Drop

3.6K 147 1
                                    

Semalaman bokap & nyokap gua kagak pulang ke rumah, dan semalaman gua berdua sama bi Ipeh. Dan pagi ini juga,bokap & nyokap gua belum pada pulang, jadi gimana gua bisa berangkat sekolah?

"Non,kenapa gak di makan sarapannya nanti terlambat ke sekolahnya loh."-bi Ipeh

"Gak nafsu bi."
"Yaudah, Disa berangkat dulu ya dah." ucapku sambil beranjak pergi.

"Eh non,mau naik apa?" teriak bi Ipeh

"Jalan kaki aja bi, sehat." ucapku dan keluar dari rumah.

Gua berjalan menuruni tangga teras,berjalan di halaman,melewati gerbang. Dan mulai berjalan menuju sekolah.

Di perjalanan,dengan angin pagi yang sejuk,rambut yang aku ikat, poni yang berada di samping. Sungguh indah kota Bandung,aku berjalan diantara kendaaran yang berjalan. Semua orang di kota Bandung mulai melalukan aktivitasnya.

Jarum jam yang berputar terus,sinar matahari yang mulai menyinari kota Bandung. Itu artinya hari mulai siang,sementara Disa masih jauh sampai di sekolahannya. Lalu Disa mulai berlari dengan keadaan kakinya yang masih kesakitan dengan sangat berusaha dia berlari sangat cepat supaya bisa sampai di sekolah dengan waktu yang tepat. Dan malah,kakinya semakin kesakitan karena Disa memaksakan berlari agar tepat di sekolahnya.

Kalo gak cepet-cepet gua bisa di tegur sama osis sotoy itu gumamku sambil terus berlari.

Dengan keringatnya yang bercucuran,bibirnya yang mulai memucat. Disa pasti sangat kelelahan, apalagi dia tidak sarapan pagi di rumahnya.

Lalu setelah lelah berlari,keringat yang bercucuran, akhirnya Disa sampai di sekolahnya.Namun Disa kalah cepat dengan waktunya. Pintu gerbang sudah tertutup rapat.

"Eh lu kenapa?" tanya seorang pria

"kesiangan."

"Mau masuk?"

"Iya dong yaa,zann masukin gua." ucapku memohon kepada Razaan

"Oke."ucapnya sambil membukakan pintu geebang sekolah itu.

"Tumben baik." gumamku.

"Apa?"

"Kagak."

"Nah lu berdiri di lapangan ini ya,sampe istirahat."

"Kagak!" ucapku tak terima

"Yaa,salah siapa lu telat coba?"

"Lu lah."

"Ko gua?"

"Gara-gara lu nyenggol gua gua jadi gak bisa lari tau."

"Yaa maaf,tapi aturan tetep aturan."ucapnya sambil pergi meninggalkan ku sendirian. Tega banget kan. Tak lama kemudian dia kembali lagi.

"Lu harus pake ini juga."

"Ihk ribet."

"Gak mau? Kalo gitu diganti."

"Iya,ganti aja."

"Lu jalan bebek sampe istirahat." ucapny dengan senyuman palsu. Emang tega banget tuh osisss.

"Yaudah mana-mana." ucapku sambil mengambil sebuah kalimat yang di tulis di kertas dari tangannya.

Lalu aku berdiri di tengah-tengah lapangan,dengan memakai kertas berisi kata-kata 'Saya malu terlambat sekolah dan tak akan mengulanginya' dengan kaki di keataskan satu dan kedua tangan memegang telinga.

Dan kalian tau,gua sendirian di sana. Mesti sesekali ada yang mengejekku,karena aku kesiangan.

Dan setelah lamanya, setelah beberapa jam,aku yang terkena paparan matahari,mulai bercucuran keringat dari keningku. Aku mulai memusing, dan itu karena tidak sarapan pagi. Kaki sebelah kanan dengan lemah di ke bawahkan perlahan karena sudah berjam-jam. Dengan kedua tangan yang di simpan di kepala,supaya menahan rasa pusingku.

Bugk...

Razaan_

"Eh zan liat tuh. Ko di lapang kayak ada gerombolan gitu si di lapangan."-Fapyan. Dan saat gua melihat ke arah lapangan,memang benar ada orang yang bergerombol di sana.

"Lu ikut gua." ucapku pada Fapyan.Saat berjalan menuju lapangan, Raza terus menerus menikirkan Disa yang ada di mana.

"Semoga bukan Disa." gumamku

Lalu saat sampai, Raza langsung menerobos gerombolan orang-orang, dan Raza mendapati seorang wanita yang terbaring tak sadarkan diri.

"Disa." ucapku

"Kalian bukannya tolongin malah di liatin mulu." marahku,lalu aku mencoba menggendongnya dan berat.

Raza membawa Disa ke uks. Raza membaringkan Disa di atas martas. Dan mengambil kayu putih supaya Disa bisa terbangun.

"Lu gak papa?" tanya Raza saat Disa mulai siuman.

"Pusing."

"Lu minum dulu." ucap Raza sambil menyodorkan segelas air hangat, yang ada di atas meja.

"Gak usah za makasih." ucapnya saat mencoba duduk.

"Gua bantu." ucap Raza sambil memabantu Disa untuk duduk.

"Eh lu kenapa?" ucap Dinda mengagetkan.

"Gak papa din."

"Gak papa gimana? Orang lu jatoh pingsan tadi."

"Gak papa ko gak papa."

"Awas ya ka,kalo sampe temen gue kenapa-napa ?" ucapnya sambil menunjuk-nunjuk Raza.

"Udah,din anter gua ke kelas ya." ucapku sambil turun dari matras.

"Yuk."
Adisa_

"Eh,dis kan tdi pas pelajan sebelum.Istirahat itu ada anggota osis loh." ucap Dinda saat di perjalanan.

"Oh." jawabku singkat, krna tak mau tahu.

"Nah terus pemilihan kandidat ketos."

"Oh,lu milih siapa?"

"Razaan,hehe."

"Hah? Dia juga jadi kandidat?" ucapku super kaget :v.

"Iya. Kenpa sih? Kaget bener."

"Ishh,ko bisa sehh. Kan dia reseh orngnya."

"Yaa,tpi dia itu disiplin."

"Ya deh serah lu ah."

****
Dan saat sekolahan udah pada pulang, Disa di ejek terus di setiap jalan menuju keluar sekolahnya itu. Disa ngebatin? Nggak,kalo hal sepele Disa gakkan ngeladenin. Disa termasuk orang yang memendam sesuatu. Dan kalo di ungkapkannya,pasti sambil marah-marah, dan dri pada dartingg. Disa milih diam.

Memang saat itu cuaca sedang mendung. Tapi Disa terus melanjutkan perjalanan pulang,dengan berjalan kaki.

Memang cuaca mulai menghitam, mendung. Ditambah dengan angin yang besar,membuat Disa semakin melemah,karena dia sedang tidak enak badan sejak dri.

Disa yang sudah mulai kebasahan karena air yang mulai turun dari langit-langit kota Bandung. Sesekali Disa memandang ke arah langit, yang membuat wajahnya kangsung terkena rintihan hujan.

Jatum jam yang Disa liat dari tanganny menunjukan pukul 16.55 WIB. Dan itu sudah sangatlah sore,dan hujan malah semakin deras. Karena letak rumah Disa dan sekolahannya itu sangatlah jauh,jadi Disa selalu terlambat sampai di rumahnya.

Kena marah? Orang tuanya aja gak suka di rumah,gmana mau kena marah.

"Oi." terdengar teriakan seorang lelaki,yang membuat Disa kaget.

"Eitss, apaan si lu?"

"Lu gua anter pulng ya." ucap Razaan yang sedang berada di motornya.

"Gak usah."

"Muka lu udah pucet!" ucapnya membentak.

"Ya truss." judes+terus berjalan dan menghiraukannya.

"Lu jadi cewe judes banget sih."

"Gue ini."

"Naik gak?"

"Maksih." ucap Disa sambil terus berjalan. Dan Razaan pun pergi nge-gass motornya

Thanks for time
Vomment ♡
Jelek ya ihk ceritanya :v

Ketos vs Kapten BasketTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang