Tentang Dharma

1.2K 115 0
                                    

"Nandhiraaaaa dapet salam dari Dharma. "Seru Selia begitu dia memasuki kantor.

"Okeee tapi kenapa lewat lo? Lo kenal? "Tanyaku meminta penjelasan. Vira dan Narendra mendekati meja Selia. Bayu sendiri masih dipanggil Bu Delwina.

"So? Whats going on? "Tanya Vira penasaran.

"Vira udah bilang kan ya mamah deket sama mamanya Dharma. Kemaren malem gue ketemu sama Dharma dan mamanya. Makan malam. Terus ngobrol gue sama Dharma dan Dharma nitip salam ke lo begitu tau kita satu divisi. "Jelas Selia membuat kami mengangguk.

"Lo emang deket banget ya sama Dharma? "Tanya Narendra. Aku menggeleng.

"Gue aja baru tahu kemarin pas kita kerjasama sama dia. "Jawabku tak yakin.

Ada sesuatu yang seharusnya aku ingat.

"Ehm anu Nad. "Lirih Selia ragu.

"Kenapa Sel? "Tanyaku mencoba meredam pusing yang tiba-tiba.

"Kemarin... Kemarin gue ketemu mama lu. Mama lu juga kenal sama Dharma dan keluarganya. "Ujar Selia ragu.

Andharma...kenapa namanya mulai berputar putar.

"Namaku Dharma bukan Andha. "Seru laki laki kecil.

"Aku suka memanggilmu Andha. Dharma seperti orang besar. "Jawab gadis kecil itu gusar.

"Aku akan menjadi laki laki besar nanti. "Jawab laki laki kecil itu.

"Kak Panjiiiii. "

Ingatan apa ini? Aku memijat kepalaku yang mulai pusing.

"Nad...are you okay? "Tanya Selia hati-hati. Aku mengangguk. Tapi kepalaku semakin pusing. Aku mencoba memejamkan mataku saat kudengar suara familiar.

"Nandhira! "Aku membuka mata. Bayu.

"Lo kenapa? "Tanya Bayu pelan. Aku menggeleng.

"Aku ambilin teh ya. "Kata Vira dan berjalan cepat keluar.

Selia membopongku ke sofa ruangan kami.

"Nad kenapa? "Tanya Bayu. Selia dan Narendra terdiam. Selia masih fokus membaringkanku di sofa.

"Gaada yang mau jawab nih? "Tanya Bayu lagi.

"Nad tiba-tiba pusing waktu kita ngobrol. "Jawab Narendra setelah sekian lama hening.

"Emang kalian ngobrolin apaan? "Tanya Bayu penasaran.

Belum sempat Selia dan Narendra menjawab Vira datang.

"Ini teh nya. "Ujar Vira. Selia duduk disebelahku sedangkan Vira membantuku duduk. Narendra mengambilkan sedotan dan Selia membantuku minum teh.

"Thanks guys. Gue gak papa kok. "Ujarku setelah pusingku mereda.

"Kalian ngomongin apa sih? "Bayu masih saja penasaran.

"Kerjaan Bay. Kerjaan. "Jawabku lirih. Bayu mengangguk.

"Lo kecapekan kan. Gue udah bilang jangan begadang lo bandel lagi bandel lagi. "Omel Bayu membuat kami terdiam.

"Udahlah Bay. Gue gak papa. "Ujarku meredam omelan Bayu.

"Gue urusin izin lo ke mama. Lo izin setengah hari ya Nad. "Bujuk Selia. Aku menggeleng.

"Iya lo harus wajib hukumnya izin. "Tukas Narendra.

"Iya Nad. Lo pasti kecapekan. "Dukung Vira. Semua menunggu Bayu bersuara.

"Lo udah tau kan mau gue apa. "Ucap Bayu seraya kembali ke kubikelnya.

NandhiraWhere stories live. Discover now