Masih milikku...

49.7K 2.2K 116
                                    

Benar-benar minta maaf lama upnya, ciyus deh, aku tuh ada sibuk didunia nyata #lebay

Tapi sempat-sempatin kok nulisnya, curi-curi waktu eaaak!

So happy reading!!!!
____________

"Kei!"

Deg!

Ana mencoba untuk tetap tenang, dengan pura-pura tidak mendengar panggilan tersebut, walau jantungnya kini berdetak sangat kencang, ia merasa tidak akan bisa berpura-pura lagi jika berpenampilan seperti Ana biasanya. Ia mencoba untuk lebih cepat berjalan, namun tangan pria itu mencekal lengannya.

"Kei.."

Ana berbalik, dan mengkerutkan dahinya bingung. "Maaf, Tuan Alden, ada apa denganmu?" tanya Ana mencoba untuk tenang, ia tidak yakin jika Alden akan mempercayainya sebagai Anatasya.

Alden terkekeh pilu, tangannya yang masih mencekal lengan Ana berubah menjadi cengkeraman. "Cukup Kei!" bentak Alden hingga membuat Ana terdiam dan membeku.

"Jangan pergi lagi." ucap Alden, dan secepat kilat ia menarik Ana kedalam rengkuhannya dengan erat, seakan-akan tidak ingin melepaskannya lagi.

Tersadar dari kebekuannya. Ana mengutuk Alden yang berani sekali memeluknya. "Lepas brengsek!" Ana berontak dalam pelukan Alden, matanya menatap Alden dengan tajam nan benci. Pria didepannya saat ini adalah orang yang merubah kehidupannya menjadi lebih sulit, orang yang membuat anak-anaknya lahir tanpa ayah, orang yang membuat ia jauh dari keluarganya, dan semua keburukan terjadi karena pria ini.

"Aku yakin sekali kau masih hidup."

Ana mendorong Alden hingga pelukannya terlepas. "Alana sudah mati, aku bukan Alana lagi! Dan aku tidak kenal denganmu!!" teriak Ana dengan wajah merah penuh dengan kemarahan.

"Kei! Dulu kau selalu menolakku! Lalu membuatku kehilangan! Sekarang kau ingin pura-pura tidak mengenalku?!" tanya Alden dengan suara meninggi.

PLAK!!

"Jika iya kenapa? Kau ada masalah?" tanya Ana dengan sinis. Tangannya terasa panas karena menampar Alden dengan keras.

Alden tertawa hambar, tangannya menyentuh bekas tamparan Ana dipipinya. Ana masih sama seperti dulu, masih menolaknya, bahkan lebih dari sekedar menolak, yaitu benci padanya.

"Papa!"

Ana dan Alden menoleh kala mendengar panggilan tersebut.

Natha bersama Lyn berjalan mendekati mereka. "Kenapa Papa lama sekali membeli eskrimnya?" tanya Natha pada Alden yang masih membisu dengan pandangan datar.

Lyn meneliti Ana dari atas sampai bawah, rasanya ia pernah bertemu dengan wanita di depan Alden saat ini. "Sayang, dia siapa?" tanya Lyn dengan manja, menunjukkan bahwa Alden itu adalah miliknya.

"Saya hanya rekan kerjanya, Anda jangan khawatir, kalau begitu saya permisi." Ana segera melangkahkan kakinya menjauhi mereka, rasanya aneh berdiri di tengah-tengah keluarga kecil itu.

Alden mengepalkan tangannya sembari memandangi punggung Ana yang mulai menjauh. 'Kau masih milikku, Kei, tetap milikku."

****

"Ana, kenapa lama sekali?" Chandra mendekati Ana dengan Evan dan Evin yang sudah mengantuk. Ana mengambil alih Evin dari gandengan Chandra.

"Kalian terlihat mengantuk, kalau begitu kita pulang."

"Tapi kau belum menjawab pertanyaanku." sela Chandra. Raut wajah Ana terlihat aneh.

ALANA and The Baby Twins | End✅Donde viven las historias. Descúbrelo ahora