Part 12 - A Never Ending Insanity

11.8K 1.2K 146
                                    

Upload untuk hari ini :
1. Trio koplak
2. Teaser cerita baru
3. Uncle Brant

Happy Monday, everyone 💜

🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷

Percy terdiam sambil menggertakkan giginya dan menghembuskan nafasnya dengan kasar. Sepeninggal Shin yang pergi mengejar Nayla, hanya tinggal dirinya dan Laura yang berada di restoran itu.

Baiklah. Percy kesal kalau dirinya ditinggal seperti ini dan berdua saja dengan Laura yang dinilainya sangatlah sentimen. Bagaimana tidak? Percy merasa kedua orang sialan itu sengaja meninggalkannya disini dengan dalih untuk menyuruhnya menyelesaikan masalahnya dengan Laura padahal itu adalah modus agar mereka terhindar dari pembayaran tagihan makan malam ini. Shit!

Rasanya Percy menjadi kesal. Lantas karena merasa kesal, dia melirik kearah Laura yang masih terdiam dan tidak bersuara seakan menunggu dirinya untuk memulai pembicaraan.

"Kau!" desis Percy sambil menunjuk kearah Laura hingga wanita itu tersentak kaget.

"I... iya" balas Laura dengan tatapan cemas.

"Karena kau yang terakhir masuk dalam lingkaran setan dibalik label manajemen proyek merger ini, maka kau yang membayar makan malam ini!" ucap Percy dengan ketus.

Laura mengerjap bingung lalu terlihat menggaruk kepalanya yang sepertinya tidak gatal itu. "Kenapa aku? Bukankah pria yang harusnya membayar tagihan jika dia pergi bersama dengan wanita?"

"Masalahnya adalah kita disini bukan karena pergi untuk makan malam bersama tapi terjebak dalam nostalgia settingan yang dilakukan oleh kedua orang gila itu." balas Percy.

Laura mengerutkan alisnya dan kini menyilangkan tangannya dengan tatapan cemberut. "Aku tidak mau bayar kalau kau tidak minta maaf padaku karena sudah mengataiku jalang!"

"Untuk apa aku meminta maaf kalau hal itu benar adanya? Seorang wanita baik-baik tidak akan melakukan hal keji seperti yang kau lakukan. Lagipula aku sudah tidak menganggapmu ada jadi kuharap kau memahami posisimu disini." ucap Percy dengan nada sinis.

"Kau yang tidak mau mendengar penjelasanku dan malah pergi begitu saja! Kau malah lebih mendengar apa kata orang lain dibanding aku." sahut Laura tidak mau kalah.

"Hahaha... lucu sekali! Kurasa apa yang kulihat itu sudah membuktikan tanpa perlu adanya penjelasan! Lagipula kau mengakui perbuatanmu yang katanya kau memang sengaja melakukan itu. Kenapa malah sekarang kau berdalih seolah kau adalah korban disini?" ujar Percy sengit.

"Karena aku mencoba untuk menjagamu dari kejahatan orang itu. Riley mengancam akan mencelakaimu jika aku tidak menuruti kemauannya untuk menyakitimu." balas Laura dengan mimik wajah sungguh-sungguh.

Percy hanya melengos dan memutar bola matanya dengan jengah. "Dasar ratu drama. Kau juga seperti itu saat dengan lantang mengatakan kalau kau adalah kekasih Riley dan aku hanya pria pecundang yang menjadi kekasih gelapmu. Sorry, aku tidak akan tertipu oleh tipu muslihatmu untuk kedua kalinya!"

Laura terdiam dan menatap Percy dengan ekspresi sedihnya. Jujur saja, jika wanita dengan tatapan mengiba itu dilakukan oleh Nayla, mungkin Percy akan luluh. Tapi jika itu Laura? Tidak ada rasa ingin menghiburnya melainkan merasa geli karena Percy tidak tahan untuk tertawa. Seperti sekarang.

"Jangan kau kira dengan wajahmu yang seperti itu akan membuatku luluh. Jadi..."

"Aku akan membayar makan malam ini." sela Laura sambil membereskan barangnya lalu beranjak dari duduknya tanpa melihat kearah Percy lagi.

The Rose Petal (COMPLETED)Where stories live. Discover now