Hari ini acara di adakan, semua berjalan dengan lancar, ya ini acara terakhir, perpisahan dengan semua anggota.
Waktupun berlalu acara sudah selesai beberapa menit lalu, kini setiap anggota sedang bercengkrama satu sama lain mereka puas dan acara terakhir ini acara yang terbilang sukses, alhamdulillah.
"Farah" panggil Kang Agus yang berdiri sambil memegang layar untuk infokus
"Iya kang?"
"Bantuin bawain ini"
"Oke" aku mendekat ke arah Kang Agus mencoba meraih layar untuk infokus itu
"Hati-hati berat" ucapnya aku hanya mengangguk dan mengangkatnya, ya lumayan lah.
Aku masih mengobrol dengan yang lain sambil memegang layar infokus.
"Farah ayo" ucap Kang Agus yang sudah diam di motor, aku mendekat dan naik membonceng di belakang, dan menyesuaikan bawaan biar gampang di jalan, akhirnya layar infokus itu di taruh di pundang kang Agus dan aku memeganginya biar ga jatuh.
"Kang ini tuh kaya lagi megang senjata apa ya" ucapku mengingat playstation yang pernah aku lihat dulu di game GTA.
"Apa? Tembakan PUBG?" PUBG itu game yang lagi buming padahal aku ga terlalu bisa mainnya tapi memang perang perangan.
"Bukan ih apa ya namanya di pees itu di GTA, ih apa ya lupa"
"Yaudah apa atu"
"Ga tau ah" akhirnya aku menyerah daripada pusing
"Far pengen es campur"
"Yaudah beli, mau yang dimana? Di deket sini? Atau pas pertigaan kampus? Atau di kampus?"
"Yang deket sini ada murah"
"Iya 5000" ucapku
"Bukan 4000" jawabnya
"Ih...5000"
"Bukan 4000" Dan kami akhirnya mendebatkan harga hingga melewati tukang es campur.
"Ga jadi beli?" tanyaku
"Tar dulu nyimpen beginian dulu ke kampus" ucapnya pada bawaan yang banyak ini
Sampai di kampus kami langsung menyimpan bawaan, aku mengganti pakaian ku karena hari ini ada acara lain.
Aku baru sadar HP ku mati, jadi aku meminjam HP kang Agus untuk menghubungi Nesi.
"Kang pinjem HP"
"HP tu kaya gimana?"
"Handphone"
"Handphone itu kaya apa"
"Yang kotak itu"
"Spongebob kotak"
"Iiiih....Kang buruan" aku mulai gemes nih
"Nih" dia memberikan aku case HP nya, buat apa ya bungkusan HP ga butuh, orang lagi butuh HP-nya, aku menatapnya tajam dan dia pun menyerahkan HP nya, gitu ke dari tadi.
"Pinjem bentar". Aku menelepon Nesi tapi sayang dia off jadi aku menelepon teman yang lain dan katanya ada di Alun-alun, setelah itu aku mengajak kang Agus buru-buru, tapi dia malah ngelama lamain, ih pengen nangis da.
Akhirnya dia selesai memakai sepatu lama sumpah dah, dan mengantarku tapi ini jalannya kepelanan, aku merengek terus minta buru-buru, tapi engga di gubris, ih sedih jadi aku (T_T).
Akhirnya sampai alun-alun, tapi ko sepi ya, aku hanya menemukan 3 orang temanku saja sisanya entahlah.
Akhirnya kamipun pergi ke tempat tujuan yaitu kampus utama, biasa sebelum libur ada tes olahraga dulu.
Saat aku latihan dengan kelompokku Nesi datang bersama Lia.
"Farah ih...!!! Di cariin dari tadi di telponin, sampe harus nelpon kang Agus coba" cerocosnya, tunggu...
"Ko nelpon kang Agus sih" omelku
"Tar aja aku mau latihan" ucap Nesi berlalu pergi.
Kami selesai tampil, aku mendekati Nesi minta penjelasan, dia menjelaskan bahwa dia khawatir jadi dia menelpon kang Agus karena berpikir aku bareng kang Agus, dia merasa bersalah pasalnya kang Agus terdengar bangun tidur saat mengangkat telepon tadi, bukan hanya Nesi, Lia dan temanku yang lain juga berusaha menghubungiku, terhuranya aku mereka pada mengkhawatirkan ku, aku terkekeh sendiri pasalnya mereka menelponku sedangkan HP ku mati total, kan ngakak hehehe....
Kami pun pulang ke kosan masing-masing, aku biasa jalan bareng Nesi, tak lupa singgah di masjid untuk sholat asar, lalu pulang ke kosan masing-masing, hari yang melelahkan, namun hari ini hari terakhir untuk berada di sekitaran kang Adit, juga hari terakhir aku berinteraksi dengan Kang Agus, dan itu merupakan semogaku untuk kedepannya, ga ada yang tahu akan seperti apa di hari kemudian, aku hanya menyemogakan.
========
Assalammu'alaikum
Maaf telat up ya hehe..
Asli ga ada inspirasi hump...
Ini tuh ceritanya mau real life eh malah fiksi life 😂 (garing :( )
Oke happy reading❤❤
Lope banyak ❤❤❤❤❤❤❤❤
YOU ARE READING
Allah Dan Diaku
Non-FictionCerita ini mungkin sama dengan beberapa cerita soal penampilan luar, tapi cerita ini bukan cerita mereka ini ceritaku, tentang aku, dia dan Allah, tentang cinta diam ku, tentang mengagumi seseorang yang begitu saja. Tentang seorang pengagum rahasia...
