20 - Private Party

618 146 2
                                    

"Oh! Kau menerima undangannya, Sel!"

"Tidak seperti aku memiliki pilihan lain."

Sambutan Renaud itu mengacu pada undangan private party yang diadakan untuk para desainer yang berpartisipasi dalam Fashion Week tahun ini. Tentu, salah satunya adalah aku. Dan menolak undangan pertama sebagai tamu akan membuat rumor buruk tentang Gazelle, dan itu tidak akan berakhir baik bagi perusahaan kami. Jadi, meski sedikit out of character, aku tetap datang. Aku tahu Renaud membicarakan tentang undangan private party ini, namun ingatanku berputar kembali ke siang tadi, undangan seorang pria yang memintaku pergi bersamanya dengan sangat manis. Bedanya adalah, tidak ada keharusan bagiku untuk menerima undangan tidak masuk akal dari Tuan Phillip yang sangat mendadak itu.

Oke, fokus pada di mana kau berada saat ini, Gisela. Kau menjadi representasi dari perusahaanmu, kau mempertaruhkan banyak di pertemuan semacam ini untuk ke depannya, jadi kau harus beradaptasi dengan baik. Aku tahu itu, sungguh. Sayangnya, bagaimanapun, aku masih merasa keramaian seperti ini memang tidak pernah menjadi bagian dari diriku.

Tren fashion masa kini sangat erat kaitannya dengan hal-hal tersier seperti ini, yang mana itu berarti aku harus membiasakan diriku terhadapnya. Seharusnya aku bisa menghindari pertemuan-pertemuan ramai seperti ini jika aku sudah menghadirinya beberapa kali. Namun, untuk beberapa kali pertama, aku harus datang dan menampilkan kesan yang baik atau Joanne akan mencekikku. Aku tidak bisa mengirimkan Joanne untuk menggantikanku, karena jika aku melakukannya, Renaud dkk pasti akan menjadikanku bahan gunjingan.

Lupakan itu semua, malam ini aku adalah pribadi yang menenyangkan. Tidak serius, tidak sedang bekerja, tidak harus tegas pada semua detail. Bersantailah sedikit malam ini, Nona Brown. High heels, countouring, gaun dengan belahan punggung rendah kebanggan Joanne dan senyuman ramah-sumpah, aku sedang berusaha- dalam lapisan lipstick merah. Oke, aku bisa melakukan ini. Malam ini saja. Aku masih berdiri bersama beberapa relasi kerjaku, sampai Renaud datang dan terus memberi kode padaku agar kami bisa bicara empat mata. Aku tahu, pria gila itu tidak akan berhenti sampai aku menangkap kode mata merem-melek-aneh yang dia buat itu. Sebelum semua orang melihat kode rahasia Renaud, aku segera mendatanginya.

"Berhenti membuat kode dengan matamu. Itu aneh. Permisi."

Tentu saja aku sudah gila jika aku menurutinya begitu saja.

Sayangnya, Renaud tidak sesabar itu. Aku menolak membuat ruang bagi kami, jadi dialah yang membuat kesempatan itu. Renaud bilang pada rekan-rekan bahwa ada yang harus kami bicarakan mengenai show hari ini pada mereka yang aku datangi. Dan dengan satu alasan kecil itu, dia berhasil menyeretku menjauh dari keramaian dan kami duduk di sofa di pojok ruangan.

"Katakan padaku, Gisela, kau bukan wanita seperti itu."

"Seperti apa, Renaud?" tanyaku jengah, menatapnya setengah hati sambil melipat tangan di depan dada.

"Orang ketiga yang nggak banget. Gisela seharusnya kau lebih pintar daripada ini."

"Apa maksudmu?"

"Ini tentang Wenzel dan Adeline."

Oh, aku sama sekali lupa Renaud masih mencurigai hubungan kami.

"Aku tidak peduli jika kau mencoreng nama baikmu yang membuatmu berada di sini. Je ne care pas. Aku malah akan sangat bersyukur jika satu nama pergi dari persaingan gila di dunia fesyen. Aku memperingatkanmu sebagai seorang teman sejak kita bersekolah di tempat yang sama di masa muda kita, Gisela."

"Renaud, dengar, tutup mulutmu dan dengarkan aku, Sayang." Aku mengambil tangannya dan membawanya menari di lantai dansa dengan gerakan yang paling membosankan yang bisa kalian bayangkan sebelum ada yang curiga akan pembicaraan kami yang terkesan ditutup-tutupi. "Aku tidak tahu kau sepeduli itu padaku. Terima kasih atas peringatannya. Tapi aku akan baik-baik saja."

Miss Brown (COMPLETED)Where stories live. Discover now