8. * Keajaiban *

2.7K 299 40
                                    


"ibu, pernahkah enggak melihat bintang terindah setiap malam. Putrimu ini pernah, pernah melihat bintang terindah di iris mata ternyaman yang pernah aku pandang. Itu milikmu ibu"

*eriyka

*****

Dengan kaki kecilnya Hasan pun berlari menuju sang adik. "dek Sen dek angun dek..... "teriak Hasan dengan tangisnya, tak lupa ia terus menggoyangkan tubuh sang adik agar terbangun.

Di peluknya tubuh kecil Husain dan Hasan bersamaan. "Husain denger bunda kan, bangun sayang bangun. Bunda mohon bangun nak" lirih (Namakamu) memeluk erat tubuh kedua putranya.

Tiba tiba "Uhuk uhukkk, ndaaaaa"teriak Husain sembari terbatuk karena air.

Namakamu yang mengurai pelukannya dan melihat sang putra yang tengah menangis "husain kamu bangun sayang, kamu bangunnn, alhamdhulillah ya Allah terimakasih ya Allah terimakasih "

Melihat semua menangis membuat Husain menghentikan tangisannya, lalu ia menatap sang bunda dengan mata kecilnya yang basah karna air mata " ndaaaa"

Di ciumnya seluruh wajah Husian
Dan Hasan bergantian, tidak lupa ia mengucap syukur karna sang putra bisa selamat "iya ini bunda nak ini bunda"

Husian pun menunjuk ke arah halaman belakang rumah, lebih tepatnya ke arah kolam renang. "bot bang Sen di ir, di mo mbil pi toh. Af bang Sen kal". Mendengar itu semua membuat semua orang yang sedari tadi diam melihat Husain, langsung melihat Iqbaal yang masih diam membisu,mereka pun melihat Iqbaal dengan tatapan penuh dengan kekecewaan.

Di belainya rambut Husain dan Hasan bergantian. "iya nak, nanti bunda ambil ya" ucap (Namakamu) sembari tersenyum penuh kekecewaan ke arah Iqbaal yang juga tengah menatapnya dengan tatapan penuh penyesalan.

Diangkatnya tubuh kedua putranya, (Namakamu) membawa keduanya menuju lantai atas lebih tepatnya menuju kamar keduanya, untuk mengganti baju Hasan dan Husai yang basah karena air.

Sedangkan para orang tua langsung menatap Iqbaal yang tengah menunduk dengan posisi bersimpuh di lantai.

"sepenting itu tugas kuliah kamu di banding nyawa Hasan sama Husain Baal" tanya papa (Namakamu) dengan suara beratnya, yang dapat semua tau ia sedang menahan amarah dalam dirinya.

Ayah Harry pun mengusap wajahnya kasar sebelum menatap kecewa ke arah Iqbaal. "Ayah kecewa sama kamu. Kamu liat anak kamu, cucu ayah, hampir mati gara gara ketledoran kamu. PUAS KAMU SEKARANG"

"maaf"lirih Iqbaal.

Ayah Harry pun semakin di buat kecewa dengan sang putra "maaf, kamu bilang maaf. Apa maaf kamu bisa bikin Husain baik baik aja seperti sedia kala"

Dengan sedikit keberanian Iqbaal pun menatap sang ayah dan juga yang lainnya "maaf yah, pa, bun, ma. Iqbaal salah maafin Iqbaal yang tledor", isak Iqbaal penuh penyesalan.

Mata tajam Ayah Harry pun, langsung menatap Iqbaal penuh amarah "ketledoran kamu udah keterlaluan Baal. Kamu enggak inget baru beberapa hari lalu Hasan hampir ke serempet motor, karena sifat kamu yang lebih mentingin tugas tugas kamu itu"

"tapi Yah, itu tugas penting banget. Apa lagi Iqbaal mau lulus lebih cepat biar bisa banggain semuanya" sanggah Iqbaal.

Ayah Harry pun terkekeh pilu, bahkan papa (Namakamu) menggeleng tidak percaya ke arah menantunya "bangga?, bangga kamu bilang, kamu mau banggain ilmu yang kamu dapet dan lupain kewajiban kamu sebagai seorang Ayah, itu yang kamu sebut ngebanggain"

Bunda dan si kembarUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum