23

4.7K 417 19
                                    


Perjalanan yang ku tempuh ini adalah pilihanku, namun juga sebuah takdir dari Tuhan...
Jadi jangan memaksaku, untuk kembali jika itu bukan sebuah takdir yang dibuat olehnya.

•••

Jin masih berkutak dengan buku milik Jungkook tanpa sadar ada sepasang bola mata yang tengah memperhatikannya.

Jin terus-menerus membolak-balikkan buku diary milik Jungkook itu.

Yang membuat Jin tersenyum pahit dan merasa khawatir adalah ketika ia membaca diary Jungkook yang berkaitan dengan 'penyakit?' Jin bingung kala membaca bagian itu.

Hah? Penyakit? Apaan?

Loohh??

Jujur Jin kalang kabut dan benar-benar bingung di saat yang bersamaan.

"Bocah itu, pu-punya penyakit? Tetapi, kok... Aku tidak tau?" gumam Jin terdengar begitu sedih, ia sedikit mengusap air matanya yang mulai berjatuhan.

Oke! Jin, kau harus kuat! Demi adik-adikmu! Jangan pantang menyerah, selesaikan semua masalahnya dan bangun kembali keharmonisan keluarga!

Jin menyemangati dirinya sendiri, tanpa sadar sepasang kedua bola mata itu terlihat sendu dan sedih saat melihat Jin yang mulai terisak sendiri.

"A-aku jahat, aku bukan hyung yang baik Eomma..." lirih Jin merengkuh sebuah bingkai foto dengan gambar seorang Yeoja manis tampak tersenyum cantik ditengah, bersama ketujuh anaknya yang terlihat polos dan tanpa dosanya ikutan foto.

Jin menghapus air matanya lalu, membuka halaman diary itu yang mungkin ia tulis beberapa hari yang lalu.

Dear, Diary

Eomma... Appa...

Aku lelah...

Aku capek...

Izinkan aku ikut bersama kalian, aku lelah menanggung segala beban yang seharusnya di tanggung bersama, namun ini malah sebaliknya...

Aku benar-benar capek dengan semua penderitaanku, yang tidak pernah di dampingin oleh mereka selama 7 tahun.

Aku lelah jika selalu menahan rasa sakit yang menusuk ini, bukan hanya jiwaku yang tergerak namun batin ku ikut tergerak dan tidak bisa ku kendalikan lagi.

Aku berfikir, sampai kapan aku bisa bertahan? Hari ini? Besok? 1 bulan? Atau 1 tahun, lagi?

Entahlah...

Hanya tuhan yang tau, aku hanya mengikuti alur takdir yang ia buat untukku.

Kuharap, 'Jantung' ini akan terus bertahan sampai kalian menyayangiku kembali...

Deg!

Jin terdiam beribu bahasa kala membaca halaman itu, "tunggu, tunggu! J-jantung? Hah?! Jangan bercanda..." batin Jin kesal, namun buliran air mata yang mengalir tidak bisa di bohongi bahwa ia benar-benar khawatir.

Jin menutup buku diary milik Jungkook lalu meletakannya persis dimana tempat barang itu berada.

"Aku akan mencari tau semuanya sendiri..." gumam Jin.

Kriiieett...

Saat mendengar gesekan pintu, Jin cepat-cepat menghapus air matanya lalu tersenyum seolah-olah tidak terjadi apa-apa.

Jin menoleh ke arah pintu, ia melihat sesosok namja yang tersenyum ke arah nya.

Namja itu mendekat ke arah Jin, sedangkan Jin kebingungan dengan tingkahnya. "Hyung... Aku tau perasaanmu..." Jin mendelik melihat ke arah Namja itu.

Namja itu seketika memeluk Jin, membuat Jin menegang sejenak lalu membalas pelukan itu.

"Hyung... Aku merindukannya..." Jin mengangguk pelan.

"Hyung... Juga, Hoseok-ah..."

Jin melepas pelan pelukan itu, "kajja, kita sarapan bersama... Hyung sudah membuatkan kalian makanan yang lezat." Hoseok mengangguk pelan.

Sesampainya di ruang makan...

Keadaan rumah makan begitu hening dan sunyi, hanya ada decitan suara sendok dan garpu yang bertubrukan.

Hingga akhirnya Jin membuka suara, "siang ini kalian semua tidak ada aktifitas kan?" tanya Jin, membuat ekstensi mereka menjadi menatap Jin.

"Eumm... Yaa, aku sih tidak ada hyung... Gak tau kalau yang lain..." Hoseok bersuara.

"..." Namjoon hanya menatap kakaknya itu lalu menggeleng pelan, enggan mengeluarkan suara.

"Jimin, Taehyung... Kalian tidak ada urusan kan? Nanti siang?" mereka berdua sama-sama menggidikkan bahu mereka.

"Entahlah, hyung... Lihat saja nanti siang." itu suara Jimin.

"Emang siang nanti ada apa?" tanya Taehyung bingung, namun ia masih menyuap makanan itu.

Jin tersenyum tipis, "kita akan pergi menjenguknya..." ucap Jin pelan.

Saat salah satu dari mereka ingin berceloteh, sepertinya antara menolak atau apa.

Jin memicingkan matanya, "tidak ada penolakan!" tegasnya.

Mereka hanya mengangguk pelan, jika sudah begini Jin tidak bisa di lawan lagi.

...

Lanjutan ada di novelnya...

TBC.🌺

Maaf chapter nya pendek...

Huaaa, terlalu banyak perkerjaan...

Fighting for mee!!

Jika ada yang ingin di tanyakan, jangan sungkan!

Salam hangat
-Nana

I'm Alone | •JJK•Where stories live. Discover now