DH. 11

381 58 0
                                    



"Kak Galen yakin ajak aku kesini? Jam segini?" tanya Yeri menatap tak percaya pada Galen.

Meletakkan helm diatas tangki motor dan mengurai rambut, Galen menatap Yeri dan menganggukkan kepala. "Kenapa, lo nggak suka?" tanya Galen.

Yeri sama sekali tidak bisa menebak jalan pikiran Galen sehingga membuat gadis itu terdiam.

Melihat kediaman Yeri, Galen berasumsi bahwa gadis itu tak menyukainya.

"Kalo emang lo nggak suka ya udah kita cari tempat lain aja" ajak Galen yang sudah meraih kembali helmnya.
Melihat itu Yeri segera menahan lengan Galen dan menggelengkan kepala.

"Aku suka kok, ayo main" ajak Yeri tersenyum cerah pada Galen.

Tak tahan dengan senyuman polos Yeri, Galen pun mengacak rambut gadis itu sebelum meraih tangannya untuk ia gandeng.

Saat ini Galen membawa Yeri ke taman bermain. Meski cuaca sudah mulai gelap namun tidak menyurutkan niat Galen untuk menghibur Yeri dengan mengajaknya bermain.

Dari mulai istana boneka bahkan sampai bianglala dicoba oleh Yeri. Dan dengan setia Galen pun menemani Yeri disetiap permainan.
Setelah lelah bermain kini keduanya memutuskan untuk mencari makan.
Sambil menunggu makanan pesanan mereka datang, Yeri meminjam ponsel Galen untuk melihat hasil foto cowok itu.

"Kak fotonya bagus-bagus" ucap Yeri tanpa menatap ke arah cowok itu. "Kakak kayaknya bakat deh jadi fotografer".

"Gue mau foto cuman kalau lo yang jadi modelnya" balas Galen menyangga kepala dengan sebelah tangan.

Mendengarnya membuat Yeri memutar mata jengah, "nggak usah mulai deh gombal nya, nggak cocok tau nggak" keluh Yeri.

"Ya iyalah, kan gue cocoknya sama lo" balas Galen memainkan alisnya membuat Yeri mengerucutkan bibirnya, "lucu banget sih, jadi pengen bawa pulang" lanjut Galen gemas mengacak rambut Yeri.

Tak lama pesanan keduannya pun tiba. Setelah meletakkan ponsel Galen, Yeri terperanjat melihat kue coklat yang kini ada dihadapannya.

"Kak Galen ini... "

Tersenyum, Galen meraih kedua tangan Yeri untuk ia genggam, "lo tau kalau gue sayang sama lo kan. Gue harap gue bisa jadi tempat lo buat bersandar. Dan gue juga sadar kalau gue nggak bisa lihat lo deket sama cowok lain. Selama kita belum ada status pasti bakal banyak cowok yang nyoba deketin lo. Gue cinta sama lo Yer, dan gue yakin lo bisa ngerasa in itu. Sorry kalau gue nggak bisa ngasih lo sesuatu yang spesial atau romantis, gue cuman pengen lo tau gimana perasaan gue" ucap Galen menatap Yeri dengan segala kesungguhan nya.

Yeri yang bisa merasakan kesungguhan Galen pun terharu, karena selain keluarganya ternyata masih ada yang menyayanginya sebesar itu. "Kak Galen maaf, aku nggak bisa" ucap Yeri menunduk membuat Galen mengernyit tak mengerti.

"Kenapa? Lo masih ngarepin Bara" tanya Galen yang disambut gelengan oleh Yeri. "Trus apa Yer?" bingung Galen.

"Aku ngerasa kalau aku nggak pantes buat kak Galen, diluar sana masih ada gadis yang jauh lebih pantas buat kak Galen" terang Yeri masih menundukkan wajahnya.

Sadar apa maksud Yeri membuat cowok itu berdecak pelan, "maksud lo Riana?" tanya Galen namun tak ada balasan dari gadis dihadapannya. Galen menangkup kedua pipi Yeri agar gadis itu mau menatapnya. "lihat gue! Gue tulus sayang sama lo Yer. Please, sekali aja lo mikirin perasaan lo sendiri. Lo nggak usah mikirin orang lain apa lagi dengerin omongan mereka. Perasaan itu gaa bisa dipaksain Yer. Yang tau hati lo ya cuman diri lo sendiri" ucap cowok itu lembut.

Dear Heart -end-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang