RELATED LIAR | 002

3.4K 35 0
                                    


Playlist 'Rizky Febian - Menari'

Kalian?

MEET?

"Jee cepat! Pemimpin Direksi sudah hampir sampai." Jaden Grillhold, Executive Chef –nya telah berdiri didepan pintu pembatas antara Kitchen Area dan Pastry Area.

Jee yang masih sibuk menghias kue menoleh kepada pimpinannya itu. Mengapa tidak ia saja yang mengerjakannya agar cepat selesai, ucap Jee dalam hati kesal.

"Yes Mr. Jade ini sudah hampir selesai, bersabarlah ..." Jee benar-benar sudah merindukan Hamish. Ia pun ingin cepat pulang dan memeluk little star –nya itu.

"Rapihkan bagian bawahnya, Jee..."

"Dan, aku rasa berikan sedikit kemerlip di bagian itu ..." Tunjuk Mr. Jade pada kue.

Ada apa dengan hari ini, Jee tidak mengerti mengapa Mr. Jade menjadi sangat menyesalkan. Ia berkata agar Jee mengerjakannya dengan cepat, ia memperlambat pekerjaannya saat ini.

"Kau tau Jee? Ceo kita, pemilik hotel ini? Ia akan datang untuk menghadiri acara malam ini. Jadi, pastikan semuanya terlihat baik, okay?" Mr. Jade berkata dengan senang. Bagaimanapun dari banyaknya hotel yang Ceo atau Owners nya miliki. Sebuah kehormatan bahwa hotel ini diberi kesempatan untuk menyelenggarakan acara yang hanya hadir satu tahun sekali.

"Tenanglah Mr. Jade, aku hanya kesal karna ini mendadak." Balas Jee masa bodo tentang siapa yang hadir. Ceo? Owner? Ia tidak peduli.

"Tapi aku rasa Gaji Service kita akan meningkat pesat, itu bagus bukan Jee." Sahut Ex Chef –nya itu.

"Bagus. Aku sudah selesai Sir, apa ada yang kurang?" Tanya Jee.

"Perfecto, good job Jee." Ucap Mr. Jade kagum pada hasil kerja Jee.

"Thank you Chef." Balas Jee. "Sudah tidak ada lagi yang harus kulakukan. Aku akan pulang." Jee membersihkan Working Table –nya dan bersiap pulang.

"See you tomorrow." Sahut Mr. Jade

Jee pergi ke loker untuk menggati bajunya, mencuci muka dan membereskan barang-barangnya. Setelah selesai, ia lantas pergi ke lift untuk turun kebawah dan keluar mencari bis untuk pulang.

---

Arthur telah sampai di inggris. Ia telah berada di dalam mobil Limousine –nya menuju ke hotel dimana ia akan menginap sekaligus menghadiri undangannya.

Arthur mencintai kehidupannya saat ini. Kehidupan bebas tak beraturan.

Ia sudah lama tidak bermain dengan wanita, ahh... ia mungkin bisa menetap lebih lama di sini.

Ia menyukai wanita Inggris. Mereka tidak seperti jalang, memiliki batasan dan sopan.

Drrttrrtttt ...

Josua Horington Calling

Ponsel Arthur berdering. Josua sahabat yang hingga kini masih setia kepadanya.

"Bro, kudengar kau ke London?"

"Ups, sorry bro. Kukira kau sibuk. Apa kau sudah merindukanku? Padahal kita baru saja bertemu kemarin."

"Shut up! Ini yang membuat media selalu menggosipkan kita berpacaran, sungguh menjijikan."

"Bukankah kita memang ..."

"Persetanan, sungguh apakah kau benar-benar menaruh hati padaku?"

"Hahaha ... Oke-oke kita akhiri ini, aku masih normal!"

"Ada yang ingin kubicarakan dengan mu, ini serius."

"Apa yang ingin kau bicarakan?"

"Kau masih mencari wanita itu bukan? Aku memang telah menyelidikinya dari lama, baru saja salah satu suruhanku mengatakan bahwa ia telah menemukan wanita masa lalu mu itu."

"Kau menemukannya? Aku memang tidak benar-benar mencarinya kau tau? Aku hanya ingin melihat bagaimana hidupnya setelah ia pergi."

"Sedikit sulit mencarinya, ini sudah 4 tahun bukan?"

"Aku tau, aku pun susah mencarinya, maksudku aku terkadang memang memikirkanya. Tapi, kau tau terkadang aku marah, kesal dan beberapa perasaan kecewa."

"Bro, bila kau benar-benar hanya ingin melihatnya aku akan ..."

"Di mana ia?"

"Kau yakin ingin mengetahuinya?"

"Di mana ia Joo?"

Arthur sedang mengendalikan emosinya. Ia tidak ingin terlihat ia sedang memikirkan wanita itu atau bahkan beranggapan bahwa ia merindukannya. Tidak, tidak mungkin!

Ia sudah tidak punya hati. Memangnya siapa wanita itu, Arthur bahkan bersumpah wanita itu harus merasakan apa yang selama ini ia rasakan. Bagaimana semua penderitaan yang ia rasakan.

Ia menghela nafas, memikirkannya bahkan menyakitkan. Arthur memjamkan mata, memalingkan pandangannya.

Ia cantik ketika tersenyum.

Ia wanita dengan pesona mengikat.

Ia selalu menjilat bibirnya yang kering.

Ia selalu memainkan rambutnya ketika gugup.

Ia ....

Arthur sudah gila, ia bahkan masih mengingat hal-hal yang membuatnya jatuh cinta kepada wanita itu. Ia bahkan membayangkan wanita itu sekarang. Ia tengah duduk di depan halte menunggunya menjemput.

Tunggu, ia rasa ia tidak gila, ia benar-benar melihat wanita itu. Ia sedang duduk di halte menunggu dan .....

"Arthur ..."

"Arthur apa kau masih disana?"

"Bro, apa ada sesuatu ...?

"Joo apa dia ada di ..."

"Dia berada di inggris, tepatnya London."

.

.

.

tbc

Enjoy! Terima Kasih

Vote and comment dong, my first work .... :)

RELATED LIARTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon