12: Perubahan Sikap

2.8K 557 147
                                    

MASA AKU GAK PERNAH SESAYANG INI SAMA READERS WKWKWKWK. BIASANYA KAGAK. TAPI KU CINTA KALIAN SEMUA YANG BACA INI BUKU, YANG BANYAK BACUT, YANG NGEVOTE DOANG, YG SIDER JUGA DAH😙

Wonwoo berjalan dengan tergesa menuju ruang BK, begitu sampai, dia lihat Seungcheol yang tengah di maki-maki oleh Ibunya.

"Anak nggak tau malu! Mau sampe kapan kamu bikin Mama di panggil ke sekolah?!" Seungcheol menunduk dalam diam ketika Ibunya memukul bahunya dengan kesal.

KRIET!

Cowok bermata rubah itu mengalihkan atensinya, menatap Mingyu yang baru saja keluar dari ruangan tersebut, lantas menghampiri Mingyu dengan raut wajah kesal. "Lo! Lo apa-apaan sih segala mewakili Orangtua gue?!"

Mingyu membuang napasnya kasar, "Won, jangan teriak-teriak ..."

"Gue nggak minta lo buat mewakili Mama!" Sentak Wonwoo emosi, "Lo sendiri yang ngasih amplop panggilan ke kita, tapi lo malah kayak gini sekarang?!"

Tadi, ketika di kelas, tiba-tiba saja Soonyoung yang baru pergi dari kantin menghampiri Wonwoo. Jelas, Wonwoo kaget sekali, secara hubungan mereka sedang nggak baik-baik saja. Ternyata Soonyoung menyampaikan bahwa Mingyu tadi berpapasan di kantin dengan cowok bermata sipit itu, kemudian bertanya, apakah Orangtua Wonwoo bisa hadir. Dan ketika Soonyoung mengatakan;

"Lo tau dengan pasti, ortunya nggak akan hadir."

Jadi Mingyu inisiatif melakukannya.

"Maaf,"

Wonwoo bungkam hanya karena satu kata singkat dari Mingyu, dia memilih menghela napas dan meninggalkan Mingyu.

Bagi Wonwoo, dengan di panggilnya Orangtua ke sekolah adalah satu-satunya cara untuk menarik perhatian Ibunya. Mungkin bila pihak sekolah mendesak dan terus menerus memanggil Ibunya, wanita itu mau nggak mau akan datang.

Tapi coba lihat, Mingyu malah mengambil alih begitu saja.


"Gue anter ke rumah lo, ya?"

Nancy mendongak menatap Mingyu di depannya, cewek cantik itu mengangguk mengiyakan tawaran Mingyu.

Mingyu hanya merasa simpati pada cewek itu, nggak ada perasaan lebih. Dia cuma takut nanti Nancy melakukan hal bodoh lainnya, mencoba melukai diri sendiri lagi.

Setelah tiga puluh menit perjalanan dengan Nancy yang mengarahkan Mingyu, mereka akhirnya sampai di kediaman gadis berambut cokelat panjang itu.

"Mau mampir dulu?"

Mingyu turun dari motornya, "Boleh deh, haus."

"Yaudah, yuk." Nancy membuka pintu rumahnya. Rumahnya nggak sebagus rumah orang lain, hanya rumah kecil sederhana yang kalau Mingyu lihat-lihat sudah pasti bangunan tua.

Tapi rumah itu nggak berantakan, justru rapi. "Lo tinggal sendiri?" Kata Mingyu usai mendudukkan diri di atas sofa.

Nancy menaruh tas ranselnya di kursi meja makan, lalu menoleh ke arah Mingyu. "Iya, Bokap udah meninggal bunuh diri, Nyokap nggak tau dimana sama suami barunya."

heart fluttering | meanieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang