Sudah.
Semuanya, sudah selesai.
Jangan dipaksa untuk tidak selesai.
Sejatinya, sebuah nadir akan bersurai juga.Seperti rumput yang sayu,
Wajahmu tertunduk lesu.
Pada akar yang rapuh,
Dirimu terantuk luruh.Disisi lain, bunga yang kau beri sudah layu.
Entah ini pertanda apa.
Mungkin, karena kisah kita sudah mati.
Tidak ada yang perlu kau nanti-nanti.Kamu yang dulu adalah Anda yang sekarang.
Aku yang dulu adalah Saya yang sekarang.
Kemudian, garis waktu sudah punah.
Katanya, semesta yang sekarang sudah lelah.Lelah bersenandika,
Lelah berpura-pura bersemenjana.
Lelah terjebak dalam terungkumu.
Dan satu, lelah beranjana di hadapanmu.-Tentang semuanya,
Kita yang tanpa makna. Tapi penuh makna.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vorse
PoetryRibuan sajak yang tertuang dalam goresan kata dengan makna tersirat di dalamnya. - - - Mungkin ini juga tentang sebuah luka, warna sebuah kisah, dan kejamnya takdir yang membuat kata hatiku berhenti di tengahnya gurun tanpa ada orang satupun sehingg...