DH. 4

430 69 1
                                    


Setiap anggota PMR selalu mendapatkan giliran untuk berjaga di UKS. Dan siang ini giliran Yeri yang berjaga ditemani petugas UKS yang biasa dipanggil Mbak Soya.
Yeri tengah membantu mbak Soya menata obat di rak saat ada seseorang yang membuka pintu. Saat tau siapa yang memasuki ruang UKS, Yeri memilih kembali melanjutkan aktivitas nya, sementara Mbak Soya menghampiri cowok itu.
"Eh Galen tumben, sakit?" tanya Mbak Soya saat kini Galen duduk di salah satu ranjang yang ada diruang itu.

"Ini mbak" ucap cowok itu yang tak lain adalah Galen sambil menunjukkan luka di lengannya.

"Kok bisa sih? Kamu jatuh?" tanya Mbak Soya setelah memeriksa luka Galen dan segera mengambil kotak P3K, Yeri yang mendengar seruan mbak Soya itu pun melirik sebentar sebelum kembali berusaha cuek.

"Em mbak Soya gaa mau bikinin teh gitu, biar cewek itu aja yang ngobatin" tanya Galen menunjuk Yeri yang langsung menegang.
Mengernyit bingung, mbak Soya pun menatap ke arah Yeri dan Galen bergantian sebelum tersenyum kecil. Menarik sebuah kursi kedekat Galen, mbak Soya memilih meletakkan kotak P3K pada pangkuan Galen.

"Yeri sini deh, tolongin mbak dong" pinta mbak Soya membuat Yeri menghela nafas pelan sebelum beranjak mendekat pada mbak Soya.

"Iya mbak?" tanya Yeri mengabaikan senyum tertahan diwajah Galen.

"Mbak mau bikin teh dikantin, ini tolong kamu obati ya! Bisa kan?" tanya Mbak Soya menunjuk luka di tangan Galen yang masih sedikit mengeluarkan darah.

"Bisa mbak" jawab Yeri sambil menganggukkan kepala.

"Oke mbak tinggal ya" ucap Mbak Soya sebelum beranjak meninggalkan keduanya.

Yeri pun segera mengambil air dan kapas guna membersihkan luka Galen. Tanpa kata gadis itu meraih lengan Galen untuk ia obati. Sesaat ia mengernyit ketika sadar bahwa itu luka sayatan karena benda tajam. "Kok bisa kena piso? Kak Galen habis ngapain?" tanya Yeri menatap bingung ke arah Galen, namun bukannya menjawab cowok itu justru diam memperhatikan Yeri membuat cewek itu berdecak pelan.
"Ini bakal perih ditahan bentar" ucap Yeri kembali fokus pada lengan Galen. Membersihkannya dengan alkohol dan kemudian diberi obat merah tak lupa setelahnya ditutup dengan perban. Yeri berusaha melakukannya dengan sehati-hati mungkin.
"Nanti sore jangan lupa perbannya diganti" pinta cewek itu membereskan peralatannya.

"Jadi gue mesti luka dulu supaya lo mau ngomong lagi sama gue?" tanya Galen yang sejak tadi hanya diam membuat Yeri langsung menatapnya bingung.

"Jangan bilang kalau ini Kak Galen sengaja?" tanya Yeri menatap Galen penuh sidik. Sementara Galen hanya mengangkat bahu acuh. "Kurang kerjaan banget sih kak, apa untungnya coba" keluh Yeri menatap tak percaya pada cowok itu dan beranjak untuk mengembalikan kotak P3K pada tempatnya.

"Lo marah gue apload foto lo karena cowok lo?" tanya Galen sukses membuat Yeri menghentikan langkah.

"Kak Galen tau dari mana kalau aku udah punya cowok?" tanya Yeri setenang mungkin, gadis itu pun kini sudah kembali duduk dihadapan Galen yang tidak pernah melepaskan tatapannya.

"Tadi yang nelfon cowok lo kan?" kembali Galen bertanya untuk memastikan.

"Yang nelfon tadi Kak Teo, dia kakak kandung aku yang sekarang lagi kuliah di Singapore dan tinggal bareng ortu aku disana" terang Yeri sepelan mungkin karena ia tidak mau terjadi kesalahpahaman lagi.

"Yang kemarin siang juga?" pertanyaan Galen itu dijawab anggukan oleh Yeri.

"Tiap siang dia selalu nelfon aku buat ngingetin makan sama minum.. " seketika Yeri menghentikan perkatanyaannya, hampir saja ia membuka rahasianya.

Dear Heart -end-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang