계획되지 않은 (Unplanned)

1.5K 206 11
                                    

BEWARE OF TYPO

Hari ini kau tak lagi menghabiskan malam hariku dalam gedung perpustakaan bersama lembaran tugas kerja dan tumupukan buku seperti biasanya. Jungkook datang menjemputku bersama managernya siang tadi, dia mengejutkanku dengan selembar tiket kereta tujuan Busan. Setiap kali ditanya ia hanya akan beralasan kalau ibunya memanggil kami berdua untuk datang makan malam di rumah.

"Jungkook sebenarnya apa alasanmu mengajakku ke Busan ?"

"besok kau tidak ada jadwal kelas kan ?"

"ti.. adaa.. ada kelas praktik"

"jangan bohong sayang, aku sudah mengecek jadwal kalian melalui Sori" ia menunjukkan bukti chattingannya dengan Sori

"ya itu Sori.. berbeda denganku.."

"sstt.. aku mengantuk, nanti saja kuceritakan" ia memeluk lengan kiriku dan menyandarkan kepalanya pada bahuku dengan mata yang sudah menutup rapat

Aku memperhatikan pemandangan dari jendela kereta sambil mencari alasan mengapa ia tiba - tiba saja membawaku ke Busan. Kalau hanya sekedar makan malam keluarga mengapa harus jauh - jauh ke Busan, lagipula ini bukan hari libur atau weekend.

Kami tiba di Busan sudah cukup malam karena tadi kereta kami berangkat dari Seoul juga sudah mulai agak sore. Keluar dari stasiun sudah ada kakak Jungkook yang menjemput kami dengan mobil miliknya, ia memelukku seperti sudah sangat lama tak bertemu. Jungkook duduk di depan bersama kakaknya yang mengemudikan mobil malam ini, mengantarku dan Jungkook ke rumah mereka. 

Busan hari ini nampaknya cukup terik berbeda dengan Seoul, meski hanya berbeda lima derajat lebih panas dari Seoul tapi suasana disini nampak berbeda. Sudah tidak ada lagi salju yang turun mmenutupi jalan, hanya tinggal suhu udara dingin yang masih berada di bawah sepuluh derajat. Para pejalan kaki juga terlihat lebih ramai dengan pakaian mereka yang tidak lagi setebal beberapa minggu yang lalu saat salju putih turun dari langit.

Tiba di rumah Jungkook aku disambut pertama kali oleh ayahnya yang ternyata baru saja kembali dari tempat kerjanya. Aku berlari mendekat saat tangannya terbuka siap menyambutku dengan pelukan hangat. Ia tertawa saat melihatku datang memeluknya, ia selalu menganggap semua tingkahku menggemaskan sebab tidak ada anak perempuan yang ia punya dalam rumah.

"lihatnya hidungmu merah karena udara dingin" pria tua itu tertawa sambil merangkul pundakku masuk ke dalma rumahnya

"ayah memang selalu seperti itu setiap kali (y/n) datang, kau tahu kan betapa ayah menginginkan anak perempuan dulu ? jadi jangan merasa aneh kalau ayah menyambut (y/n) lebih dulu dan lebih lama darimu" aku mendengar pembicaraan Jungkook dan kakaknya yang baru saja turun dari mobil

"sayang lihat siapa yang datang"

TAP TAP TAP

"ibu jangan berlari nanti terjatuh!" seru kakak Jungkook yang tengah melepaskan sepatunya

"aigooo sayangku.. kau terlihat semakin cantik, aku begitu merindukanmu" ibu Jungkook meletakkan kedua tangannya pada pipiku sambil tersenyum lebar

"bagaimana kabar ibu?"

"selalu baik sayang, bagaimana kabarmu ?" 

"aku juga baik - baik saja"

"baik apanya ? kemarin kau sakit" Jungkook berjalan melewati kami bersama hyungnya

"kau sakit ?" raut wajah kedua orang tua di depanku langsung berubah cemas

"ahh.. itu karena aku belajar terlalu keras, hanya demam biasa jangan khawatir aku sudah sembuh"

Jeon jungkook (전정국)  ImagineWhere stories live. Discover now