Eps. 18

1.6K 131 0
                                    

"Lulu... Lulu! Kita pergi jalan-jalan, yuk!" teriak Arazka pada kucing berkaki pendek yang sedang buang hajat dalam wadah pasirnya.

Seakan sudah dilatih dan berpengalaman. Kucing bernama Lulu itu langsung menghentikan aktivitasnya. Semoga tidak ada yang tersisa.

Hari minggu sore di sebuah taman pinggir kota. Oh iya, keadaan Arazka saat ini sudah baik-baik saja. Ia sudah kembali sehat. Ia bersyukur Keeno mau menemaninya di rumah sampai siang. Tak ada banyak hal yang mereka lalukan. Keeno dan Arazka hanya asik dengan dunianya masing-masing. Keeno yang asik nonton movie maraton drakor dari viu. Dan Arazka yang berkutat dengan laptopnya. Tadinya mereka sempat ngobrol. Tentang kejadian tadi malam. Tapi tidak banyak yang Arazka ceritain. Ia masih berusaha menyimpannya. Keeno memahami itu. Ia menghargai privasi Arazka.

"Lucu banget kucingnya, Kak!" tegur seorang anak kecil yang kira-kira berumur 6 tahun.

Arazka tersenyum mendengarnya. Ia merutuk dirinya yang sempat bilang ke Keeno kemarin kalau nggak ada alasan buat dia kembali tersenyum. Padahal, emang Arazka-nya aja yang males senyam senyum. Arazka menggoyang goyangkan kepalanya demi menghilangkan perasaan bersalah itu.

"Kakak, nama kucingnya siapa?" tanya anak kecil itu lagi sambil mengelus elus bagian leher Lulu. Lulu menyukainya.

"Namanya Lulu." sahut Arazka.

"Hai Lulu namaku Jihu. Lulu suka makan apa?"

"Lulu suka makan apa saja yang penting sehat dan mengenyangkan." Yang nyahut Arazka. Meski tidak bisa meniru suara kucing. Tapi justru suaranya mirip seperti anak kecil. Lucu. Imut.

"Kalau sama anak kecil aja mukanya manis banget." tegur seseorang dari belakang.

"Keeno?" Arazka membalikkan badan menampaki penampilan Keeno yang santai. Kali ini topi kupluk yang bertengger di kepalanya.

"Lo itu lucu." komentar Keeno sambil duduk di rumput samping Arazka.

"Biasa aja."

"Sama aneh."

Arazka tidak meyahut. Ia lebih memilih bermain bersama Lulu dan Jihu.

Keeno ngomong lagi. "Gue tahu. Alasan kenapa lo bisa berwajah manis di depan anak kecil itu sebabnya apa."

Arazka menoleh. Wajahnya dengan muka Arazka tidak terlalu jauh. Tapi juga tidak cukup dekat. Ekspresi Arazka datar. Sedangkan Keeno mengulum senyum.

"Jangan sok tahu. Lo---"

"Lo kangen adik lo, kan?"







...

At Heart (Arazka Feat Keeno) | [completed] Where stories live. Discover now