24. Mendadak Ceroboh -Alifa-

14 12 0
                                    

Nama Pena: Sunny/ Soni
Username: Dualifa

*_Brak!!_*

Seketika aku terpaku. Hanya tanganku yang gemetaran.

Bagaimana bisa? Bagaimana bisa ini terjadi? Oh ayolah, ini tidak mungkin. Ini pasti mimpi! Aku ini orang yang selalu berhati-hati dalam melakukan apapun. Bagaimana bisa aku menjatuhkan keranjang roti yang tidak bersalah itu? Oh lihatlah! Roti-rotinya sampai berceceran di lantai! Untungnya roti itu memiliki kemasan. Tapi, kenapa aku mendadak ceroboh seperti ini?

Penjaga koperasi siswa itu berjongkok untuk membereskan kembali roti yang baru saja aku jatuhkan. Setelah itu, ia kembali bangun. Aku mencoba untuk mengangkat kepalaku untuk menatapnya yang notabenenya lebih tinggi dariku. Dan, Sial! Dia balik menatapku dengan tatapan tajam.

Aku dalam bahaya.

Dengan cepat aku mengambil makaroni pedas titipan dari temanku, memberikan uang pas kepada sosok yang masih menatapku tajam itu, lalu secepat mungkin berlari keluar.

_Alifa Nur Latifah! Kenapa kamu menjadi ceroboh seperti ini?_

Aneh, gila, tidak jelas, menyebalkan, dan sekarang ditambah ceroboh. Tertutup sudah sisi baikku oleh keburukanku ini.

Memalukan.

Aku pun berjalan gontai menuju kelas. Ruang 13. Plang ruang itulah yang pertama kali kulihat ketika hendak memasuki kelas. Aku terus melangkah masuk, melempar makaroni kepada temanku lalu terduduk lemas di kursi.

Lama kelamaan, aku mulai terbuai dalam lamunan. Berpikir mengenai, siapa aku?

Ya, siapa aku?

Yang kutahu, aku adalah gadis 14 tahun yang duduk di bangku SMA. Padahal teman-temanku rata-rata berusia 15 tahun. Paling muda tetapi dewasa. Mungkin karena sering bergaul dengan orang-orang yang lebih tua dariku.

MIPA, itu jurusanku. Tepatnya, X MIPA 6. Aku sendiri masih bingung kenapa ditempatkan di jurusan ini. Padahal jelas-jelas, aku sangat lemah di Matematika maupun di IPA. Ya, meskipun sedikit demi sedikit, aku mulai menyukai Kimia. Mempelajari partikel-partikel yang bahkan tidak bisa kulihat sekalipun.

Anggota Organisasi Rohis sekolah yakni IKMAL (Ikatan Keluarga Masjid Al-Jihad), yang terlihat seperti bukan anggota rohis karena penampilan dan kelakuan yang sedikit urakan. Itulah aku.

Apa yang bisa aku lakukan? Entah. Sepertinya aku tidak punya keahlian khusus. Aku hanya bisa berimajinasi lalu menuangkannya dalam bentuk tulisan. Selain itu, mungkin tidak ada.

Oh ya! Orang bilang aku ini kreatif. Bermain dengan kertas dan high lighter lalu menjadikannya karya yang lumayan enak untuk dipandang mata. _Bullet journal_ dan _studygram_, aku menyukainya. Dan sekarang aku sedang dalam proses untuk membuat hidupku lebih terorganisir dengan cara membuat _Bullet Journal_ dan membuat cara belajarku menjadi lebih berkualitas dengan membuat _studygram_.

Selain itu, ada beberapa bakat kecil-kecilanku seperti memasak dan memotret.

Tetapi sekali lagi, sisi baikku sudah tertutup karena keburukanku. Penampilan dan kelakuan yang urakan membuat orang lain menganggapku buruk.

Tak apa, aku senang berkutik dengan bakat kecilku daripada dengan sombongnya membesar-besarkan apa yang aku bisa.

Anggap saja aku gadis aneh dan gila karena aku memang seperti itu pada faktanya. Aku juga senang menjadi orang seperti itu. Terlihat lucu dan bisa membuat orang lain tertawa.

"Alifa! Ada guru!"

Aku terperanjat lalu dengan segera memasukkan beberapa buku di atas meja ke dalam tas.

Akupun teringat sesuatu.

Sekarang jadwalnya ulangan Seni Budaya. Semalam aku terlalu fokus dengan Kimia lalu melupakan Seni Budaya. Dan waktu istirahat ini kuhabiskan dengan melamun.

Otomatis, aku sama sekali belum menghafal materi Seni Budaya.

Oke, tak apa. Seni Budaya bukan hal yang sulit. Masih bisa masuk ke logika.

Dan, 58. Itulah hasil Ulangan Seni Budaya ku.

Menyedihkan.

Ini Adalah KamiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang