Bagian 3 (Menyimpulkan pandangan)

2.1K 72 0
                                    

Berhati - hatilah saat menyimpulkan pandanganmu, karena seringkali ia menipu. Yang kau kira cinta, nyatanya hanya sebuah kekaguman semu.

🌷 🌷 🌷 🌷 🌷 🌷 🌷 🌷 🌷 🌷 🌷 🌷 🌷 🌷

Membahagiakan kedua orang tua , bekerja di tempat yang prospek masa depannya bagus, menikah dengan orang yang mencintai kita ditambah lagi hidup dengan aman sentosa. Memang target semua wanita.

Alasan kenapa Ariana berhenti dari pekerjaan terdahulunya menjadi perawat padahal prospek masa depan yang menjajikan karena ia ingin keluar dari zona nyaman.

Mencoba berbagai hal baru dalam hidupnya, menjadikan hobi sebagai pekerjaannya.

Ariana merapikan mejanya, membuang sampah kertas yang berserakan di depannya. Saat mejanya sudah dirasa rapi, ia merenggangkan otot-ototnya yang mulai kaku.

"Ari, sepulang kerja temani aku ya ke rumah sakit," ajak Lia.

"Ke rumah sakit? siapa yang sakit? kamu sakit?" ucap Ariana.

"Bukan aku yang sakit tapi teman SMA aku yang sakit."

"Innalillah," ucap Ariana sambil melihat jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya yang menunjukkan pukul 11.45.

"Mau ya."

"Iya Lia Almeida nanti aku temani," ucap Ariana membuat Lia tersenyum lebar.

"Ari."

suara bass yang sudah diketahui siapa pelakunya membuat dua perempuan kini menatapnya.

"Nggak cari makan, sudah waktunya makan siang atau mau nitip," tawar Danu.

"Tumben baik, pasti ada maunya," ejek Lia.

"Sudah dari dulu kali aku baik, iya kan Ri," ucap Danu sambil tersenyum.

Ariana hanya menganggukkan kepalanya.

"Jadi bagaimana nih mau nitip atau makan bareng."

"Aku nitip saja," ucap Ariana.

"Aku juga nitip," ucap Lia.

"Aku gak nawarin kamu ya, Lia."

"Jahat banget sih jadi temen. Aku sumpahin kamu nggak bakalan ketemu sama jodoh kamu."

"Sudah doa kamu gak mempan ke aku, aku sudah ketemu sama jodoh aku."

"Siapa?"

"Ariana."

"Ari nggak mau sama kamu."

"Sok tahu."

Lia tidak bisa berhenti berbicara membuat Danu juga dengan semangat membalas ucapan dari bibir Lia.

"Aku mau sholat dulu, pusing melihat kalian berantem kayak Tom and Jerry."

Ariana meninggalkan ruangannya yang seketika hening tak bersuara.

"Aku ikut," ucap Lia.

"Aku yang imamin," ucap Danu menyusul kedua perempuan yang sudah berjalan terlebih dahulu.

Setelah selesai sholat mereka makan siang bersama di salah satu kafe dekat dengan kantor mereka.

Di sana ternyata juga ada Sakha dan temannya. Pandangan Sakha lurus tepat menghadap Ariana, ia terus mengawasinya.

Melihat senyum Ariana yang terus tersungging di wajah imutnya berdampak juga pada wajah Sakha.

"Lihat apa?" Andre heran, ia mengikuti arah mata Sakha memandang.

Jodoh Terbaik (HIATUS)Where stories live. Discover now