Pernikahan

669 78 56
                                    

Sepuluh tahun saling mengenal. Aku gemetar. Hari ini tidak biasa. Semua kenalanmu datang, aku mengenal beberapa. Mereka mengenakan pakaian rapi dan indah. Senyumku mengembang.

Sebulan lalu aku menerima pesanmu. Kamu sudah menyiapkan semuanya. Undangan akan segera disebar dan tempat sudah ditentukan. Kamu begitu bahagia. Aku tersenyum menanggapi kebahagiaanmu.

Gaun sudah dipesan, katamu. Desainnya cantik. Aku melihatnya. Sungguh akan menjadi momen terbaik!

Aku masih gemetar. Debaran jantungku kian mengencang. Terlebih ketika penghulu telah datang dan orang-orang mulai berkerumun mengelilingi tempat ijab-kabul.

Aku memutar pandangan. Orang-orang tampak antusias. Dan tentu, kamu tampak begitu cantik dengan gaunmu.

"Siap?" ucap penghulu.

Sejurus kemudian sebuah ikrar pernikahan terucap. Kulihat senyummu mekar malu-malu. Rona bahagia terpancar di balik riasan wajahmu. Setetes air mata kebahagiaan menyertai lenguh puasmu setelah ikrar itu terucap dalam sekali tarikan napas.

Aku menarik napas dalam-dalam ... seandainya yang mengucap ikrar itu aku.

Cemara Tunggu (COMPLETED)Where stories live. Discover now