#Day 2

20 6 0
                                    

Hidup dengan manusia biasa yang tidak memiliki kesamaan itu sungguh membosankan. Di saat seperti inilah kesempatanku untuk memikirkan bagaimana beda jauhnya dunia asli ku dan dunia kalap ku. Sayangnya aku belum pernah mendatangi tempat itu secara langsung. Aku hanya bisa membayangkan tempat itu, bagaimana orang orang disana mengendalikan sihir mereka sesuai alunan ketenangan pikiran mereka.

Aku dianggap rendahan, dianggap bau, dianggap mirip pel-pelan, dimanfaatkan, dikucilkan, di jauhi, di kentuti pun pernah. Aku muak dengan mereka semua. 

Aku tidak peduli tentang cerita mereka berbahagia dengan teman teman mereka. Aku tidak peduli dengan cowok yang pacaran dengan seseorang dengan seenak jidat bilang "mine". Aku juga tidak peduli dengan cowok yang kalau mau pacaran aja harus buat cerita benci-bencian segala. Aku tidak peduli dengan wanita yang suka mewarnai mulut mereka. Aku tidak peduli dengan harga bakso mbak Nin menjadi lima ribu. Aku tetap suka nasi gorengnya mbak Entin.

Pernah ada beberapa anak yang mencoba dekat denganku untuk berteman. Aku menjauh. Ada beberapa lawan jenis yang peduli denganku. Aku jijik. 


Dan sekarang apa? Ada yang mengirimiku surat gak jelas. Orangnya pasti juga gak jelas. Buktinya saja ia tidak berani memberikan surat ini secara langsung kepada ku. Malah nyuruh anak orang kasih ini surat ke aku. Basi.

Dear Viegan.

Nanti sepulang sekolah jangan pulang dulu. Tunggu aku di parkiran. Ada hal penting yang ingin aku sampaikan. Semoga kamu sabar menunggu.

-A-


A?

udah ketebak siapa ini orang. Aova. Hih..

Gak penting banget nih surat. Jatuhlah ke tempat sampah dengan selamat ya sur..

Dan waktu pulang ke rumah pun telah tiba. Ga guna buat ketemu cowok playboy kek Aova. Lagian aku udah tahu kok apa yang bakal dia lakukan sama aku. 

Aha! aku punya ide.

Akhirnya aku menemukannya di parkiran bersama teman temannya, bukan hanya cowok tapi ada juga cewek. 

Aova menatap kedatanganku dengan ekspresi bahagia karena ia pikir aku akan masuk dalam keranjangnya. Haha banyak ngayal ni orang, jadi pengen cepet cepet nabok pantatnya.

"eh Viegan, akhirnya datang juga" ucapnya setelah aku tepat ada di depannya. Pengen bawa pisau dehh..

Untuk menutupi siasat, aku membalasnya dengan senyum paksa. "mau ngomong apa?" tanyaku basa basi busuk.

Ia meraih tanganku. Sok swit ih..

"Viegan... Ka-Kamu mau nggak jadi pacarku?" ucapnya sok gugup padahal guguk.

Aku memberikan senyumku yang paling manis dari jasjus. "mau"

"hah?" ia mau aku mengulanginya dan memperjelas, tapi akan kuperburuk.

"kamu pikir aku mau?" yang tadinya senyum bahagia akan muncul di wajahnya, kini pudar.

"ma-maksudnya?"

Aku memberikan smile devil. "kamu pikir dengan memberikan sebungkus kata kata seperti tadi akan membuat seseorang datang dan menerima mu? itu yang lain, bukan aku. Modelmu aja pas pasan. Ganteng enggak, pinter juga enggak. Terus apa yang kamu tonjolkan hah? alat privat mu hah? Punyamu aja sama sendal jepit masih bagusan sendal jepit..." ucapku tertegun karena mulai ngelantur.

"DENGER YA! Aku yakin orang yang mau pacaran sama kamu itu pasti sejenis makhluk yang cuman suka sama luarmu aja. Sekarang aku tanya, kamu tuh bisa apa?"

Semua anak yang menyaksikan perdebatanku dan orang dihadapanku ini tiada yang tak tertohok. Apa lagi orang orang yang pernah berpacaran dengan Aova. 

"gak bisa apa-apa kan? Udah ketebak" ucap ku sesuai kenyataan. Sementara yang aku ceramahi masih tak percaya dengan apa yang baru saja aku ucapkan.

"heh cewek bau kentut!"kini cewek yang sedari tadi diam menyaksikan, kini berucap maju dan hendak mendorong tubuhku, namun dapat aku tangkis.

"kalau aku bau kentut, kamu bau kuburan baru" balasku dan cewek tersebut membulatkan matanya, mungkin memamerkan lensa mata hitamnya.

"Aovaa... Aku di hinaa" rengek makhluk tersebut. Sudah ku duga jika Aova masih berhubungan dengan Siti.

"Siti! kan kita lagi sandiwara!" ucap Aova sedikit berbisik, namun dapat ku dengar sangat jelas.

"kamu masih mau sandiwara? ketika aku dihina?"

"ya nggak juga sih"

Aku memilih pergi daripada menonton sandiwara tanpa camilan. 


A B C D

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 11, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

SihirWhere stories live. Discover now