TLQ #15

33.3K 3K 67
                                    

Part 15

Aby membuka matanya perlahan. Dia mengerjapkan matanya berkali kali menyesuaikan penglihatannya dengan keadaan sekitarnya yang gelap gulita. Kedua tangannya di rantai, begitupun kakinya. Dengan rantai yang cukup panjang memang memudahkannya untuk berjalan. Namun rantai ini lumayan berat.

Dan Aby tau ini bukan penjara biasa. Apakah ini akhir dari segalanya ? Apakah hanya sampai di sini saja perjuangannya untuk hidup ? Apakah begini mudahnya dia di tangkap ?

Dia mengingat ulang kejadian demi kejadian, Riana yang ternyata adalah Lara, dan Ara yang ternyata saudara tirinya yang berpura pura baik. Lalu, apakah yang lainnya juga penghianat ?

Sungguh miris...

>>>>

Seorang wanita berjalan dengan anggunnya menuju ke sebuah penjara tersendiri. Hingga sampai di depan sel wanita itu tersenyum licik.

"Hallo, Azura." Sapa wanita itu halus di tengah temaramnya di penjara itu.
Abila memandang tak suka wanita yang berdiri angkuh di depan sel nya.
"Bagaimana kabarmu ? Kurasa baik." Seringainya,
"Padahal aku lebih senang kau ikut ibumu. Kau tau maksudku bukan ?" Lanjut sang wanita itu.

Aby menatap wanita itu tajam.
"Kau, dalang dari semua ini." Ucap Aby tajam.
"Hahahaha, bagaimana Azura ? Kau senang ? Kurasa ya, karena aku juga merasa sangat senang." Tawa nya.
"Kau tau, kau hanyalah anak kecil yang bodoh. Apa kau pikir ini semua hanya kebetulan ? Semua ini sudah di manipulasi dari awal, apa kau pikir Raja Aron dan rakyatnya bisa begitu mudahnya berbaik hati padamu setelah istri dan ratu  tercinta mereka di ambang kematian karenamu ? Memang cukup sulit untuk memanipulasi ratu Liana, tapi sangat mudah untuk bekerja sama dengan Raja Aron." Jelas wanita itu yang tak lain adalah istri ke2 raja Amon, ratu Briana.

"Kau sendiri di dunia ini Azura, tak ada yang berpihak padamu. Seharusnya kau tak percaya pada siapapun." Senyum ratu Briana, dan berlalu dari tempat Abila di tahan.

"Tak ada yang boleh masuk ke sini tanpa izin dariku." Perintah ratu Briana pada para penjaga.

>>>>>

Aby membuka matanya, gelap tak ada cahaya sedikit pun. Sepanjang matanya melihat tak ada cahaya sama sekali. Perlahan, cahaya putih mulai terlihat semakin lama semakin besar. Sehingga Aby reflek menutup matanya dengan tangannya.

Saat Aby kembali membuka matanya, pemandangan yang ada di depannya adalah sebuah padang rumput dengan 1 pohon rimbun di tengah tengah padang itu.

Dengan hanya menggunakan gaun hitam yang sangat kontras dengan kulit putih dan rambut peraknya. Aby berjalan menuju 1 pohon rimbun itu. Saat jaraknya dan pohon tersebut cukup dekat, Aby melihat seorang wanita dengan penampilan yang benar benar anggun.

Wanita itu membalikkan badan menghadap Aby dan tersenyum. Aby terkejut dengan yang dia lihat, apa aku sudah mati ? Batin Aby bingung. Wanita itu berjalan mendekat pada Aby.

"Sudah lama kita tidak berjumpa, putriku. Azzura." Ucap Wanita itu dengan suaranya yang lembut dan senyum yang indah. Aby tertegun, seakan tak percaya dengan apa yang dia alami.

"Mom ?" Tanya Aby ingin meyakinkan dirinya sendiri. "Apa yang terjadi ? Kenapa aku bisa di sini ? Apa... aku sudah mati ?" Tanya Aby beruntun. Wanita itu menuntun Aby untuk duduk di bangku di bawah pohon itu.

"Kau berada di alam bawah sadarmu. Dan, Jalanmu masih panjang sayang. Ibu tau, akan ada saatnya dimana kau akan datang ke sini menemui ibu." Aby hanya menatap ibunya dengan wajah bingung.
"Apa kau tak ingin memeluk ibumu Aby ? Kau tak merindukanku ?" Tawar ibu Aby - Ratu Adora -

Dengan senyum mengembang Aby memeluk ibunya erat. "Bantu aku mom. Kumohon, aku tak sanggup menghadapi mereka sendiri." Adu Aby, tanpa sadar dia meneteskan air matanya.  Untuk pertama kalinya Aby memperlihatkan sisi rapuhnya, dan itu hanya pada ibunya.

》》》》》

Holla !!!
Nih di update lagi, sesuai janji tadi ya kalo aku bakal update lagi.
Jadi dobel hari ini ya,😁
Gimana sama part ini ? Beri pendapat kalian👇
Maaf ya klo nambah gaje gtu😔
Oh ya jangan lupa vote & comment😚
See you next part😙

💞💞💞

The Last Queen (TAMAT)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang