilontarkan pria itu.

"ada apa dengan kalian ?" Jung Hoseok tak mau kalah mencampuri suasana perang hari ini

"entahlah hyung, bisa dikatakan terjadi masalah karena sifat egois seseorang" Jeon Jungkook sepertinya sedang mencoba kesabaranku hari ini

"memangnya kau sudah dewasa ?" 

Pria bermarga Min yang biasa paling tidak mau tahu, kini ikut menyahut dari sofa diruang tengah. Mungkin kalau sekarang tidak sedang ada masalah, ia akan menutup mulutnya tidak mau ikut campur dan lebih memilih menonton televisi bersama Park Jimin disebelahnya.

"aku jadi malas berada dirumah" Jungkook menyimpan ponselnya dalam saku 

"berehentilah Kook sebelum aku memukul mulutmu itu!" Taehyung oppa nampaknya mulai terpancing emosi

Aku melepaskan tangand ari kenop pintu kamar, memilih untuk mengalah dan keluar dari ruangan ini sebelum situasinya semakin panas. Aku paling tidak suka menyeret orang lain masuk dalam masalah pribadiku, kalau bisa berusaha untuk menyelesaikan semuanya seorang diri maka akan kulakukan.

"oh tuan puteri sepertinya akan melarikan diri lagi ?" Jungkook masih belum mau menutup mulutnya bahkan saat aku memilih untuk pergi darinya

Aku menginjak sepatuku asal agar bisa keluar dari sini lebih cepat, yang terpenting mataku tidak menemukannya dan kepalaku bisa tenang. Aku baru sadar kalau tidak ada piliihan lain disini selain kursi panjang ditaman, dan sudah pasti kursi itu tertutup salju pagi ini. Aku membuang salju itu dengan tanganku karena tak ada pilihan lain, harus sedikit berkorban agar kakiku tidak kesakitan karena harus berdiri disaat cuaca dingin seperti ini.

Belum lama aku duduk diatas kursi panjang ini, perutku sudah mulai merengek minta diisi. Udara dingin yang menyelimuti pagi juga menambah dorongan untuk mengisi perutku, sialnya tak ada selembar uang yang tertinggal dalam saku milikku, jadi aku harus bertahan setidaknya sampai adikku keluar dari dalam. Kukira suhu udara akan naik bersamaan dengan naiknya sang fajar, tapi yang kurasakan saat ini justru sebaliknya.

Kedua tanganku memeluk lutut yang sudah naik ke atas kursi, bahkan aku menyembunyikan wajahku diantara lutut mencari kehangatan. Detik berikutnya tubuhku menghangat setelah seseorang memakaikan mantelnya untukku, amat sangat berterima kasih pada siapapun yang rela meminjamkan mantelnya untukku.

"kau mau mati membeku diluar ?" ternyata Hoseok oppa menyusulku kemari

"HEY!!" dua rapper lain menyusul tak lama, mereka membawakan roti panggang dan segelas cokelat panas untukku

Aku sungguh - sungguh berterima kasih kepada tiga pria yang menemani pagiku yang dingin. Dari tempat ini juga kami menyaksikan bagaimana Jungkook mengantar adikku keluar menuju taksi yang sudah dipesannya. Aku tertawa menyaksikan bagaimana mereka bertiga menyembunyikan wajah mereka dari taksi yang ditumpangi adikku, saat mobil itu melewati kami. Namjoon oppa menjadi orang yang pertama mengajak kami semua kembali ke dalam, alasannya karena adikku sudah pergi padahal kami sama - sama tahu bagaimana ia tidak tahan melawan suhu udara disini. 

Menjadi orang yang masuk terkahir kali, aku langsung dihadiakan koperku yang bergerak setelah digeser dari dalam menggunakan kaki oleh pria yang tengah berkelahi denganku. Perbuatannya kali ini tak hanya membuatku marah, semua orang yang mwnjadi saksi kejadian ini langsung merubah raut muka. Hoseok oppa mengambil kunci mobil dengan kasar dan mengambil koperku yang baru saja dibuang oleh Jungkook dari dalam kamarnya.

"ini menjadi hal yang paling mengecewakan selama bertahun - tahun aku membesarkanmu, aku merasa menjadi orang yang buruk karena gagal mengajarkanmu" Hoseok oppa pergi bersama kunci mobil dan koperku dengan kemarahannya yang belum pernah terlihat oleh kami

"kurasa hari ini bukan waktu yang tepat untuk menyelesaikan laguku.. Hoseok-ah!! aku ikut denganmu" pria kelahiran Ilsan itu menginjak sepatunya asal dan berlari keluar mengejar sahabatnya yang lebih dulu meninggalkan rumah

"lepaskan kalau kau tak sanggup, jangan menyakiti orang lain" Suga oppa mengagalkan niatnya untuk menyaksikan tayangan televisi, ia menyusul dua orang yang baru keluar

Ia mengambil lengan kananku dengan wajah datarnya, seakan tidak mengijinkanku berada disini lebih lama lagi. Sejujurnya aku merasa bersalah saat satu persatu member BTS seakan tidak memihak padanya, namun kalimatku tak bisa keluar setelah melihat perlakuannya padaku.

"masuk ke kamarmu sekarang, kami ingin bicara padamu" Jin oppa menepuk pundak adik bungsunya itu sebelum menyusul dua pria lain yang sudah lebih dulu masuk dengan wajah yang merah karena emosi

"biarkan mereka melakukan tugasnya, lebih baik kita pergi dari sini" Suga oppa menarik lenganku keluar dari sini

- TBC -

Jeon jungkook (전정국)  ImagineWhere stories live. Discover now