#Viegan Alvaf Daren.

59 10 6
                                    

Namaku Viegan Alvaf Daren. Ini duniaku. Duniaku di dunia modern. Dimana para manusia itu berbeda beda. Terus terang saja kalau aku bisa sihir. Tidak ada yang percaya. Aku pendiam dan penyendiri, namun sekali bertindak akibatnya akan fatal. Aku memang bisa mengendalikan beberapa elemen terutama tanah. Tidak percaya kan? yasudah.

Karena hidupku ini penuh dengan kesunyian aku hanya bisa bermain dengan ulahku. Dengan begitu aku bisa sedikit terhibur. Oh iya, aku orang yang cukup gelap, aku mempercayai ramalan. Zodiakku adalah Virgo, elemen Virgo adalah tanah, tapi aku bisa mengendalikan semua elemen.

Dan sekarang yang aku lakukan adalah bermain dengan tanah. Tanah yang aku ambil dari belakang rumahku. Lalu aku mencoba untuk mengangkatnya dengan daya pikiranku. Berhasil dan aku mencoba mengarahkan pada air yang tergenang dengan langkahku yang terus mengawasi tanah yang sedang aku kendalikan agar tetap stabil. 

"Viegan!" sontak aku terjingkat dan menjatuhkan tanah yang sedang aku kendalikan. Aku menoleh seketika ke arah orang yang tengah memanggilku.

"Apa?" tanyaku pada kakak perempuanku. Dia benar benar mengganggu. Bingsit.

"makan siangnya sudah siap" ucap Dirla, nama kakakku lalu pergi.

Aku beranjak pergi, namun terhenti karena aku sempat heran melihat tanah yang kini berbaur pada rerumputan hijau. Padahal tadi sepertinya tepat akan jatuh di atas air. Aku menoleh ke sekitarku namun tidak ada siapa siapa. Harusnya tanah ini jatuh di air bukan di samping air yang terdapat rerumputan hijau.Pasti disekitar sini ada yang mengendalikan air ini. Siapa?

"Viegan cepetan!" teriak kakakku dari arah ruang makan. Tanpa berfikir panjang lagi aku segera melesat ke area tempat makan keluargaku.

Aku segera duduk di samping kakakku tepat di hadapan ibuku. Aku langsung saja mengambil sesendok masakan ibuku di piringku yang sudah ibu siapkan untuk diriku, namun tiba tiba saja kakak perempuanku itu mencengkram tanganku.

"cu ci ta nganmu" tekan kakakku. Aku meringis kepada kakakku lalu bangkit untuk mencuci tanganku di wastafel

"Viegan..." panggil ibuku lembut, Aku berfikir apa aku melakukan kesalahan saat di tengah tengah aku sedang makan?

"apa kamu tidak keberatan jika ayah dan ibu memindahkanmu ke sekolahan khusus sihir dan pengendalian?" Tanpa jeda aku sudah terbatuk batuk hebat.

"sekolah khusus untuk pengendalian?memangnya ada?" tanyaku setelah meneguk air putih.

"ada jika kamu mau" kini ayahku yang berucap. 

"aku tidak tahu apakah aku mau. Aku rasa sekolah khusus dan sekolah biasa di Jakarta sama saja" ucapku lesuh.

"kau boleh mencoba Viegan. Minggu depan kita akan berkunjung kerumah pamanmu. Kau bisa melihat gedung gedung high school dan asrama sekolahan yang berbeda di sini" lontaran ibuku membuatku sedikit bersemangat atas nama penasaran.



NEXT OR NO?

SihirWhere stories live. Discover now