Untukmu, yang ditinggal pergi

21 5 0
                                    

Untukmu, yang ditinggal pergi

Kemarin,
Adalah sumpah serapah yang berdebu
Menyisakan  lampu-lampu kota
Yang kian mati.

Kemarin,
Kamu membawaku ke satelit
Lalu, tersesat pada lapisan eksosfer
Dan kemudian kita terperangkap bersama pada orbit atmosfer.

Saat tiba di dunia.
Kepada pintu yang tak berujung,
Dan kepada kode jendela;
Ternyata memahamimu tak semudah berkelana dalam mimpi.

Laba-laba yang menggantung
Merangkap ku masuk
Diam, tidak tahu apa-apa
Itu; kamu.

Dulu,
Hamparan dandelion berjajar luas
Aku, kamu; kita
Berjalan berdampingan dengan dandelion

Sekarang,
Menatapmu adalah suatu kendala.
Ibarat menyapu debu di lapangan gersang
Hingga ketahuan burung yang singgah.

Kepada pena yang bersumpah pada waktu,
Dunia menggariskan ku mati,
Hanya menatapmu beromantisme
Dengan yang baru ber-apatisme denganmu.

Selamat tinggal kenangan-kenangan yang menjelma menjadi malaikat-malaikat malam.

Semarang, 12 Januari 2019
@Destinasalwa

VorseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang