Bagian 20🌻

5.5K 53 0
                                    

Ombak apa ini, aku terseret sampai ke lautan.

Napas ku habis, aku tak bisa berenang.

Tolong aku.

Apa aku akan mati.

Siapun tolong aku.

Aku... Sudah... Kehabisan napas.

Aku tak sadar kan diri.

Tiba tiba aku merasa ada yang menciumiku.

Aroma yang tak asing, ciuman yang dingin.

Badan yang sangat menenangkan, dan suara berat yang sama, membangunkan ku.

"heyyy, bangunlahh, aku marah pada mu", ucap nya.

Aku membuka mata ku, aku sangat sangat kaget.

"hmmm, ju juna", ucap ku.

"kenapa?, kaget ya, ketemu aku lagi", ucap nya.

Aku hanya diam dan tak berbicara sepatah kata apapun.

Dan kaget nya lagi, aku telanjang bulat.

Juna menarik selimut yang menutupi tubuh ku.

Namun aku cegah.

"kenapa?", tanya nya.

Dia langsung menciumi ku ganas.

Tiba tiba, perutku sangat panas dan sakit sekali.

"auuuuuuuuuhhh, perutkuuu", teriak ku.

"biarkan obat nya bekerja sayang", ucap nya.

"obat apaa, auhhhh", ucap ku.

"ada lahh", ucap nya.

"kamu gila ya, anak ini ngga salah apa apa, auhhhh", ucap ku menahan rasa sakit.

"jelas anak ini salah, dia merebut mu dariku", ucap juna.

Rasa ini sangat sakit, sakit sekali.

Karena aku tak mampu menahan ini, aku pun pingsan.

Aku merasa aku tidur sangat lama sekali.

Aku merasakan ada yang menggenggam tangan ku.

"jojo bangun sayang, tolonglah bangun untuk ku", suara juna.

Aku mendengar suara itu dan membuka mataku pelan.

"ehmmmmmm", ucap ku.

"syukurlah kau bangun juga", ucap nya mencium tangan ku.

"kenapa, apa yang terjadi", ucap ku ke joan.

"maaf kan aku sayang, gara gara aku kau pingsan selama 2 hari", ucap juna.

"dua hari", ucap ku.

"maaf kan aku", ucap juna.

Aku memegangi perutku yang datar.

"aku membunuh nya", ucap juna menatap perut ku.

"kau akan mendapat kan yang baru dari ku", terus juna.

Juna mencium ku, ciuman yang dingin dan tenang.

Menindih tubuh ku, dan meraba semuanya.

"mari kita buat lagi", ucap juna.

"kau sudah gila", ucap ku.

"kau yang membuat ku gila", ucap juna.

"juna hentikann", ucap ku.

"kenapa?, kenapa aku harus menghentikan nya", ucap juna.

"hentikan kau bukan siapa siapa ku", ucap ku.

"lalu siapa joan?", tanya nya.

Aku bingung harus menjawab apa, rasa sayang ku mulai tumbuh ke joan.

Namun sekarang ada juna, apa aku katakan saja.

"dia, dia, dia calon suamiku", ucap ku.

"aku pun juga calon suami mu, aku ber hak atas diri mu", ucap nya.

Tatapan juna sekarang berubah, dari tadinya tatapan penuh cinta.

Sekarang tatapan nya seperti singa yang akan makan mangsanya.

Juna mencium ku sangat brutal layak nya orang kehausan.

Aku sudah kehabisan napas, namun juna tak peduli.

"hmmpp", napas ku habis.

Tangan juna memainkan kedua gunungku dengan sangat kasar.

Sakit sekali, sangat sangat sakit, di cubit di remas.

Bibir ku berdarah namun juna tak peduli.

Aku ingin menjerit namun bibir juna menghalangiku.

Ini sakit sekalii.

Aku tak kuat lagi, aku mendorong juna sekuat tenagaku.

Dengan cepat juna menggenggam tangan ku ke atas.

Sangat sakit tangan ku di pegang juna.

Bibir ku atas bawah di main kan juna dengan brutal.

Sangat sangat sakit, tak terasa air mata ku keluar.

Bersambung🌻.....

SIMALAKAMA💋Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang