tujuhbelas

721 111 12
                                    

Tidak heran jika jalanan masih ramai ketika hampir mendekati pertengahan malam. Kebetulan hari ini hari sabtu, besoknya hari minggu. Orang-orang memanfaatkan malam ini sebagai pelarian dari penatnya bekerja atau belajar selama sepekan.

Mereka berdua diam memperhatikan hiruk pikuk itu dari rooftop gedung kantor Agatha. Masing-masinh tangan mereka memegang ice blended latte kesukaan Dela.

Ya, semua itu ide Dela. Dia yang memberikan ide pada Agus untuk pergi menerobos kantor Agatha dimalam hari yang akses menuju rooftopnya berada di luar gedung. Meminum kopi dingin juga ide Dela yang diterima Agus mentah-mentah.

"Gus cape ga?" Dela berbalik menyandarkan pinggangnya pada pagar pembatas Rooftop. Angin membuat surainya berantakan, tapi Dela tidak mempedulikan itu. Agus yang tadinya serius memperhatikan jalanan dibawah sana mengibaskan pandangannya ke Dela.

"iya cape"

"ish tapi gue masih mau disini" Dela kembali memperhatikan jalanan yang masih ramai disana. Meminum sedikit kopinya agar tidak segera habis.

"lo lagi kenapa si, hm?" tanya Agus menahan anak rambut Dela yang berusaha menutupi wajahnya dan menaruh ke belakang telinga si pemilik.

Dela tidak munafik kalau perlakuan manis yang mungkin menurut Agus biasa itu tidak membuat darahnya berdesir.

Alasan Dela mengajak Agus kesini dan menahan Agus agar berlama-lama adalah dia ingin berdua dengan laki-laki datar itu. Tanpa suarapun tidak mengapa asal Agus berada disamping Dela. Mengingat setiap mereka bersama yang ada mereka berkelahi atau beradu mulut terus. Jadi, Dela ingin menikmati waktu berdiam tanpa suara dengan Agus walaupun hanya sebentar.

"gapapa" Dela mengalihkan perhatiannya dari wajah Agus guna menyelamatkan kerja jantungnya. Mengulum senyum memperhatikan Latte di tangannya.

Agus diam melihat Dela yang kelihatan sekali menyembunyikan sesuatu.

"mmm... Gus, gue mau nanya deh" Dela membuka suara dengan canggung. 

Agus mengangguk mempersilahkan Dela.

"Lo beneran ga nyusul ke acara tadi karena gue akhirnya pergi 'kan? Gue tahu lo banget, Gus. Mager lo ga bisa diapa-apain, tapi kenapa lo bisa bela-belain ada disana?"

Agus menjauhkan tubuhnya dari pagar pembatas, memasukkan satu tangannya ke saku dan memandang Dela.

"Lo berharap gue nyusul lo ya?" tanyanya dengan senyum tipisnya.

Dela ikut menjauh dari pagar pembatas, "Gus, gue serius"

"yaa apa alasan kedatangan gue juga seserius itu buat lo?"

"Banget. Serius banget!"

Agus mengangkat keningnya sebelah. "coba jelasin kenapa?"

Dela mengibaskan pandangannya ke sembarang arah, menggigit bibir bawahnya gelisah. Dia tidak bisa menjelaskan alasannya Karena, dia hanya ingin mengetahui apa yang sebenarnya Agus lakukan ini murni persahabatan atau ada hal selain itu.

"kenapa lo balik nanya si?!"

"ya gue pengen tau" Jawab Agus tenang.

"ga ada yang perlu lo tau. Udah ah bodo amat!" Dela membuang kopinya ke pot bunga dekat dengan tempatnya berdiri lalu melangkah meninggalkan Agus.

Dela kesal.

Agus tidak pernah bisa Dela mengerti seberapapun lamanya Dela bersamanya. Agus tetap laki-laki pelit ekspresi, manis sewaktu-waktu, dan tidak peka selamanya.

Padahal Dela hanya ingin meyakinkan perasaannya bahwa dia tidak bertepuk sebelah tangan, bahwa dia tidak jatuh cinta sendirian. Meyakinkan diri sendiri bahwa Agus bisa melihatnya sebagai perempuan. Bukan sahabat nya.

"Dela!" Panggil Agus saat Dela tidak juga menghentikan langkahnya.

"Fredella! Berbalik atau lo bakalan nyesel" Ancam Agus. Dela yang hampir menyentuh ganggang pintu tertahan dan akhirnya berbalik juga.

"Gus, lo capek. Gausah buang-buang tenaga lo itu buat adu mulut sama gue. Gue juga males jadinya" Dela melipat tanganya didada menghalau rasa dingin.

Agus menatap lurus ke arah Dela dan melangkah maju mendekati tempat Dela berada. Dengan suara rendah Agus berbicara

"jangan menghindar"

Dela terkesiap tapi Agus kembali melanjutkan kata-katanya,

"jangan menghindar lagi, Del. Kita jangan menghindar lagi." lalu tiba-tiba dahi Agus mendarat ke bahu Dela.

"G-gus.." Dela tergagap mencoba menjauhkan kepala Agus dari bahunya tapi tidak berhasil karena Agus malah melingkarkan tangannya ke pinggang Dela dan kepalanya semakin tenggelam di ceruk leher Dela.

"Gue beneran capek kek gini, Del" katanya seraya mengeratkan pelukan.

.
.
.
.

(anggap aja malem-malem)

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

(anggap aja malem-malem)

.
.
.
.
YO WASSUP GAES HEHEH PENDEK TP YAAA LUMAYANLAH WKWKK

I'm A Women TooWhere stories live. Discover now