Chapter 4

3.3K 318 63
                                    

Waktu makan siang sebentar lagi tiba. Naruto yang sudah menyelesaikan pekerjaannya pun memutuskan untuk segera pulang, mengingat sekarang di rumahnya ada seorang penghuni baru yang berperan sebagai benteng pertahanannya.

Kedua tangannya menenteng kantong belanjaan yang terlihat begitu penuh. Dengan kasar ia meletakkan kantong tersebut di atas meja dapur dan segera bergegas ke lantai atas, tempat dimana kamar si penghuni baru itu terletak. Tanpa permisi ia langsung membuka kamar itu.

Iris sebiru lautan itu menatap jengah ke arah ranjang. Dimana seorang gadis bersurai indigo terlihat masih lelap dalam tidurnya.

Ia berjalan mendekat ke arah ranjang, sedikit menepuk wajah Hinata untuk membangunkannya.

"Bangunlah Hyuga," ucap Naruto sambil menghela napas lelah.

Saat usahanya sama sekali tak membuahkan hasil, ia pun segera mengambil segelas air putih dan tanpa belas kasihan segera menyiramkannya tepat di wajah Hinata.

Hinata yang tentunya tak siap dengan serangan tersebut, segera bangun dengan mulut yang menganga lebar seperti ikan yang keluar dari air.

"Akhirnya bangun juga."

Mata Hinata seketika melotot lebar saat suara itu tertangkap telinganya. Tak berselang lama, tatapannya menajam ke arah makhluk kuning yang tadi menyiramkan air ke wajahnya.

"Kenapa kau menyiramku hah?" teriak Hinata marah yang sayangnya sama sekali tak berefek pada Naruto.

"Sebaiknya kau bersihkan dirimu. Setelah itu kita makan siang," ucap Naruto yang terlihat seakan tak peduli dengan kemarahan Hinata.

Setelah Naruto keluar dari kamarnya, Hinata segera bangkit dari ranjangnya. Berjalan ke arah cermin besar yang ada di sudut ruangan. Untuk kesekian kalinya, mata amethyst itu membola saat melihat penampilannya yang terpantul di cermin itu.

Kaus putih yang ia gunakan, kini menjadi basah hingga memperlihatkan bra hitam yang ia gunakan. Jangan lupakan ia yang hanya menggunakam celan boxer pendek, membuat pahanya terekspos semua.

"Dia melihatku berpenampilan seperti ini?" tanya Hinata pada dirinya sendiri dengan kedua tangan menyilang menutupi dadanya. Wajahnya menegang, dengan sedikit rona merah menghiasi pipinya. Ia malu, jelas saja. Pria itu sudah melihat penampilannya yang bisa dikatakan 'sedikit menggoda', mau dikemanakan wajahnya nanti saat mereka bertemu lagi.

Cukup lama Hinata merutuki dirinya sendiri yang memilih berpakaian minim seperti itu. Sekarang ia tinggal serumah dengan tiga pria dewasa yang berbahaya, dan sudah seharusnya ia menjaga cara berpakaiannya. Kenapa dengan bodohnya ia malah mengumbar kulit seperti ini?

"Tunggu-"

Di tengah kegiatannya merutuki dirinya sendiri, ia pun kembali menatap pantulan dirinya di cermin. Seakan baru ingat sesuatu, ia pun tak segan memukul kepalanya sendiri.

"Dia kan lebih suka pisang. Jadi kenapa aku harus khawatir?"

Tawa miris seketika keluar dari bibir mungil itu ketika ia mengingat satu hal penting tentang pria kuning tadi. Satu-satunya pria yang harus ia waspadai adalah Kakashi. Untuk Naruto dan Sasuke jelas keduanya tak ada masalah. Mereka berdua sama-sama suka pisang. Jadi tidak mungkin ia akan makan jeruk, apalagi jeruk yang masih muda sepertinya.

Saat merasakan perutnya yang mulai berteriak minta makan, ia pun segera mengambil langkah seribu ke kamar mandi. Secepat kilat ia menyelesaikan ritual mandinya dan tanpa khawatir sedikit pun ia segera keluar dari kamar mandi tanpa sehelai benang pun menutupi tubuhnya.

Ia segera membuka laci miliknya, mengambil sepasang bra dan celana dalam dan segera melemparkannya ke atas ranjang. Ia berpindah membuka lemari, sedikit berpikir untuk memakai baju apa.

2|| House Of Cards [Slow Update]Where stories live. Discover now