tiga.

7.1K 495 12
                                    


+62xxxxxxxxxxx
Dengan nona Prilly Latuconsina?

Prilly menyerngitkan dahi. Baru saja pesawatnya landing dan ia masih di area bandara. Memasuki taxi bersama Gritte untuk pergi ke salah satu hotel di negara itu.

"Siapa sih?"

Tanya Gritte yang tidak sengaja melihat isi ponsel Prilly.

"Gak tau juga. Gue sering banget tahu dapet wa gak jelas gini."

"Eh bales dulu aja. Kali ae orang penting."

"Iya iya."

Iya saya Prilly Latuconsina.
Dengan siapa ya?

+62xxxxxxxxxxx
Saya Natasha dari Syarief Group
Ingin membuat janji temu dengan anda.
Apa memungkinkan?

Gritte shock hebat saat melihat balasan dari private number yang mengirim pesan.

Syarief Group?

VIP yang baru saja-

"Lo kudu jawab boleh Prill. Lo kudu ketemu sama mereka."

Prilly memutar bola mata malas. Mematikan ponselnya lalu menoleh ke arah Gritte.

"Gak penting baby. Gue gak minat. Udah gue bilang kan dari tadi. Gue gak bisa jauh dari lo. Oke?"

"Tapi prill mungkin aja yang kali ini bisa bikin lo makin sukses di masa depan. Gue gakpapa kok lo tinggalin. Lo kan juga punya hidup lo sendiri."

Kali ini Gritte tidak diam seperti kemarin.

Ya kemarin.

Mereka mendarat pukul 3 pagi tadi.

"Gritte stop! Udahlah ini keputusan gue. Seperti yang lo bilang gue juga punya hidup gue sendiri. Dan hidup gue sekarang itu kerjaan dan elo. Lo tau sendiri gue udah memilih untuk jauh dari keluarga gue setelah mantap jadi pramugari. Sekarang gue cuma punya elo. Jadi please Gritte. Percaya sama gue oke?"

Prilly menatap sedih sahabatnya. Supir taxi yang merasa penumpangnya sedang dalam situasi tegang memilih untuk memberikan space. Sedangkan Gritte diam lalu tak berapa lama meneteskan air mata.

Tak menyangka sahabatnya ini begitu hangat. Ia sampai tidak mampu berkata-kata. Hanya terus menangis dan memberikan pelukan erat kepada Prilly seakan-akan mereka akan berpisah jauh untuk selamanya.

10 menit mereka berpelukan dan Prilly rasa gadis dipelukannya ini sudah sedikit tenang. Ia melepaskan pelukan dan mengusap wajah Gritte yang sembab. Mata merahnya menatap lurus ke arah retina Prilly.

"Makasih banyak ya Prill. You are the best!"

Gritte menghapus air matanya. Lalu memberika pelukan singkat pada Prilly.

"Hari ini kita nikmatin aja liburan di sini. Jarang-jarang kita landing di negara eropa utara kayak gini. Tanpa jadwal untuk dua hari kedepan lagi. Jadi lo nikmatin aja oke. Selagi kita balik besok lusa bareng bos kita yang kata lo lulusan summa cum laude itu."

Prilly menepuk nepuk punggung Gritte. Mereka tersenyum lebar merasa menjadi manusia paling bahagia di dunia ini.

Hingga supir mengatakan bahwa mereka telah sampai ditujuan. Prilly memberikan uang dan keluar bersama Gritte dengan menyeret dua koper berukuran sedang. Menuju sebuah rumah kayu yang terlihat begitu indah di mata siapapun yang melihatnya.

"Let's have fun!"

"Let's go!"

[To Be Continued]

Airline I'm In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang