W ; 5

457 47 19
                                    

Siang nya aku terbangun di dalam sebuah kamar bernuansa hitam dan abu-abu.

Dahyun datang masuk ke kamar, wajahnya selalu berseri ceria. Dia membawakan semangkuk sup juga minuman hangat.

Ternyata aku berada di dalam unit kakak lelaki nya.

Dahyun bercerita, semalam mereka; Jungkook dan Dahyun kepergok oleh kakaknya di club.

Kakak lelaki-Dahyun marah, dan menyuruh agar cepat pulang. Dan karena aku yang paling mabuk.. aku di gendong oleh kakak lelaki nya.

Bahkan, Dahyun menambahkan, aku di gendong dari dalam toilet. Astaga!

Mengingat nya saja membuatku ingin menutupi seluruh wajahku pakai bantal seharian.

"Tolong jika ada oppa mu kasih tahu aku, ya. Aku harus ngumpet!"

Malu sekali, Dahyun hanya menertawakan.

Aku beranjak ke ruang teve untuk makan, tidak sopan makan di dalam kamar orang asing. Ruangannya cukup klasik dan modern. Selera design kakaknya Dahyun patut di acungi jempol.

Banyak miniatur kaws, lukisan. Wah, luar biasa. Namun aku belum menemukan satu foto bergambarkan kakaknya.

Dahyun bilang, di kamar tadi padahal banyak foto kakaknya, foto keluarga, juga foto wanita tercinta kakaknya.

Aku tidak begitu menelisik kesetiap sudut di kamar tadi, sudah cukup merasa sangat lancang aku tidur di kamar utama.

"Jungkook kemana?"

Dahyun berhenti mengunyah keripik kentang nya, "Dia ada kelas siang, berangkat sebelum kamu bangun."

Oh.. Pantas saja sepi.

"Aku harus kembali ke unit-ku," Bagaimana pun, tetap nyaman di kediaman sendiri.

"Takut oppa ku datang, ya?" Tanya Dahyun meledek. Aku pun mengiyakan dengan polos, memancing tawa kencang Dahyun keluar.

Benar kok, aku sungguh luar biasa malu. Mabuk berat, di gendong dari toilet. Bahkan, tidur di kamar utama milik beliau!

Aku tidak ingin minum alkohol lagi!

"Tidak apa-apa! Malah Oppa bilang kamu harus sering-sering menginap di sini."

Sebelah alis mataku terangkat, "Aneh."

Sebaik itukah kakak lelaki nya Dahyun?

Aku menghembuskan nafas gusar, "Tetap saja.. Pokoknya aku kembali ke unit-ku, ya. Ke sana saja kalau kamu mau,"

Karena tidak akan ada Jimin lagi yang akan datang sesuka hatinya, iya kan?

Dahyun sedikit cemberut namun tetap mengiyakan.

Sesampainya di lantai unit-ku, aku menyadari lantai ini sungguh sangat sepi. Dan aku meragu untuk membuka pintu. Aku ingin, ketika aku masuk, di sana sudah ada seseorang yang sedang aku pikirkan.

"Mana mungkin," Gumam ku.

Hidup ini sungguh sedih, hidupku saja mungkin yang menyedihkan. Sampai tiga kali aku di tinggalkan oleh seseorang yang sudah membuatku berharap lebih.

Pokoknya aku haru cepat lulus, lalu kembali ke negara ku.

"Dari mana saja?"

TBC

Winter for goodbye ✔️Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora