Bagian 16

1.5K 116 3
                                    

Guella memakan sarapannya dengan cepat. Tidak seperti biasanya ia bangun terlambat. Perkataan Lina yang menyuruhnya makan pelan-pelan pun ia hiraukan. Sebenarnya, ia tidak begitu terlambat. Tetapi ada seseorang yang harus ia temui terlebih dahulu sebelum ke kampus.

Abi yang melihat Guella tidak seperti biasanyapun kebingungan.

"Bukannya kuliah mu di mulai pukul delapan nanti? Ini masih pukul tujuh kurang lima belas menit, apa ada seseorang yang ingin kau temui?" tanya Abi, begitu Guella sudah selesai sarapan dan sudah berjalan ke luar rumah.

"Tidak ada." Guella menjawab cepat, ia kemudian melangkah cepat meninggalkan Abi. Tetapi dengan gesit Abi segera menahan lengan Guella. "Ada apa?" tanya Guella, matanya menatap tajam pada tangan Abi yang masih memegangnya.

"Aku akan mengantarmu."

"Tidak perlu." Guella akan kembali melangkah jika Abi tidak segera menahan lengannya lagi.

"Lepaskan." Abi tidak menghiraukan apa yang Guella katakan. Ia segera menarik Guella agar segera masuk ke dalam mobilnya.

"Apa yang kau inginkan?" tanya Guella begitu ia sudah berada dalam mobil Abi, dengan paksaan Abi tentunya.

"Mengantarmu," jawab Abi singkat.

Guella mencoba tidak perduli, ia hanya diam denga pandangannya yang tidak lepas dari jendela di sampingnya.

Melihat Abi, membuat bayangan kejadian itu muncul dalam kepalanya lagi. Guella menghela napas pelan, mau bagaimana pun tetap saja semua telah terjadi. Guella tidak bisa menyesali apa yang telah terjadi.

Tetapi kebingungan masih tampak jelas. Apakah Guella harus bertemu dengan kedua orang tuanya untuk membahas ini semua? Tidak, tidok boleh. Guella terlalu takut akan kata-kata menyakitkan yang mungkin akan ia dapatkan dari ibunya itu. tidak akan Guella membiarkan dirinya terluka dengan kata-kata menusuk ibunya. Sudah cukup.

Lalu, bagaimana dengan pertanyaan yang timbul dalam kepalanya. Apakah ia harus menanyakan pada Abi? Atau langsung ia tanyakan pada Kalista?

Guella memegang kepalanya yang mendadak pusing. Entahlah, pikirannya semakin bercabang kemana-mana. Guella butuh waktu untuk bisa menemukan jawaban sendiri, dan ia harus menyiapkan perasaannya akan jawaban yang ia temukan nanti.

"Mau kemana?" tanya Abi memecahkan keheningan di antara mereka.

"Ke kampus." Abi memandang Guella dengan pandangan tanya. Hanya sekilas, sebelum kembali fokus pada jalanan.

"Kau tidak mencoba menghindariku dengan pergi ke kampus lebih awal kan?" tanya Abi, sesekali ia alihkan pandangannya memandang Guella.

"Kalau iya, kenapa?" jawab Guella cepat. Ia tidak balik menatap Abi, pandangannya masih sepenuhnya pada pemandangan di luar jendela.

Abi menepikan mobilnya. Ia segera menatap Guella sepenuhnya.

"Kenapa berhenti?" tanya Guella cepat. Pandangannya ia alihkan pada Abi yang menatapnya tajam.

"Kenapa?" tanya Abi pelan.

"Kenapa apanya?"

"Kau kenapa?"

"Aku kenapa?" balas Guella cepat.

"Aku tidak sedang bercanda Guella. jawab aku." Sejujurnya Guella sedikit takut dengan pandangan Abi yang sangat tajam. Tetapi Guella menahan rasa takutnya agar tidak terjebak dalam situasi ini.

"Memangnya kau pikir aku bercanda?"

Abi menhembuskan napas, "Sebenarnya ada apa Guella? apa salahku? Kenapa tidak kau katakan dan kita luruskan permasalahan ini?"

Solitary ✔Where stories live. Discover now