05. U hug Me

97 12 0
                                    

Aku rasa bekerja di agensi SM Entertainment harus mempersiapkan fisik yang kuat, sebab kita harus bekerja tanpa henti. Bahkan hampir tidak ada hari untuk cuti.

Sudah entah berapa kali Aku menguap menahan kantuk bahkan badanku rasanya pegal semua.
Merenggangkan otot, Aku kembali menguap. Rasanya begitu nyaman jika tidur diatas kasur, ah membayangkannya saja Aku semakin ingin memejamkan kedua mataku.

Acara MusicBank masih belum selesai, membuatku mendesah lelah. Haruskah Aku berpamitan terlebih dahulu untuk istirahat di apartemen? ah, rasanya tidak mungkin. Aku bisa dipecat jika berani melakukannya.

Sembari menunggu acara selesai, Aku menggunakan waktu luang ini dengan duduk dipojokkan, menyenderkan punggungku yang rasanya begitu pegal pada belakang kursi lalu memejamkan mata agar sedikit mengurangi rasa kantukku.
Bahkan Aku benar-benar tidur dalam keadaan duduk seperti ini.
Namun satu jam itu sama sekali tidak terasa bagiku. Aku kembali membuka mata saat anak-anak NCT telah selesai show, bahkan mereka telah mengganti baju. Mataku memerah sebab hanya tidur satu jam.

Saat masih setengah sadar, sebuah tangan menarik sebelah tanganku.
Aku yang masih bingung akibat baru bangun dari tidur hanya menurut mengikutinya dari belakang, bahkan kurasa orang yang masih berada di ruangan ini menatap kearahku tanpa sebab. Sebenarnya siapa yang menarikku?

Seseorang yang menarikku barusan membawaku kesebuah toilet umum lalu membawaku masuk kedalam.
Aku berjengit saat kulihat wajah Taeyong yang muncul didepanku.

Didorongnya tubuhku sampai menempel tembok, membuatku menelan ludah susah payah.

"Kau gila?"
Itulah kalimat pertama yang berhasil membuatku merinding seketika. Aku tidak tahu dengan maksudnya.

Aku tidak berani menjawabnya, kedua tanganku sudah gemetar sampai Aku harus memilin sisi baju yang kupakai.

"Kau yang membawaku pulang semalam bukan?"
Kembali Aku menelan ludah. Sungguh, wajah Taeyong jauh lebih menyeramkan sekarang. Membuatku memalingkan wajah.

"Jawab!!"
Aku tersentak saat suara Taeyong kian meninggi. Bahkan mataku telah memerah menahan tangis sebab takut.

"Ak--Aku.. Aku hanya mem-membantumu."
Roboh sudah pertahanku. Aku telah menangis didepannya. untuk pertama kalinya Aku menangis didepan pria selain Appa. Bahkan untuk pertama kalinya Aku dibentak seperti ini.

Kulihat Taeyong mengambil ponsel di saku celananya, lalu diperlihatkannya tepat didepan wajahku.
Disana, terdapat foto. Dimana semalam saat Aku sedang membantu Taeyong dan melakukan hal gila itu.
Meski difoto tersebut tidak begitu jelas, namun Aku yakin itu adalah fotoku dan Taeyong, sebab baju yang dipakai memang terlihat sama seperti yang semalam kami pakai.

Aku menutup mulutku kaget. Darimana Taeyong mendapat foto itu. Bukankah selama Aku membantunya pulang sama sekali tidak ada paparazi.

"Kenapa kau membantuku? huh! Kau tahu, akibat ulah bodohmu itu Aku mendapat ancaman dari orang yang mengambil foto ini."

"Aku tidak bermaksud membuatmu merasa terancam."
Belaku meski tak berani menatap kearahnya.

"Tidak usah berlagak seperti pahlawan jika tidak tahu semuanya."

"Aku hanya membantu."

"Tidak usah membantuku! Kau hanya membuatku masuk dalam masalah."
suara Taeyong masih meninggi, bahkan ketakutanku padanya kian bertambah.
Isakkan tangisku tidak membuatnya merasa bersalah sama sekali.

"mianhae," ucapku lirih.

"jeongmal mianhae... Aku tidak tahu Apa yang membuatmu begitu marah setiap kali berhadapan denganku. Namun disini Aku hanya bekerja. Sama sekali tidak bermaksud membuatmu jatuh kedalam sebuah masalah. Dan seharusnya Aku yang marah denganmu, kau yang menciumku. Ciuman pertamaku!"

Amarahku telah meledak dihadapannya. Aku mengatakan kalimat tersebut dengan keadaan sadar, sangat terlampau sadar.
Disini bukan hanya Taeyong yang merasa kesal, jika memang Aku melakukan kesalahan, Aku akan berusaha meminta maaf. Namun disini, Aku sama sekali tidak tahu apa kesalahanku sampai pria itu bersikap seolah membenciku.

Dia pikir kejadian semalam adalah hal sepele. Baginya mungkin itu hanya sebuah tragedi biasa, namun bagiku yang notabene-nya seorang perempuan yang mempunyai pacar maka akan sangat menyedihkan. Membayangkan bagaimana jika pacarku sampai mengetahui hal ini, kuyakin Delano bukan hanya memarahiku namun meninggalkanku.

"Aku tidak tahu soal ciuman itu."

"Bohong! Aku tahu kau masih setengah sadar."

"Lalu kenapa? Kau memintaku untuk meminta maaf padamu?"

"Setidaknya kau bisa meminta maaf padaku sekarang."
Aku rasa ketakutanku padanya sedikit mereda, terlihat dari caraku membela diri saat ini.

"Kau pikir kau siapa?"
Aku menghela napas berat, ucapannya barusan membuatku merasa tersinggung. setidaknya jika dia tidak mau meminta maaf, jangan membuatku merasa tertekan akibat lirikan tajamnya yang seolah membenciku.

Tanganku terangkat menghapus kasar bekas air mataku lalu kembali menghela napas setengah terisak, bahkan aku hampir tersedak.
Rasanya ingin sekali Aku mencakar wajah angkuh milik Taeyong.

"Baik. Jika kau tidak mau minta maaf, maka Aku yang akan meminta maaf karena telah membuatmu merasa terancam akibat kejadian semalam."
Bahkan setelah Aku menghapus bekas air mataku, cairan bening ini kembali keluar tanpa disuruh.

"Aku akan mengundurkan dir--"

Ucapanku terpotong saat tubuh Taeyong menabrak tubuhku, membuatku sedikit terhuyung kebelakang.
Pria itu memeluku tanpa meninggalkan celah sama sekali, sangat erat. Pelukan yang selalu diimpikan oleh Oxy. Keponakanku itu sangat ingin dipeluk oleh idolanya jika bertemu nanti.
Namun bukan itu masalahnya, sekarang pertanyaanku hanya satu, kenapa Taeyong memelukku?

Aku mencoba berontak dari dekapan Taeyong, hanya saja pria itu malah semakin mengeratkan pelukannya padaku.
Membuat rasa kebingungan yang semakin menjalar dalam otakku.

"Wajah sialan!"
Kudengar Taeyong menggeram, bahkan pelukkannya kian erat ditubuhku.

Disini Aku semakin dibuat bingung olehnya. Apa maksud dari ciuman dan pelukan yang ia berikan padaku?

||||||||||||||||||||||||||||||

800+ kata. oke sip!
maaf, otak lagi buntu buat mikir alur.

intinya aku udah ngetik, los. titik.

have fun:)

Your Eyes [Taeyong]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang